Disma Maulidia

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Amarah Sang Tulang Punggung Menjadi Tangisan Sang Surgaku

Amarah Sang Tulang Punggung Menjadi Tangisan Sang Surgaku

"Buk, sebentar lagi Karin lulus SMA. Bagaimana ini? Apakah Bapak dan Ibu masih sanggup untuk membiayai Karin jika kuliah nanti? Bagaimana dengan kebutuhan rumah yang semakin meningkat ini, sedangkan adik-adik masih harus sekolah?". Kurang lebih itulah yang Aku katakan pada Ibu saat dia sedang santai sambil menunggu siaran televisi "Islam itu Indah" yang masih iklan itu. Beberapa detik setelah aku bertanya itu,Ibu seketika terdiam sambil menatap mataku yang sedang penuh tanya. Belum sempat terjawab pertanyaan itu, hujan yang deras datang dan Ibu harus memasang terpal agar jemuran yang sudah kering tadi tidak basah kembali. Aku juga membantunya untuk memasukkan toples yang sedang Ibu jemur tadi. Hitss... Di benakku muncul pertanyaan. Apakah pertanyaan tadi akan membuat Ibu sedih? Bagaimana jika Ibu terus memikirkan apa yang baru saja Aku tanyakan padanya. Aku jadi menyesal menanyakan hal itu pada Ibu, aku takut jika Ibu terus memikirkannya akan membuatnya jatuh sakit. Memang demikianlah 'Sang Surgaku' itu, beliau akan jatuh sakit jika ada pertanyaan dan pernyataan yang membuatnya sedih. Beliau cepat peka terhadap ekspresi anak-anaknya. Baik itu sedih,bahagia,ataupun lainnya. Wajar saja,beliau adalah seorang Ibu pastinya banyak hal yang harus dipikirkan untuk segala sesuatu yang berhubungan dengannya. Ibu-ibu lainnya juga pasti demikian.

Siang hari, Ayah datang dari bekerja dan bergegas untuk melaksanakan sholat Zuhur. Selepas sholat, Ayah dan Ibu berbincang-bincang masalah hal yang baru saja mereka alami pagi itu. Ayah menceritakan hal yang terjadi pagi hari di pasar dan Ibu juga demikian,menceritakan kejadian-kejadian yang terjadi selama Ibu berkeliling untuk jualan. Mereka berdua terdiam, seketika dibenak ibu muncul saja pertanyaan yang baru pagi tadi Aku tanyakan padanya. Ayah menggelengkan kepalanya.

Malam itu, Ayah memanggilku dan kami duduk di ruang tamu. Ada Ayah,Ibu,dan Aku duduk disana sambil disuguhi teh hangat dan pisang goreng buatan Ibu. Muncul pertanyaan dalam diriku, hal apa yang akan Ayah tanyakan padaku,Aku jadi takut. Ternyata Ayah menyatakan bahwa Aku harus tetap melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Ayah dan Ibu sanggup untuk membiayai asalkan Aku harus fokus belajar agar cita-cita yang selama Aku impikan tercapai dengan baik. Selain itu, Ayah juga marah kepadaku karena pertanyaan tadi pagi itu membuat Aku cemas, katanya Aku tidak perlu khawatir masalah biaya. Insha Allah kami sebagai orang tua akan selalu mendoakan, mendukung,dan membiayai sekolahku kelak. Atas izin Allah, semuanya akan dimudahkan olehNya jika Aku rajin belajar dan sungguh-sungguh,katanya. Ibu menangis mendengar perkataan Ayah tadi,mengapa tidak? Perkataan tulus seorang Ayah yang menginginkan anak-anaknya untuk sukses sampai ke jenjang perkuliahan akan terus ia perjuangkan. Masya Allah...

Di usianya yang sudah tua itu, beliau semangat untuk terus bekerja keras demi anaknya. Ayah dan Ibu selalu Istiqomah mendoakanku agar segala urusanku selalu dimudahkan oleh Allah. Dengan penghasilan yang tidak seberapa itu tetap Ayah usahakan untuk kebaikan masa depanku mendatang. Semoga Allah selalu memudahkan urusan mereka dan tetap diberikan kesehatan olehNya. Aamiin Allahumma Aamiin.

Memang begitulah Orangtua itu, mereka akan memperjuangkan jiwa dan raganya demi anak-anaknya. Orangtua tidak perlu khawatir tentang kesuksesan anak-anaknya, selama Allah memudahkan urusannya,maka apapun yang menjadi qadarullah itulah yang terbaik untuk kami, Anak-anaknya. Bukankah Allah SWT akan memudahkan segala urusan hambanya yang mau berikhtiar? Baarakallah.. Begitu juga dengan ujian yang Allah berikan kepada hambanya. Allah SWT tidak akan menguji hambanya di luar batas kemampuannya,itu firman Allah [QS Al-Baqarah :286]. Oleh karena itu, jikalau kita sedang diuji oleh Allah dengan suatu permasalahan dalam bentuk apapun itu. Baik ujian kebahagiaan maupun kesedihan tetaplah meminta pertolongan kepada Allah SWT karena Allah lah sebaik-baik penolong sejati. Jika kita ingat Allah, maka Allah pun akan ingat pada hambanya, itulah janji Allah. Semoga kita semua yang ingin melanjutkan ke jenjang perkuliahan selalu Allah mudahkan jalannya dan Allah mudahkan rezeki Orangtua kita sampai kita sebagai anak-anaknya mampu untuk membahagiakan mereka kelak. Aamiin Allahumma Aamiin.

Salam Literasi

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Masya Allah, semoga apa yg disma cita-citakan bisa terwujud, sukses selalu disama!!

11 Mar
Balas

Masya Allah,semangat yaa

11 Mar
Balas

Semoga semuanya berjalan dengan lancar. Semangat untuk masa depan kelak, semoga dimudahkan. Salam Literasi

11 Mar
Balas

Mantap tulisannya, lanjutkan! Sukses selalu. Salam literasi

12 Mar
Balas

Menginspirasi kamu sebagai seorang anak. Tetap semangat. Salam Literasi

13 Mar
Balas



search

New Post