2. Pembuktian
Mobil hitam mini yang Attreya kendarai berhenti agak jauh dari sekolah, agar satpam sekolah mereka tidak menaruh curiga.
Attreya keluar dan membenarkan bajunya sebentar. Kemudian menatap kedua temannya itu dengan tatapan percaya dirinya.
"Siap guys?" tanya Attreya.
"Lewat mana kita?" tanya Amanda sembari membenarkan rambutnya yang sedikit keriting itu.
"Jalan depan pasti ada Pak Asep," jawab Kanaya, ia turun dan membenarkan tatanan rambutnya.
"Manjat pagar belakang," jawab Attreya kemudian jalan lebih dulu dari teman-temannya.
Mata Amanda dan Kanaya melotot bersamaa.
"My lovely friend Attreya, are you sure?" tanya Amanda dengan gaya centilnya itu.
"I'm sure and we must do that!" jawab Attreya tanpa bantahan lagi.
"Oh god, i'll crazy," keluh Kanaya.
"Udah sekali-sekali berjiwa laki," ujar Attreya.
"Kenapa gak jalan depan aja sih?" tanya Amanda dengan wajah memelasnya.
Attreya menghentikan langkahnya, "Mau bilang apa sama Pak Asep?" wajah Attreya berubah kesal.
"Ya apa kek," jawab Amanda asal.
"Pak permisi kita mau ambil buku," celetuk Kanaya.
"Ambil buku kok berjam-jam," balas Attreya.
Kemudian Attreya dan Amanda terlihat berpikir keras. Ada benarnya juga apa yang Attreya bilang.
"Yaudah dah jalan belakang aja," jawab Kanaya pasrah.
Mereka pun akhirnya mau tidak mau harus menaiki pagar untuk bisa memasuki sekolah. Untungnya pagar belakang sekolah mereka tidak terlalu tinggi sehingga mereka bisa dengan mudah menaikinya.
Amanda naik lebih dulu karena Attreya tahu diantara mereka bertiga Amanda lah yang girly vibes. Disusul oleh Kanaya dan tentu Attreya di akhir.
Setelah mereka bertiga berhasil memasuki wilayah sekolah. Mereka pun berjalan perlahan melewati koridor. Agar suara langkah kaki mereka tidak terdengar oleh Pak Asep mereka berjalan dengan mengendap-endap.
"Rey lu yakin?" tanya Amanda sembari menatap punggung gadis didepannya ini. Attreya menghentikan langkahnya.
"Yakin apa?" tanya Attreya sembari mengerutkan dahinya.
"Kita harus ke toilet itu. Kalo nanti hantu itu beneran ada gimana?" tanya Amanda, raut wajahnya berubah menjadi sedikit ketakutan.
Kanaya yang tepat berada disebelah Amanda menoleh, "Lu takut Man?" tanyanya.
Tanpa ragu Amanda mengangguk, "Gua takut apa yang mereka bilang itu benar."
Attreya menghela nafasnya berat. Lalu ia menepuk pundak sahabatnya itu dan mencoba meyakinkannya kembali.
"Man, setan itu ga ada."
Amanda menenangkan dirinya sendiri. Ia juga mencoba menghapus pikiran buruknya tentang adanya mahluk halus.
"Iya Man, tenang aja," celetuk Kanaya sembari tersenyum meyakinkan.
Amanda pun lagi dan lagi luluh dan yakin karena kedua sahabatnya ini. Ia lalu mengangguk dan tersenyum. Attreya dan Kanaya ikut tersenyum ketika melihat sahabatnya ini tersenyum. Mereka pun akhirnya melanjutkan perjalanan menuju lantai dua.
Puluhan anak tangga mereka naiki. Tentunya dengan jalan yang perlahan, jika tidak mereka akan ketahuan Pak Asep. Dalam hati mereka juga terus berharap semoga Pak Asep tidak patroli malam ini.
Lalu mereka berjalan melewati koridor dan sampailah didepan toilet wanita di ujung koridor. Suasananya remang-remang dan mencekam. Tetapi tak ada pikiran buruk di kepala mereka.
"Ayo masuk!" Attreya memimpin di depan. Kemudian ia masuk lebih dulu ke toilet tersebut, disusul oleh Kanaya dan Amanda.
Suasana toilet begitu mencekam. Lampu yang remang-remang karna jarang diganti oleh pihak sekolah membuat kesan seram tersendiri bagi mereka. Suara tetesan air keran didalam memecah kesunyian kamar mandi.
Attreya menatap sekeliling toilet lalu menatap kedua temannya itu. Ia mengangkat bahunya sekali, "Biasa aja kok," ujarnya.
Sembari membenarkan dandanannya dengan menatap kaca di wastafel, Kanaya berujar, "Tau dah, buang-buang waktu."
Amanda menyandarkan badannya pada dinding toilet dan melipat tangannya di depan dada.
"Sabar kek, baru aja kita disini," omelnya. Sebenarnya ia agak sedikit paranoid ditempat ini. Perkataan-perkataan kedua gadis itu terus berputar-putar di kepalanya.
Iya gua denger-denger nih ya katanya toilet cewek dilantai atas tuh tempat Dianne bunuh diri.
katanya sih kalo kita dateng kesitu malam-malam, dia bakalan nampakkin diri.
dan katanya dia ngambil tumbal gitu deh.
Dan udah banyak korban juga.
Kalian jangan pernah kesana apalagi kalo malam, bahaya.
Dengan cepat ia menggeleng-gelengkan kepalanya untuk menepis semua pikiran buruknya dan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi setelah ini.
Cukup dengan berpikiran positif semuanya akan baik-baik saja. Begitulah isi kepala Amanda malam ini.
"Heh setan lu gak mau muncul hah?!" suara Attreya menggema didalam toilet.
Amanda menampar bahu milik Attreya dengan wajahnya yang sudah memerah karena menahan kesal, "Rey!" tegurnya.
"Apaan sih?" tanya Attreya malas.
"Jangan nantangin!" peringat Amanda. Attreya hanya memutar matanya malas. Ia sebenarnya sudah sangat penasaran dengan sosok Dianne yang orang-orang bicarakan.
Kanaya memetik jarinya kemudian matanya yang berbinar menatap Attreya sembari tersenyum, "Gua punya ide!"
Attreya mengerutkan dahinya, "Apaan?" tanyanya.
Tanpa menjawab pertanyaan Attreya Kanaya pun mengeluarkan ponselnya. Lalu ia mengotak-atik ponselnya itu. Entah apa yang sebenarnya gadis ini lakukan.
Tapi tak lama kemudian beribu pertanyaan diotak Attreya dan Amanda terjawab sudah ketika mendengar lantunan sinden yang menakutkan itu.
Lingser wengi...
Sliramu...
Amanda dengan cepat merampas ponsel milik Kanaya dan mematikan musiknya. Ia menatap Kanaya marah.
"Lu gila ya?!" tanyanya yang sudah geram.
"Kenapa sih Man?" tanya Attreya dengan sewotnya.
"Gila kalian mau manggilin mereka semua hah?!" intonasi suara Amanda naik satu oktaf. Suara perdebatan mereka pun bergema didalam toilet.
"MAN HANTU ITU GAK ADA!!!" bentak Attreya.
Tak lama sebuah angin yang cukup kuat menerpa kulit mereka. Suasana yang awalnya biasa saja mendadak berubah menjadi mencekam. Bulu kuduk ketiganya pun berdiri.
Lampu seketika berkedap-kedip. Membuat air muka ketiganya mendadak berubah menjadi panik.
"Ini ada yang iseng apa gimana?" tanya Kanaya.
Belum sempat salah satu dari mereka menjawab, tatapan mereka berubah ketika melihat pintu yang tertutup dengan sendirinya.
Brakkk...
Attreya dengan panik berlari dan mencoba membuka pintu toilet. Tapi nihil, kekuatannya tidak cukup kuat untuk membuka pintu toilet yang sudah tertutup itu.
"Woi tolongin gua!" teriak Attreya. Amanda dan Kanaya tanpa babibu lagi membantu Attreya untuk membuka pintu yang mungkin rusak ini karena sedari tadi tidak dapat dibuka.
Krincing... Krincing...
Bunyi gemerincing gelang kaki terdengar begitu nyaring di kedua telinga mereka. Hal itu membuat mereka semakin panik. Terlebih ketika lampu seketika padam.
Attreya meraba-raba pintu dan mencoba membuka pintu sembari berharap ada keajaiban pintu ini akan terbuka. Teriakan Amanda dan Kanaya memenuhi toilet.
Kemudian tak lama dari itu lampu kembali hidup dan Attreya berhasil membuka pintu toilet yang tadi sempat tidak bisa terbuka itu.
Tanpa banyak bicara mereka pun berlari untuk meninggalkan area sekolah.
*****
Attreya menatap lurus sembari memegang setir. Mobilnya belum ia jalankan karena mereka masih terkejut dengan apa yang barusan terjadi.
"Rey, setan itu memang ada," gumam Amanda. Wajahnya berubah menjadi pucat pasi karena ketakutan.
Kanaya menyandarkan badannya dan mengatur nafasnya yang tak beraturan tersebut.
"Itu apaan sih?" tanya Kanaya yang masih belum bisa mencerna apa yang telah terjadi.
"Gimana kalo setannya dendam ke kita?" tanya Amanda dengan wajah paniknya.
"Terus nyelakain kita Rey?" lanjutnya.
Attreya terdiam. Ia sibuk berkutat dengan pikirannya.
"Rey," panggil Kanaya. Tetapi tak digubris oleh Attreya.
Sebenarnya ia masih ingin mengatakan bahwa mahluk halus itu tidak ada, tetapi setelah kejadian diluar akal sehat yang menimpa mereka malam ini ia pun mengurungkannya.
Kejadian pintu yang tertutup dengan sendirinya mungkin memang karena angin yang malam itu sangat kencang. Dan pintu yang tak bisa dibuka, karena memang mungkin umur pintu yang sudah tua.
Tapi, dari mana asal bunyi gemerincing gelang kaki tersebut? Apakah ada orang yang sama gilanya dengan mereka datang ke sekolah pada malam hari seperti ini.
Untuk kejadian mati dan hidupnya lampu tadi mereka menganggapnya kesalahan teknis, tapi bunyi gelang kaki masih tetap menjadi misteri.
"Mending kita cari minum dulu, buat nenangin diri," saran Kanaya. Attreya tanpa banyak bicara lagi menarik persneling mobilnya dan mulai menginjak pedal gas.
Mobil milik Attreya kembali membelah jalanan. Bedanya kali ini jalanan nampak sudah sepi. Hanya ada satu dua kendaraan yang masih berlalu lalang.
Setelah sekitar 10 menit diperjalanan, mereka pun akhirnya menemukan sebuah supermarket 24 jam yang masih buka.
"Gua laper sumpah," keluh Amanda. Attreya yang baru saja selesai memarkirkan mobilnya itu menoleh kebelakang.
"Yaudah ayo nongkrong di situ sembari beli mie," ajak Attreya, dibalas anggukan antusias oleh keduanya.
Kanaya yang memang maniak mie, begitu senang mendengar ajakan Attreya. Mereka pun pada akhirnya membeli mie dan tentu juga air mineral ataupun minuman-minuman berperisa.
Pada saat mereka asyik mengunyah mie masing-masing, Attreya terlihat begitu murung. Hal ini mengundang tanda tanya dibenak kedua temannya ini.
"Rey lu kenapa?" tanya Kanaya akhirnya. Attreya menggelengkan kepalanya ketika tersadar dari lamunannya.
"Gapapa Nay," jawabnya.
"Maaf ya," lanjutnya. Kedua sahabatnya ini mengerutkan dahinya.
"Untuk?" tanya Amanda.
Attreya menghela nafasnya kemudian ia berujar, "Karena gua yang nekat kita jadi kek gitu tadi."
Amanda tersenyum menenangkan kemudian ia mengelus-elus bahu sahabatnya ini, "Gapapa, ini salah kita bertiga kok."
"Iya Rey, kalo kita berdua gak ngeiyain, mungkin kita gak bakal kesana," lanjut Kanaya. Attreya pada akhirnya tersenyum mendengar penuturan ketiga sahabatnya ini.
Tanpa mereka bertiga ketahui, semuanya bermula dari ini.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
lanjutin dong kak
Iya kak seru banget..