Prolog
"Peralatannya udah lengkap semua kan?" tanya gadis dengan rambut ikal berponi ini.
Gadis berambut hitam lurus ini membawa sebuah tas ransel besar dan meletakkannya didalam mobil.
"Reya, cemilan kita mana?" tanya gadis dengan rambut sedikit agak pirang ini. Gadis berambut hitam lurus ini menoleh.
"Noh aman didalam mobil," jawabnya.
Setelah dirasa cukup, ia pun mulai memasuki mobilnya dan duduk di kursi kemudi. Ia menatap gadis disampingnya yang sudah siap berangkat kemudian menoleh kebelakang untuk melihat gadis berambut sedikit pirang yang terlihat sudah menyandarkan badannya di leher kursi.
"Berangkat tante grab!" ujar gadis yang duduk di kursi belakang.
"Apa banget tante grab," omel gadis yang diketahui bernama Attreya ini.
"Yaudah, yuk meluncur!" ujar gadis berponi disebelahnya ini.
Attreya pun mulai menarik persneling dan menginjak pedal gas agar mobil hitam kesayangannya ini bisa melaju membelah keramaian kota.
Mereka memang sudah dari jauh hari berencana untuk pergi berkemah. Untuk itu mereka pun mencari tempat yang jauh dari keramaian.
Perjalanan di hiasi dengan tawa dan juga nyanyian mereka ketika memutar beberapa lagu kesukaan mereka. Hingga semuanya berubah ketika Attreya berkata, "REMNYA BLONG!"
Hal itu membuat kedua sahabatnya yang diketahui bernama Amanda dan Kanaya ini mulai panik. Wajah Attreya pucat, sialnya didepan adalah turunan. Hal ini bisa menyebabkan laju mobil semakin cepat.
"Rey gak lucu!" ujar Amanda dengan wajah paniknya.
"Gua lagi gak ngelucu Manda!" balas Attreya sembari menghadap Amanda.
"REY AWAS DIDEPAN!!!" teriak Kanaya. Ketika Attreya kembali fokus melihat kedepan, ia melihat sebuah jurang yang terlihat sangat dalam.
"AAAARRRRGGGHHHH!!!"
Malangnya mobil Attreya terjatuh kedalam jurang yang sangat dalam. Ia merasakan badannya terhempas. Ia juga merasakan pecahan kaca yang satu persatu mengenai dahinya hingga mengeluarkan darah segar. Mobil mereka terus saja berguling, membuat ketiganya merasa mual karena goncangan ini.
Hingga akhirnya mobil mereka berhenti berguling tepat didepan sebuah pohon besar. Ketiganya tak berdaya. Lemas dan sakit mereka rasakan saat ini.
Attreya menatap kedua temannya yang terlihat tak sadarkan diri dengan banyak darah yang mengalir. Tapi hal itu tak berlangsung lama, perlahan tatapannya memburam kemudian ia tak ingat apa-apa.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar