Chika Aurelia Hamid

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
RINDU YANG TIADA BERTEPI

RINDU YANG TIADA BERTEPI

“Rasanya, begitu cepat sang waktu berlalu. Hari silih berganti, bulan dan tahun berlalu tanpa pernah berhenti. Meninggalkan begitu banyak kenangan, yang melekat erat dalam setiap lembaran ingatan.” ucapku yang begitu merindukan masa – masa indah yang telah berlalu. Meninggalkan berbagai jejak kenangan yang tak pernah terlupakan.

Album foto dan berbagai pigura yang menghiasi kamarku, semakin menyadarkanku. Bahwa kini semuanya telah berubah. Tak ada lagi riuhan canda tawa yang mengisi sepinya hariku, hangatnya kebersamaan yang menenangkan gundah gulanaku, juga sejenak waktu untuk aku mengulang kembali saat - saat indah itu. Menciptakan berbagai kenangan, menulis berbagai kisah, dan melukiskan berbagai warna yang kini hanyalah sebuah cerita belaka.

"Pandemi yang melanda ini. Sontak saja mengagetkanku. Semuanya terasa begitu cepat. Seakan baru kemarin saja." gumamku dalam hati yang masih mencoba berdamai dengan keadaan.

Ini adalah ceritaku, tentang bagaimana aku menjalani hari-hariku bersama dengan rindu yang semakin menggebu. Pandemi yang mengubah segalanya ini. Seakan menamparku. Membawaku ke masa lalu, merasakan kembali betapa berharganya waktu yang telah berlalu.

Semenjak dunia berubah. Seketika itu pula, aku tersentak. Diam, kaku, dan membeku. Sekujur tubuhku seolah berhenti sejenak. Hanya diam dan hening tanpa suara yang kurasakan.

Walaupun kegiatanku terus berjalan. Semua terasa berbeda kini. Pertemuan jarak jauh secara virtual sudah menjadi rutinitasku saat ini. Bercengkrama dalam satu layar, merasakan hangatnya jalinan kasih persaudaraan.

Kembali sekolah, walaupun dengan pembelajaran jarak jauh. Memberikan pengalaman baru dan berharga buatku. Mencoba berdamai dengan diri sendiri, menghargai setiap karunia dengan selalu mensyukurinya.

"Ternyata, pertemuan virtual dalam satu layar tak selamanya menjadi hal yang menyenangkan. Sekolah jarak jauh pun tak menjamin materi tersampaikan dengan baik." keluhku dalam hati sesaat setelah sekolah jarak jauhku selesai.

Bagaimana tidak aku mengeluh setiap hari? Mengapa pandemi ini harus terjadi? Secepat itukah Tuhan memberikanku kesempatan untuk menikmati waktuku bersama mereka? Orang-orang yang mencintai dan mengasihiku... mengelilingiku dengan cinta.. dan selalu bersamaku dalam setiap waktu.

Sekolah jarak jauh yang terasa semakin membosankan, membuatku kehilangan semangat belajar. Juga berbagai tugas yang menumpuk dan banyak kendala yang terjadi membuatku semakin jauh dari semangat. Kehilangan harapan dan keyakinanku untuk terus melangkah maju menggapai cita-citaku. Hanyalah keluhan dan celotehan menggerutu yang terus mewarnai hari-hariku.

"Baru saja selesai pelajaran pertama. Sudah ada tugas dan harus dikumpulkan tak jauh dari jam pelajaran selanjutnya. Belum lagi, tugas - tugas di pelajaran selanjutnya. Yang membuatku semakin malas untuk kembali belajar." gerutuku sambil membuka buku untuk mengerjakan tugas pelajaran pertama.

Rasa malas dan kehilangan semangat ini selalu saja menghampiriku di saat aku mulai berusaha untuk bangkit.

Sampai tibalah aku, di hari di mana aku kembali menemukan jati diriku. Bahwa inilah aku yang sesungguhnya. Yang selalu ceria dan bersemangat menyongsong hari esok yang lebih baik.

Pagi ini, kembali aku mengikuti sekolah jarak jauh. Tetapi dengan rasa yang berbeda. Bahasa Indonesia selalu menjadi pelajaran favoritku sejak dulu. Aku harus semangat mengikuti kelas hari ini.

"Baiklah anak - anak, sebelum memulai pembelajaran. Ada pelajaran penting yang ingin ibu sampaikan dan tegaskan kepada kalian."

"Baik bu, kami siap untuk mempelajari dan membuka wawasan kami dengan ilmu baru hari ini." jawab anak-anak dengan penuh semangat dan antusias yang tinggi.

"Anak-anak, sesulit apapun keadaan yang terjadi saat ini. Haruslah selalu kita syukuri. Ini adalah pertanda bahwa Tuhan ingin selalu dekat dengan kita." nasihat Bu Lia yang begitu mengetuk hati terdalam.

Semua terdiam dan terhenyak dengan nasihat Ibu Lia.

Seolah membuka mata dan hati kita, untuk tetap semangat bahwa akan ada hari esok yang lebih indah. Matahari yang bersinar terang dan warna-warni pelangi yang berseri indah setelah hujan yang deras.

Aku begitu terlena dengan keadaan. Dan melupakan, bahwa aku tak merasakan ini sendirian. Masih banyak di antaraku yang mungkin tak seberuntung aku saat ini.

Walaupun hanya bertemu dalam layar dan sekolah jarak jauh. Tetapi aku masih bisa merasakan nikmat dan indahnya pengalaman itu.

“Aku lupa, tak hanya aku yang mersakan sulit dan perubahan ini sendirian. Bapak dan ibu guru pun tentu memiliki beban yang tak kalah berat dengan kami sebagai anak didiknya. Dan mungkin miliaran manusia di luar sana, yang tentunya mengalami dampak dari pandemi yang semakin merajalela saat ini.” penyesalan terbesarku dengan semua keluhan dan ketidaksyukuranku dengan semua yang sudah dilimpahkan-Nya dalam hidupku.

Aku pun semakin menyadari betapa berharganya waktu yang telah berlalu. Yang kini hanyalah kenangan yang tersisa. Tak kan mungkin untuk dapat diulang kembali. Mewarnai hari – hariku dan kembali menjadi pengingatku untuk terus melangkah maju, menyongsong hari esok yang lebih indah.

Walau entah kapan semua ini berlalu. Tetapi memori yang terpatri ini selalu membawaku untuk terus dan selalu mensyukuri segala karunia yang telah dilimpahhkan-Nya dalam kehidupan kita. Menikmati setiap detik yang berlalu. Karena semuanya kelak akan berubah, menjelma menjadi sebuah kenangan yang penuh dengan cerita, terlukis beragam warna dan corak, dan selamanya akan abadi sepanjang waktu dalam ingatan.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren Dek..semoga pandemi berlalu

02 Nov
Balas

Terima kasih banyak Kak Edit

08 Nov



search

New Post