Resensi Film Negeri 5 Menara Adaptasi Inspiratif dari Novel Ahmad Fuadi
Pada hari Senin, 30 April, guru Bahasa Indonesia saya memberikan tugas kepada seluruh siswa untuk membuat resensi film Negeri 5 Menara. Tugas ini bertujuan agar kami dapat memahami isi dan pesan moral dari film tersebut, serta melatih kemampuan menulis resensi. Setelah menonton dan mencermati filmnya, berikut adalah resensi yang telah saya buat berdasarkan pemahaman saya.
Resensi Film 'Negeri 5 Menara'
1. Judul:
Negeri 5 Menara
2. Pengarang:
Ahmad Fuadi (novel asli)
3. Penulis Naskah:
Salman Aristo
4. Sutradara:
Affandi Abdul Rachman
5. Tema:
Perjuangan meraih mimpi melalui pendidikan, persahabatan, dan keteguhan tekad.
6. Tokoh dan Perwatakan:
•Alif Fikri: Cerdas dan pantang menyerah.
•Said Jufri: Ceria dan humoris.
•Baso Salahuddin: Pendiam dan tekun.
•Atang: Sabar dan setia kawan.
•Dulmajid: Riang dan usil.
•Raja Lubis: Percaya diri dan ambisius.
•Ustaz Salman: Bijaksana dan disiplin.
•Ustaz Abdurrahman: Tegas dan berwibawa.
•Amak (Ibu Alif): Tegas dan religius.
•Ayah Alif (Ayah Uda): Bijaksana dan mendukung.
•Kiai Rais: Berwibawa dan dihormati.
7. Alur
A. Alur Maju:
1.Alif lulus SMP dan memutuskan melanjutkan pendidikan di Pondok Madani, sesuai permintaan ibunya.
2.Di pesantren, Alif beradaptasi dengan kehidupan baru yang disiplin, bertemu dengan sahabat-sahabatnya, dan membentuk kelompok “Sahibul Menara”.
3.Alif dan teman-temannya menjalani kehidupan pesantren dengan tekun, menghadapi ujian, dan membangun mimpi mereka.
4.Setiap sahabat mencapai impian mereka: Alif melanjutkan studi ke Amerika, Atang ke Mesir, dan Raja ke Inggris.
B. Alur Mundur:
1.Kilas balik ketika Alif yang telah dewasa di Washington D.C. mengenang masa lalu di Pondok Madani.
2.Kenangan masa kecil Alif bersama ibunya di Maninjau yang menggambarkan harapan besar ibunya terhadap masa depan Alif.
3.Beberapa peristiwa penting di Pondok Madani, seperti pertemuan pertama dengan sahabat-sahabatnya dan pelajaran berharga yang didapat.
8. Latar : Benar sekali! Dalam resensi, latar biasanya dibagi jadi tiga: latar tempat, latar waktu, dan latar suasana.
Aku lanjutkan ya untuk Negeri 5 Menara:
8. Latar:
A. Latar Tempat:
•Pondok Madani di Ponorogo, tempat utama Alif dan teman-temannya menimba ilmu.
•Masjid Pondok Madani, terutama menaranya, tempat mereka sering berkumpul dan bermimpi.
•Danau Singkarak di Sumatera Barat, kampung halaman Alif.
•Bandara (saat Alif berangkat ke Amerika), menunjukkan pencapaian mimpinya.
•Beberapa tempat di Amerika (impian yang akhirnya tercapai di akhir cerita).
B. Latar Waktu:
•Awal tahun 1990-an, saat Alif masuk pesantren.
•Beberapa tahun ke depan, menggambarkan proses belajar dan tumbuh dewasa Alif dan kawan-kawan selama masa pendidikan.
•Waktu pagi, siang, sore, malam, digunakan untuk membangun suasana kegiatan santri seperti belajar, beribadah, hingga berbagi mimpi di bawah menara.
C. Latar Suasana:
•Religius, karena banyak aktivitas berhubungan dengan pendidikan agama.
•Semangat dan penuh harapan, terlihat dari tekad Alif dan sahabat-sahabatnya untuk menggapai mimpi.
•Kekeluargaan dan persahabatan yang erat antar tokoh.
•Harapan dan perjuangan, karena para tokoh berusaha keras menghadapi rintangan hidup.
9. Amanat :
Tantangan adalah kunci kesuksesan. Dari setiap rintangan, kita belajar untuk tumbuh, menjadi lebih kuat, dan tidak mudah menyerah. Film ini juga mengingatkan bahwa mimpi besar bisa tercapai jika disertai usaha sungguh-sungguh, doa, dan dukungan dari orang-orang terdekat. Selain itu, Negeri 5 Menara menyampaikan bahwa kebersamaan dan persahabatan dapat menjadi sumber semangat dalam menghadapi kesulitan. Rasa hormat kepada guru dan orang tua, serta kedisiplinan dalam menuntut ilmu, juga menjadi nilai penting yang ditanamkan. Yang tak kalah penting, film ini mengajak penonton untuk percaya bahwa latar belakang bukanlah batasan—asal ada kemauan, semua orang bisa mencapai masa depan yang gemilang.
10. Sinopsis
Negeri 5 Menara mengisahkan Alif Fikri, remaja dari Maninjau, Sumatera Barat, yang terpaksa mengubur impiannya melanjutkan sekolah ke negeri demi memenuhi keinginan ibunya untuk belajar di pesantren. Dengan berat hati, ia pun berangkat ke Pondok Madani di Ponorogo, Jawa Timur.
Di sana, Alif bertemu lima sahabat dari berbagai daerah: Said, Baso, Raja, Atang, dan Dulmajid. Mereka disatukan oleh mimpi besar dan semangat belajar yang tinggi. Di bawah bimbingan para ustaz, khususnya Ustaz Salman, mereka hidup dalam kedisiplinan dan berpegang pada semboyan “Man Jadda Wajada”. Mereka kerap berkumpul di bawah menara masjid, tempat berbagi cerita dan menggantungkan mimpi ke berbagai penjuru dunia.
Meski hidup di pesantren penuh tantangan, semangat, doa, dan persahabatan menguatkan langkah mereka. Satu per satu impian mulai terwujud, termasuk Alif yang akhirnya mendapat kesempatan studi ke Amerika. Film ini menampilkan perjuangan anak-anak muda dalam meraih mimpi dari tempat sederhana menuju dunia yang luas.
11. Kekurangan:
•Beberapa bagian cerita terasa berjalan lambat, sehingga kurang mendebarkan untuk penonton yang mengharapkan banyak konflik besar.
•Penggambaran latar luar negeri (seperti New York dan London) terasa kurang mendalam.
12. Kelebihan:
•Pesan moral yang kuat dan membangun semangat, terutama bagi remaja.
•Akting para pemain sangat natural dan menyentuh hati.
•Visualisasi suasana pesantren yang hangat dan akrab terasa sangat hidup.
•Musik latar dan sinematografi menambah kekuatan emosi dalam cerita.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar