Chintia

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Apresiasi prosa”dongeng”

Hakikat Dongeng

Dongeng termasuk dalam cerita rakyat lisan. Menurut Danandjaja (1994:83) cerita rakyat lisan terdiri atas mite, legenda, dan dongeng. Dongeng adalah cerita rakyat yang tidak dianggap benar-benar terjadi oleh yang empunya cerita dan tidak terikat oleh waktu maupun tempat. Dongeng diceritakan terutama untuk hiburan, walaupun banyak juga dongeng yang melukiskan kebenaran, berisi ajaran moral, bahkan sindiran. Menurut Nurgiyantoro 2010:198, dongeng merupakan cerita rakyat yang tidak benar-benar terjadi dan dalam banyak hal sering tidak masuk akal. Berdasarkan pengertian tersebut, dongeng merupakan salah satu jenis cerita rakyat yang berkembang di masyarakat. Dari sudut pandang ini juga, dongeng dapat dipandang sebagai cerita fantasi dan terkesan aneh meskipun secara logika sebenarnya tidak dapat diterima.

Pengertian dongeng tersebut sejalan dengan pengertian dongeng menurut Joosen 2005:134, menurutnya dongeng adalah cerita klasik dan tidak masuk akal yang berkembang dalam masyarakat yang asal usulnya tidak diketahui secara pasti. Dari beberapa pendapat yang diungkapkan di atas, cukup menguatkan bahwa pengertian dongeng adalah cerita yang bersifat khayalan dan fantastis. Maksudnya fantastis di sini adalah sesuatu yang dilebih-lebihkan dan tidak sesuai dengan kenyataan dan bersifat khayalan. Walaupun hanya cerita khayalan atau cerita bohongan, tetapi cerita dalam dongeng mengandung nilai-nilai luhur. Selain itu, Danandjaja 2002:83 menambahkan bahwa dongeng adalah cerita rakyat yang tidak terikat oleh waktu maupun tempat. Artinya, cerita- ceritayang terlingkup dalam dongeng keberadaanya tidak akan pernah pudar sampai kapanpun dan dimanapun tempatnya. Hal itu menunjukkan bahwa betapa pentingnya cerita yang terdapat dalam dongeng sangat perlu untuk dijaga sebagai warisan bersama secara turun-temurun.

Dongeng diceritakan terutama untuk hiburan, walaupun banyak juga dongeng yang melukiskan kebenaran, berisi ajaran moral Danandjaja 2002:83. Sejalan dengan pendapat tersebut, Haryati 2012:5 juga mengungkapkan bahwa meskipun dongeng digunakan sebagai hiburan, namun dalam dongeng banyak juga melukiskan kebenaran, berisikan pelajaran moral atau sindiran, misalnya dongeng-dongeng binatang. Kemunculan dongeng sebagai bagian dari cerita rakyat, selain berfungsi untuk memberi hiburan, juga sebagai sarana untuk mewariskan nilai-nilai yang diyakini kebenarannya oleh masyarakat pada waktu itu. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Nurgiyantoro 2010:200 bahwa dongeng dan berbagai cerita rakyat yang lain dipandang sebagai sarana ampuh untuk mewariskan nilai-nilai, dan bagi masyarakat lama itu dapat dipandang sebagai satu-satunya cara untuk menyampaikan ajaran moral. Memang sangat

erat kaitannya antara dongeng dengan nilai-nilai moral. Dongeng selalu kental dengan nilai-nilai moral yang terdapat dalam masyarakat. Banyak sekali nilai-nilai moral yang dapat dipelajari dan tentunya sangat bermanfaat bagi pembacanya, dan hal itulah yang sekaligus menjadi salah satu fungsi dongeng.

2. Jenis-Jenis Dongeng

Mite adalah sebuah dongeng yang bercerita mengenai suatu kehidupan makhluk halus, setan, jin ataupun dewa-dewi. Contohnya : yaitu dongeng dewi sri.

Legenda adalah sebuah cerita yang lahir di tengah masyarakat yang berhubungan dengan suatu keaadan atau suatu peristiwa yang terjadi pada saaat itu dan melahirkan suatu asal usul, suatu nama daerah atau keadaan alam yang terjadi. Contohnya : yaitu legenda banyuwangi, malin kundang, legenda danau toba dan lain sebagainya.

Fabelyaitu jenis dongeng dalam ceritanya yang mengangkat binatang sebagai tokoh dan menceritakan tentang kehidupan mereka. Contohnya : yaitu Sang kancil

Hikayatialah sebuah jenis dongeng yang berkisah tentang suatu kehebatan maupun kepahlawanan seseorang lengkap dengan kesaktian, keanehan serta mukjizat tokoh utama. Contohnya : yaitu Hikayat Si Miskin, Hikayat Sri Rama

Parabel merupakan sebuah jenis dongeng yang menggunakan suatu perumpamaan yang menggunakan kiasan kiasan yang bertujuan untuk mendidik sih pembacanya. Contohnya : yaitu sepasang selot kulit.

Dongeng orang pendir merupakan jenis dongeng yang sifatnya jenaka yang menceritakan tentang suatu pengalaman pengalaman konyol ataupun tingkah laku sang tokoh yang cerdik dan jenaka. Contohnya : yaitu dongeng abu nawas.

3. Struktur dan nilai dalam dongeng

Secara umum, cerita dongeng terdiri dari tiga bagian penting. Adapun struktur dongeng adalah sebagai berikut:

1. Pendahuluan; yaitu bagian pengantar dalam cerita dongeng. Bagian ini biasanya dibuat untuk menjelaskan secara ringkas isi cerita dongeng.

2. Isi (Peristiwa); yaitu bagian utama dan terpenting dari suatu dongeng dimana isinya menceritakan setiap kejadian secara berurutan.

3. Penutup; yaitu bagian akhir dari cerita dongeng yang biasanya berisi pesan moral dan kata penutup.

Sebuah dongeng biasanya memiliki pesan-pesan yang bisa disebut dengan nilai-nilai. Nilai-nilai yang terkandung dalam dongeng meliputi :

1. Nilai moral, yaitu nilai yang berkaitan dengan akhlak/budi pekerti/susila atau baik buruk tingkah laku.

2. Nilai sosial/kemasyarakatan, yaitu nilai yang berkaitan dengan norma yang berada di dalam masyarakat.

3. Nilai religius/keagamaan, yaitu nilai yang berkaitan dengan tuntutan beragama.

4. Nilai pendidikan/edukasi, yaitu nilai yang berkaitan dengan pengubahan tingkah laku

dari tidak baik ke baik (pengajaran).

5. Nilai estetis/keindahan, yaitu nilai yang berkaitan dengan hal-hal yang

menarik/menyenangkan (rasa seni).

6. Nilai etika, yaitu nilai yang berkaitan dengan sopan santun dalam kehidupan.

7. Nilai politis, yaitu nilai yang berkaitan dengan pemerintahan.

8. Nilai budaya, yaitu nilai yang berkaitan dengan adat istiadat.

9. Nilai kemanusiaan, yaitu nilai yang berhubungan dengan sifat-sifat manusia. Nilai-

nilai ini ada yang bersifat ideologis, politis, ekonomis, sosiologis, budaya, edukatif, humoris, dan sebagainya.

Contoh apresiasi dongeng

Dongeng Kancil dan Buaya

Di sebuah hutan, hidup seekor kancil yang cerdik. Pada suatu siang yang terik, Kancil terlihat gelisah karena persediaan makanan di tempat tinggalnya semakin menipis. Dia pun berencana keluar dari wilayahnya dan mencari sumber makanan baru.

Teriknya cahaya matahari membuat Kancil merasa haus. Tidak lama setelah berjalan, ia menemukan sungai besar yang airnya sangat jernih. Kancil pun berhenti dan minum air di sungai itu, ia juga memakan rumput hijau di sekitar sungai.

Setelah beristirahat, Kancil melanjutkan perjalannya. Ia kemudian menemukan sebuah tanah lapang di pinggir sungai. Di seberang sungai tersebut, ada sebuah wilayah yang ditumbuhi buah-buahan yang berbuah lebat dan ranum.

Kancil memanggil temannya si Buaya yang sedang berendam di sungai. Dia hendak meminta bantuan kepada Buaya. Namun, Buaya mengatakan bahwa dirinya sangat lapar dan ingin melahap Kancil.

Kancil pun memutar otak, ia berkata bahwa dirinya sangat kurus sehingga tidak sedap untuk disantap. Ia akhirnya meminta bantuan Buaya untuk membuat tubuhnya gemuk.

Buaya dan teman-temannya diminta berbaris di sungai agar Kancil dapat menyeberang sungai dan tiba di kebun buah subur. Buaya mengatakan pada Kancil bahwa permintaannya adalah hal yang mudah, namun ia menginginkan imbalan.

Kancil menawarkan beberapa buah yang ranum untuk Buaya dan teman-

temannya. Namun, Buaya tidak menginginkan buah. Dia meminta Kancil memanggil kambing atau kancil lain untuk disantap oleh para Buaya. Mendengar hal itu, Kancil pun setuju dan berjanji mengabulkan permintaan Buaya.

Buaya memanggil teman-temannya yang lain. Mereka berbaris memanjang hingga ke seberang sungai dengan imbalan daging kambing atau kancil. Mereka membantu Kancil dengan gembira karena menginginkan imbalan darinya.

Setelah berhasil menyeberang, Kancil melompat kegirangan dan bersorak. Dia meminta maaf kepada para Buaya karena dia tidak bisa mengorbankan kambing atau kancil lain. Kemudian, Kancil lari secepat mungkin ke arah kebun tanaman buah yang letaknya agak tinggi dari sungai.

Buaya yang tidak bisa mengejar Kancil hanya bisa marah karena dirinya tertipu. Mereka membubarkan diri dan menyelam kembali ke dalam air. Sebagian dari mereka menepi untuk mencari makan, namun tidak ada daging kancil yang gemuk di sana.

Dongeng Kancil dan Buaya terdiri dari beberapa unsur yang membangun keutuhan cerita. Berikut unsur intrinsik Dongeng Kancil dan Buaya yang dikutip dari Jurnal Analisis Buku Dongeng Si Kancil Karya Tira Ikranegara dalam Peningkatan Nilai Moral tulisan Imam Setyo Wibowo, dkk. (2018):

Judul

Tema

Tokoh

Watak

Alur

Latar

Moral

meremehkan seseorang yang kecil.

: Kancil dan Buaya

: Kancil yang cerdik untuk mendapat makanan.

: Kancil dan Buaya.

: Kancil cerdik, Buaya bodoh.

: Maju.

: Tempat sungai, waktu siang hari, suasana menegangkan.

: Harus memanfaatkan kecerdasan untuk tujuan yang baik, tidak boleh

5. Menulis dongeng

Nenek moyang dan orangtua terdahulu membuat dongeng untuk anak-anak dengan tujuan menyisipkan unsur pendidikan moral didaktis dan sebagai sarana hiburan. Berikut beberapa tips untuk menulis dongeng.

a. Tentukan tokoh

Tentukan siapa yang akan menjadi tokoh dalam ceritamu. Bayangkan

dalam pikiranmu bentuk fisiknya, sifatnya, pakaiannya, dan juga suaranya. Gunakan nama yang mudah kamu ingat. Nama dalam dongeng sering mencerminkan sikap pemilik namanya. Misalnya Peri Senandung adalah peri yang suka bernyanyi dan bersenandung.

b. Ciptakan konflik

Misalnya Elsa yang membuat semua yang ada di dekatnya membeku. Atau tokoh dalam ceritamu menginginkan sesuatu tetapi susah mendapatkannya. Konflik dapat membuat cerita menarik.

c. Tentukan alur dan setting cerita

Tentukan apa yang terjadi pada tokoh ceritamu saat mendapatkan konflik,

bagaimana ia mencari jalan keluar, menemukan halangan, dan akhirnya mendapatkan apa yang diinginkannya. Tentukan juga tempat kejadiannya di mana. Dalam dongeng, tempat kejadian tidak harus ada di alam nyata. Penulis boleh membuat negeri impian sendiri. Misalnya kamu suka permen, maka dongengmu berlatar Negeri Permen.

d. Tuliskan cerita

Setelah menentukan tokoh, menciptakan konflik, dan menentukan

alurcerita, ceritakanlah semua dalam kalimat. Jika kamu bisa menggambar, gunakanlah gambar. Tambahkan dialog dalam ceritamu. Seimbangkan dialog dan narasinya supaya tidak membosankan. Pilihlah sudut pandang ceritamu. Misalnya kamu bercerita sebagai tokoh utama atau sebagai orang yang tahu semua hal tentang cerita itu.

e. Banyak membaca

Saat membaca, tanpa disadari kita akan mengingat cara merangkai kata.

Banyak membaca akan menambah kosakata kita. Kita akan menjadi lebih mudah

merangkai kalimat.

f. Berlatih

Membuat dongeng adalah keterampilan. Seperti keterampilan lainnya, membuat dongeng harus dilatih terus-menerus. Kamu bisa berlatih dengan menulisnya, atau dengan memerankannya bersama teman-temanmu. Ada yang berperan sebagai narator, ada juga yang berperan sebagai tokoh-tokoh. Pasti seru!

g. Jaga ide

Cara paling mudah untuk menjaga ide adalah dengan menuliskannya.

Bawalah alat tulis ke mana saja kamu pergi. Kamu juga dapat menggunakan telepon pintarmu untuk membuat catatan, merekam suara, atau merekam gambar.

Kesimpulan

berkesimpulan bahwa apresiasi terhadap dongeng amatlah penting dilakukan oleh orangtua di rumah atau oleh siswa di sekolah. Bagaimanapun, dengan mengapresiasi dongeng yang ada, kita dapat memperoleh hikmah berupanilai, antara lain: (1)kecerdasan intelektual akan muncul; (2) Selain itu, muncul kesadaran emosional dan meningkatkan kesadaran kemanusiaan (humanitas); (3) kesadaran social; dan (4) ini dia yang paling tinggi, kesadaran religious.

Kesadaran-kesadaran serta kecerdasan di atas muncul, paling kurang karena diawali dengan mengakrabi wacana berupa dongeng . Artinya, terkait dengan konteks tulisan ini, dengan menyimak sekaligus mengapresiasi dongeng, kita pun akan berkesimpulan, kita beroleh ilmu pengetahuan untuk hidup dan kehidupan. Selain itu, dapat membantu pembentukan watak , sekaligus memberikan hiburan atau rekreatif yang sehat.

daftar pustaka

https://www.maxmanroe.com/vid/umum/pengertian-dongeng.html (diakses pada 28 Agustus 2021)

https://pendidikan.co.id/pengertian-dongeng/ (diakses pada 28 Agustus 2021) https://zuhriindonesia.blogspot.com/2018/02/menentukan-nilai-nilai-cerita-ringkasan.html

(diakses pada 28 Agustus 2021)

https://id.wikipedia.org/wiki/Dongeng#cite_note-:2-3 (diakses pada 28 Agustus 2021) https://bobo.grid.id/read/08674160/7-tips-membuat-dongeng-yang-mudah-dilakukan?page=all

(diakses pada 28 Agustus 2021)

Surastina (2018-03-08). Pengantar Teori Sastra: Elmatera. Yogyakarta: Diandra Kreatif. hlm. 82. https://www.gurupendidikan.co.id/dongeng-dan-contohnya/ (diakses pada 28 Agustus 2021) https://text-id.123dok.com/document/lzgxw2j2q-pengertian-dongeng-hakikat-dongeng.html

(diakses pada 28 Agustus 2021)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post