Dinda Fitria

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

pendahuluan

Hari ini Ravaela tidak pulang ke rumahnya, ia pergi menemui kekasihnya. Kekasihnya mengajak bertemu, sebenarnya ia terlalu malas untuk bertemu kekasih nya itu tapi dia memaksa untuk bertemu.

Setelah sampai ditempat yang telah ditentukan Ravaela segera mencari keberadaan nya dan penglihatan nya berfokus kepada lelaki tinggi yang sedang memakai kaos hitam dan celana pendek selutut. Ia langsung menghampiri lelaki itu dan menepuk bahunya.

"Kenapa ngajak gw ketemuan?."tanya nya tanpa basa basi

"Lo pasti tau alasan gw ngajak lo ketemuan, lo tau?hubungan kita tersesat ditengah jalan, gw gatau terusan hubungan kita gimana, kita yang ga pernah saling ngehubungi satu sama lain bahkan ketemu itu pun kalo ada salah satu dari kita yang mau. So gimana klo kita akhiri semuanya?". Ucap Kekasihnya "MARVEL"

Ya kekasih Ravaela bernama Marvel.. sama halnya dengan Ravael, Marvel juga berasal dari keluarga terpandang, namun Marvel selalu mempersalahgunakan ketenaran nya, Ia juga terkenal di sekolahnya.

"Hhhhhhh." Ravael tertawa sarkas.

"Dari awal gw juga yakin klo hubungan kita itu toxic, dua duanya sama bosen dan yah kita berdua juga udah gada perasaan lagi, dan emang bener gada keuntungan buat kita klo tetep ngelanjutin ini semua, ya gw mau akhiri ini semua." Ucap Ravael santai sembari memainkan jari jarinya.

Marvel menggertakan rahangnya, ia tidak pernah berpikir mendapatkan jawaban seperti ini, sebenarnya Marvel hanya sedang mengetest Ravael, karna yang ia tau Ravael adalah orang yang paling menyukai tentangnya, "tidak ada keuntungan untuk mereka saat melanjutkan hubungan nya itu" namun disisi lain, Marvel adalah orang yang mendapat keuntungan dari hubungan itu.

Karena ia suka uang Ravaela, meskipun ia tergolong orang berada tapi ia lebih suka memanfaatkan orang lain. Menurutnya rugi jika tidak dimanfaatkan.

"Oh ya udah kan? Ga ada hal penting lagi untuk dibahas?kalo ga ada hal penting gw cabut dulu."

"Thanks for all."ujarnya sembari menepuk pelan bahu Marvel, lalu melanjutkan jalannya.

"Ravaela Gristiana Madison, gw ga akan pernah ngelepasin lo smpai kapan pun."ujar Marvel dengan tangan kanan mengepal kuat.

●●●●●

"Kenapa baru pulang? Habis dari mana kamu Ravael?."

Ravael yang ingin menaiki tangga terdiam sesaat mendengar suara berat tersebut, ia membalikkan badannya dan menemukan sosok pria berwajah tegas didepan nya.

Ya itu tuan Madison, ia baru pulang dari Luar Negeri untuk urusan bisnis selama beberapa bulan.

"Papah?." Ravaela tersenyum kikuk, ia bingung harus menjawab apa.

"Ravaela Madison saya sedang bertanya kepada kamu, apa kamu tidak mendengar saya nak?." Ujarnya sekali lagi dengan mimik wajah tegas.

"Eh im sorry pa, aku tadi lagi ada kerkol sama ciboy dan Olive." Ia berbohong. Tidak, posisinya tidak aman sekarang, jika papa nya tau bahwa ia bolos pelajaran papa nya pasti akan memarahi nya habis habisan dan tak segan main kasar kepadanya.

"Oh begitu."

"Dengan apa saya bisa percaya dengan kamu?". Ujarnya sekali lagi.

"Pa maaf hari ini aku capek banget, pasti papa juga cape kan pulang dari luar negeri?mending papa istirahat, aku mau istirahat sebentar dah~~." Ravael langsung berlari menaiki tangga, sejujurnya ia sangat rindu dengan papa nya namun rasa kegengsian nya sangatlah tinggi.

Di kamar mandi, disini lah ia sekarang berada, merendam badan nya didalam bathub berisikan air yang penuh busa menutupi badan nya.

"Lo pikir gw bodoh Marvel, gw bakal bales semua perbuatan yang udah lo lakuin."ucapnya sambil menampilkan senyuman miring. Tak lama dari itu handphone nya berdering, ia mengelap tangan nya lalu mengangkat telfon itu.

"Hm?kenapa?."

"Eh gw sama olive ntar malam mau ke club lo ikut kagak?" ucap orang diseberang.

Ya itu ciboy, ciboy bisa dibilang mempunyai 2 identitas, ia sebenarnya pria namun ia lebih suka menjadi seperti perempuan, bisa disebut wanita jadi jadian.

"Liat ntar aja deh, papa gw pulang, lo tau sendiri kan papa gw gimana."

"BENERAN PAPA LO PULANG?!!." Heboh ciboy

Ravaela menjauhkan handphone dari telinganya,

"Ya kenapa emangnya?."

"Papa lo bawa itu kan ehe oleh oleh kan buat kita?bisanya kan gitu hehe." Ujarnya tanpa rasa malu.

Ravaela tak menjawab, ia langsung mematikan telfon nya sepihak, persetan akan makian teman nya itu. Ia langsung keluar dari bathub dan menggunakan bathrobe.

Ia sekarang sudah berganti pakaian. Ravaela hanya menggunakan celana panjang dan hoodie oversize berwarna hitam. Ia mulai mengambil laptop untuk mengerjakan beberapa tugas yang tadi diserahkan oleh guru. Jangan mengira ia tidak pernah mengerjakan tugas, justru ia termasuk anak yang rajin mengumpulkan tugas. Tak lama kemudian pintu terbuka dan menampilkan sosok muda, Nyonya Charlotte. Ia berjalan kearah Ravaela, namun Ravael tidak memperdulikan kedatangan ibunya itu.

"Sayang."ujar Nyonya Charlotte sembari mengelus rambut Ravaela. Ravaela tidak menjawab.

"Papa dibawah lagi nunggu kamu, ada yang mau dibicarain katanya."

"Ravaela"

Ravaela menutup laptop dan langsung menuju ke bawah. Nyonya Charlotte hanya menghela nafas, kebiasaan nya setiap hari sehingga ia tidak heran dengan sikap anaknya itu.

●●●●●●

"Kenapa pa?."tanya Ravaela sangat ia sudah berada di bawah.

"Kemari, dan duduk saya ingin membicarakan sesuatu." Ravaela menurut ia duduk berhadapan dengan Tuan Madison.

"Ini untuk teman mu." Tuan Madison menyodorkan 2 paperbag hitam berukuran sedang. Ravaela segera mengambilnya.

"Kemarin Kepala Sekolah menelpon saya, 5 hari berturut turut kamu tidak ikut pelajaran tanpa alasan yang pasti, kenapa?."

Ravaela diam, ia tercekat saat melihat tatapan penuh tanya didalam mata Ayahnya. Ia bingung ingin menjawab apa. Lidahnya terasa kaku untuk digerakkan.

"Ravael..."

"Sorry." Ravael menunduk.

"Sorry for?." Ucap Tuan Madison menyelidik.

Ravael terdiam, melihat Ravael yang terdiam tuan Madison menggertakkan rahangnya.

"Ke ruang kerja papa sekarang!." Suruh tuan Madison sembari beranjak dari duduknya.

Ravaela menurut, saat ini ia harus mempertanggung jawabkan perbuatan nya. Ia sudah tau apa yang ayahnya akan lakukan padanya. Ia berjalan ke ruang kerja ayahnya perlahan dengan langkah yang berat. Setelahnya hanya mereka sekeluarga yang tau..

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post