DIANA RUSDIANTI

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
PERSEMBAHAN UNTUK MAMAKU!

PERSEMBAHAN UNTUK MAMAKU!

PERSEMBAHAN UNTUK MAMAKU!

Masih ku ingat ketika mamaku bilang, “tuntutlah ilmu sampai ke negeri Jiran”. Sebelumnya aku tak paham pribahasa itu. Aku hanya tahu, aku harus sekolah. Di mulai dari tingkau PAUD 9 Taun lalu. Kemudian ke taman kanak-kanak baru kejenjang yang lebuh tunggi yaitu setingkat Sekolah dasar

Aku merasa itulah tugasku saat ini. Pemerintah juga telah mewajibkan, setiap dari kita para generasi muda untuk semangat belajar. Awalnya kami merasa, bahwa apa yang kami lakukan ini hanyalah sekedar gugur kewajiban, tapi lambat laun kamipun menyadari bahwa belajar adalah suatu kebutuhan.

Jika aku sedang ikut mama ke pasar, tak jarang ku melihat para pengamen di beberapa titik lampu merah atau traffic light dibeberapa persimpangan kota. Ada juga para peminta-minta yang tak jarang dari mereka yang masih muda belia. Dalam hati ku bertanya, mengapa mereka harus mencari nafkah dengan cara seperti itu? Apakah mereka tidak bersekolah? Ataukah mereka tidak mendapatkan pekerjaan? Ataukah apakah karena mereka malas?

Pemandangan berbeda ku amati ketika ku melihat beberapa anak-anak muda dengan penampilan yang begitu rapi tengah bekerja di beberapa perkantoran pemerintah maupun swasta. Mereka begitu cekatan, bersemangat dan penuh percaya diri.

Dari dua kejadian berbeda ini, aku berpikir apakah ini memang takdir Allah? Ataukah mereka berada dalam situasi berbeda karena tingkat Pendidikan yang berbeda. Lama ku merenung. Jauh dalam lubuk hatiku, aku menyadari, bahwa antara anak yang malas dan rajin sungguh sangat berbeda sifat dan tindak tanduknya. Siapapun pasti akan bisa memebedakan mana anak yang malas dan mana anak yang rajin.

Rasa malas yang terlanjur menggerogoti, akan menjadi sebuah kebiasaan yang sulit untuk kita bisa keluar didalamnya. Kecuali sebuah rasa untuk berubah dan berbuat menjadi lebih baik. Kita akan cepat merasa puas akan sesuatu yang kita peroleh. Kita hanya menjadi penonton tanpa bisa berbuat apa-apa. Paling pintar mengkritik kelemahan orang lain, tanpa berkaca pada diri kita sendiri seperti apa kita aslinya.

Berbeda dengan mereka yang rajin. Mereka tidak akan pernah merasa puas atas apa yang mereka peroleh. Rasa ingin tahu mereka lebih besar untuk selalu mencoba dan mencoba. Kegagalan tak menghalangi mereka untuk putus asa, tapi menjadi penyemangat untuk selalu berbenah menjadi lebih baik. Orang- orang seperti itu pastinya didukung oleh pengetahuan yang mereka peroleh. Ilmu yang mereka dapat mereka coba terapkan dalam kehidupan mereka sehari-hari.

Ini adalah gambaran untukku pribadi. Hidup dari kecil bersama mama tanpa sosok ayah, tak harus membuatku lemah. Aku harus bangkit mencapai cita-cita demi kesuksesan masa depan. Belajar menimba ilmu harus senantiasa ku sematkan dalam setiap desah nafasku. Aku yakin dengan ilmu dunia akan bisa kuraih. Untuk mama tercinta. Diana sayank Mama.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post