Fadila Amaliah Ramadhani

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Chapter 2

Chapter 2

Tertunda Pergi - Chapter 2

keesokan harinya, salah satu di antara mereka yaitu Rani merasa sangat sedih dan merasa sangat bersalah karena suatu hal. Dia tidak tau bagaimana caranya mengatakan itu kepada teman-temannya yang lain. Rani takut temannya kecewa karenanya. Tanpa pikir panjang Rani langsung menelpon temannya satu persatu dan memintanya datang ke rumahnya segera.

Saat teman-temannya sudah sampai, Rani pun mengatakan yang sebenarnya.

"Teman-teman, aku minta maaf," ucap Rani dengan sedih.

"Tunggu, kenapa muka kamu pucat Ran?" Tanya Nurul.

"Kalian dengar dulu, aku minta maaf yang sebesar-besarnya sama kalian yah," Rani mengulang perkataannya.

"Kenapa minta maaf Ran? Kamu kan tidak salah apa-apa," kata Sarah.

"Kenapa Rani? Coba kamu bicara baik-baik dulu kami tidak mengerti apa yang kamu katakan," kata Fany.

"Jadi tadi malam aku demam tinggi," kata Rani dengan sedih.

"Pantas saja kamu saja pucat hari ini," Nurul langsung spontan mengatakannya.

"Aku minta maaf, mungkin aku tidak usah ikut liburan,"

"Kenapa tidak ikut?" Kata Nurul dengan nada tinggi.

"Biar kalian saja yang pergi, aku tidak mau menyusahkan kalian," kata Rani.

"Tidak! biar bagaimana pun juga kamu harus tetap ikut bersama kita, kami tidak mungkin meninggalkan mu sendirian disini dalam keadaan seperti ini, teman macam apa itu?" Fany turut angkat bicara.

"Benar! kami tidak akan tega meninggalkan mu sendirian dalam keadaan seperti sekarang ini, jika kami melakukannya kami tidak pantas disebut teman. Jika kami melakukannya itu berarti kami adalah teman yang buruk dan egois bagi kamu," kata Sarah dengan bijak.

"Masalah tiket dan hotel kita bisa undur atau dibatalkan, yang terpenting sekarang adalah Rani bisa cepat pulih kembali seperti semula agar kita bisa bersenang-senang bersama," kata Nurul sambil menatap Rani.

Fany kemudian membuka ponselnya dan membatalkan pemesanan tiket dan hotel kemarin. Meskipun mereka sedih karena gagal untuk berangkat, tapi di sisi lain mereka juga sedih karena salah satu di antar mereka sedang sakit dan mereka tidak mungkin meninggalkannya begitu saja. Mereka akhirnya memutuskan untuk menemani Rani sebentar dan memberikannya semangat agar dia bisa cepat sembuh.

Rani yang melihat perlakuan temannya merasa sangat bahagia dan sangat beruntung karena telah dipertemukan dengan orang-orang yang baik di sekitarnya, seperti teman-temannya. Tapi di sisi lain Rani juga merasa kecewa terhadap dirinya sendiri, dia tidak tega melihat temannya sedih. Rani tau teman-temannya pasti sangat sedih karena kepergiannya tertunda tapi ini sudah takdir tuhan. Mereka yakin tuhan sedang merencanakan sesuatu untuk mereka.

"Sekali lagi aku minta maaf yah," Rani tak henti-hentinya meminta maaf kepada teman-temannya.

"Sudah dibilang tidak apa-apa Ran, kami juga tidak marah kok yang terpenting sekarang adalah kamu bisa cepat sembuuh supaya kita bisa jalan-jalan bersama," Sarah mencoba menyemangati Rani.

"Betul itu! kamu harus cepat sembuh jangan sedih-sedih lagi, tidak usah berpikir yang macam-macam nanti kamu malah tambah sakit kalau banyak pikiran," Fany juga turut menyemangatinya.

Mereka kemudian berpelukan dengan erat, seolah-olah mereka tidak akan terpisah untuk selamanya. Setelah menemani Rani sebentar, mereka akhirnya memutuskan untuk pulang karena takut dicari oleh orang tua mereka.

"Loh Fan? Kamu dari mana saja? Bukannya sebentar lagi akan berangkat?" kata ibu Fany sambil terburu-buru menyiapkan makanan.

"Huftt... Hari ini batal bu," Menjawab pertanyaan ibunya kemudian menjatuhkan dirinya di sofa.

"Batal? Kenapa batal? Ada masalah?" Sambil mendekati Fany.

"Rani sakit bu, makanya semua di batalkan. Kita mau tunggu sampai Rani sehat kembali," kata Fany.

"Yaampun kasihan sekali, memangnya Rani sakit apa nak?" ibunya bertanya kembali.

"Rani demam bu,"

"Kamu harus sabar yah, semoga Rani bisa cepat sembuh supaya kalian bisa berangkat," sambil membelai kepala Fany.

"Makasih bu," Fany pun memeluk ibunya, setelah itu dia bersiap-siap untuk makan siang.

Malam pun tiba, ibu Rani memanggil dokter untuk datang ke rumah untuk mengecek keadaan Rani. Dokternya mengatakan bahwa Rani sudah mulai membaik, dokter mengatakan itu mungkin berkat dukungan dari teman-temannya sehingga membawa pengaruh untuk kesembuhan Rani.

Rani yang mendengarnya menjadi sangat senang. Dia juga yakin bahwa teman-temannya juga turut senang mendengar semuanya. Rani memutuskan untuk mengabari temanya waktu itu juga.

"Teman-teman ku pasti senang, aku kasi tau deh!" Sambil membuka ponselnya.

"Besok saja, sekarang waktunya kamu istirahat," kata ibunya sambil mengambil ponsel Rani agar dia bisa istirahat.

Setelah itu Rani meminum obatnya kemudian tidur, Rani sudah sangat tidak sabar untuk mengabari teman-temannya. Itu pasti akan membuat teman-temannya bahagia.

Keesokan harinya, Nurul, Sarah, dan Fany datang ke rumah Rani untuk melihat keadaan Rani sekarang. Mereka berharap agar Rani sudah lebih baik dari sebelumnya.

Rani menceritakan semua yang di katakan dokter semalam, mendengar itu Nurul, Sarah, dan Fany pun menjadi sangat senang. Rani akhirnya meminta teman-temannya agar membicarakan liburan mereka, tapi teman-temannya masih sedikit khawatir dengan kondisi Rani.

"Kalau begitu, kita atur waktu saja kapan kita akan berangkat kembali," kata Rani kepada teman-temannya.

"Kamu yakin Ran?" Sarah meyakinkan.

"Kenapa tidak, aku sudah sembuh karena ada kalian," Rani meyakinkan teman-temannya bahwa dia sudah benar-benar sembuh.

"Tapi kamu belum begitu pulih Rani, nanti kalau kamu kenapa-kenapa di jalan bagaimana?" kata Nurul.

"Iya benar, tidak usah terburu-buru Ran," Kata Fany.

"Aku yakin kok, aku baik-baik saja," Rani tetap meyakinkan teman-temannya.

Mereka akhirnya kembali memesan tiket dan hotel, mereka juga sudah yakin akan berangkat besok. Jika ditunda terus, takut hari liburnya habis kata Rani. Setelah semua selesai, mereka memutuskan untuk tidak berlama-lama agar bisa mempersiapkan barang-barang yang akan mereka bawa.

Mereka membawa persiapan berupa jaket yang banyak karena udara di sana sangat dingin, berbeda dengan Indonesia. Pakaian tebal adalah barang yang sangat berharga ketika berada di tempat yang dingin. Setelah menyiapkan semuanya, mereka pun bergegas untuk tidur.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post