Faiza Karimatuz Zahida

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Season 2 - Buta Total (4)

“Pro harpy yakin akan menggunakannya? Ini sangat berisiko Pro.”

“Ya, aku tahu. Tetapi lebih berisiko lagi kalau matanya terus mengeluarkan darah. Semuanya! Lepas semua alat terbuat dari sihir yang terpasang di kedua matanya! Cepat!”

“Hati-hati! Dia bisa saja terluka!” Seru Pro lainnya.

Setelah itu, Pro bernama Harpy dan beberapa Pro ahli mata lainnya memasang alat terbuat dari sihir tersebut di kedua mataku. Kedua mataku bergetar, tubuhku juga ikut bergetar. Teriakanku memenuhi kamar rawatku.

Salah satu Pro mengucapkan mantra. Dan...

Zep.

“Fiuh. Syukurlah darahnya berhenti mengalir. Swony! Taruh lagi alat ini!”

Kemudian Pro itu mengucapkan mantra ke kedua telapak tangannya. Lalu mengusapnya ke mataku.

“Tidak berhasil.” Katanya pelan.

Pro itu pergi kembali ke ruangannya. Kali ini tugasnya ia serahkan kepada para Pervat dan beberapa Pro ahli mata yang masih berada di kamar rawatku.

***

Di ruangan Pro itu...

“Bagaimana Pro? Kenapa tadi Grabiela berteriak sangat keras?”

“Dia...” Pro itu menghela napas panjang.

“Matanya terluka. Mengeluarkan darah. Tetapi kini darahnya sudah berhenti mengalir. Tetapi–” Pro itu terdiam sebentar. “dia buta total.”

“Benarkah?!”

“Ya.”

“Tolonglah. Lakukan apapun demi Grabiela.”

“Kami sudah berusaha pigenda. Tetapi tidak bisa. Bahkan para Pro yang menguasai kekuatan sihir tingkat tinggi juga kembali turun menangani anak pigenda. Juga alat rahasia kami.”

“Lakukanlah sesuatu. Saya akan membayarnya mahal. Berapapun biayanya, yang terpenting Grabiela tidak buta.”

“Maaf pigenda, kami tidak bisa. Ini bukan masalah biaya yang kami ragukan. Kami sudah seberusaha mungkin membuat kedua mata Grabiela kembali berfungsi. Maaf, kami tidak bisa.”

“Mengapa? Bukankah ini rumah rawat terhebat di kota Muscaria dan di dunia sihir.”

“Seberapapun terkenalnya rumah rawat kami, kami tetap tidak bisa pigenda. Karena...”

“Karena apa?”

“Karena, em... aku tidak perlu memberitahukan hal ini kepadamu.”

“Katankanlah! Demi Grabiela.” Penyihir perempuan itu mendesak Pro di depannya.

“Karena selaput tipis yang menutupi penglihatannya itu terbuat dari bahan yang tak terduga. Awalnya berbentuk pasir yang kemudian berubah menjadi selaput tipis, dan terpasang secara otomatis menutupi penglihatannya. Kami tidak bisa menghilangkan selaput tipis itu. Tidak akan pernah bisa.”

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post