PAHLAWAN PENERANG HIDUPKU
Orang tua menjadi sosok panutan pertama bagi anak sejak pertama kali dilahirkan. Dalam hal ini, orang tua selalu berjuang untuk mendidik dan membesarkanku dengan baik. Bukan hanya mendidik, ada banyak sekali perjuangan orang tuaku.
Halo perkenalkan namaku ‘Chalya Arneetha Saturnina’. Nama itu adalah pemberian dari ayah aku saat aku lahir, yang artinya hadiah tuhan yang sempurna dan percaya diri. Jika aku bertanya ke ayah apa arti namaku? Beliau akan bilang “engga tau”. Maka dari itu aku search di google dan arti namaku adalah hadiah tuhan yang sempurna dan percaya diri.
Aku lahir di hari Sabtu pada tanggal 29 Maret 2008 pada pukul 2 pagi. Aku dilahirkan oleh orang tua hebat. Mama melahirkanku di bidan dekat rumah, jika bertanya ke mama kenapa aku dilahirkan di bidan dan bukan di rumah sakit? Maka mama akan menjawab “lebih enak di bidan, deket juga, dan biayanya tidak terlalu mahal”. Semenjak pulang dari bidan, aku engga mau tidur sama orang tua aku. Kalau ditanya kenapa? Ya, aku engga tau. Jadi dulu aku selalu tidur bareng nenek dari baru lahir sampai kurang lebih kelas 3.
Dulu aku ditawarin masuk paud di dekat rumah, aku mau mau saja, dan mama juga setuju. Saat tk, awalnya aku mau dimasukkan tk dekat rumah tetapi karena pendaftarannya sudah tutup jadi aku dimasukkan di tk dekat alun alun, yakni dikenal dengan nama ‘TK AL-BAITUL AMIEN’. Jika ditanya kenapa mau masuk sana? Karena searah sama kantor ayah hehe. Saat aku tk, setiap hari diberi uang saku Rp. 2000,00. Uang saku segitu dulu lebih dari cukup, tapi entah kenapa sekrang uang saku Rp. 10.000,00 kurang hehe.
Jika temanku bertanya mau masuk sd mana? Aku akan menjawab SD JEMBER LOR 1. Tetapi kenyataanya aku bersekolah di SD AL-FURQAN JEMBER. Waktu itu biaya masuknya kurang lebih Rp. 11.000.000,00. Orang tua aku rela menjual sepeda motornya agar aku bisa bersekolah disitu, dan aku baru diceritakan kisah itu saat sudah smp. Perjuangan orang tua aku untuk menyekolahkanku di sana tidak sia-sia karena, aku telah menjadi hafidzh quran. Waktu kelas 5 aku mendapatkan juara 5 atau biasa disebut harapan 2 di bidang tahfidz. Mama cerita, saat nama aku dipanggil beliau nangis karena anak pertamanya bisa menjadi hafidz quran. Waktu itu orang tuanya disuruh foto bareng anak-anaknya, tetapi yang maju ayah aku karena mama disitu nangis dan ngga bisa ditahan lagi.
Kemudian saat aku mulai beranjak remaja, aku disekolahkan di SMP AL-FURQAN. Yang awalnya aku engga mau bersekolah disana, tetapi berjalannya waktu aku nyaman nyaman aja sama lingkungan sekolah ini. Dulu, aku engga mau daftar di smp swasta dan aku maunya masuk SMPN 2 JEMBER. Tetapi karena terhalang prestasi dan waktu itu masih marak covid-19 mau ga mau masuk smp swasta. Aku waktu itu daftar saat pendaftarannya hamper tutup, dan panitia pendaftarannya bilang jika diterima dan kelasnya disini engga cukup maka akan dipindahkan di gedung sma-nya. Saat panitianya bilang seperti itu, ya otomatis aku engga mau karena gedung sekolah sma-nya di sebelahnya adalah kuburan. Kata mama kalo engga mau gapapa, engga usah dipaksakan. Setelah menjalani beberapa tes, dan aku dinyatakan lulus. Panitianya bilang banyak siswa yang mengundurkan diri, jadi waktu itu aku diterima jadi siswi SMP AL-FURQAN. Saat banyak yang bertanya ke mama kenapa anaknya dimasukkan di SMP AL-FURQAN? Beliau hanya menjawab “disitu pembelajaran tahfidznya bagus dan dulu mama engga bisa mengaji sebagus anaknya sekarang”. Maka dari itu aku disekolahkan di SMP AL-FURQAN.
Jika ditanya mau masuk sma mana? Aku akan menjawab “SMAN 1 JEMBER”. Kenapa disitu? Karena dulu sma itu menjadi sma favorit. Tetapi, mama lebih merestui aku di MAN 1 JEMBER, kalo ayah bebas bebas aja mau sekolah dimana, tetapi beliau lebih merestui di sma negeri dan bukan di madrasah. Saat itu, aku berpikir jika aku masuk SMA 1 JEMBER akan lebih susah, karena prestasi kurang, zonasi juga engga masuk. Maka kata mama aku disuruh nyoba daftar MAN 1. Pada saat tes, aku tidak bisa dianter oleh orang tuaku, karena mereka sedang menjalankan ibadah di tanah suci Mekkah. Aku hanya bilang “doakan aku aja, agar bisa dierima di sekolah ini”. Saat itu doa mama diijabah oleh Allah swt. Dan aku dinyatakan lulus program regular ips MAN 1 JEMBER. Saat mendapatkan berita itu mama hanya bisa menangis dan bangga kepadaku karena bisa berhasil sejauh ini. Terima kasih mama telah menjadi support system terbaikku selama ini, maaf jika aku masih kurang membanggakan kalian berdua. Semoga aku bisa menjadi penuntun kalian berdua saat di surga ya.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar