Azie_ryuuchan

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Twilight story #Two

Twilight story #Two

•••••Twilight story•••••

Azizah Nurul Hidayah ( azie )

disini typo disana typo dimana mana typo bertebaran

°°°°°°°°°°°°°°

" om Royan?" Lirih nya tak percaya.

" Aaah syukurlah kau mengingat ku, aku tak perlu mengingatkan mu lagi.bagaimana kabarmu? Baik? Kau nampak semakin tinggi. Aku dengar kau memiliki 1 adik lagi? Dimana ia? Apa ia sehat? Semoga iya, karena setelah ini ia harus hidup tanpa seorang ayah. Dimana Bunda mu? Lisa mengatakan ia merindukan bunda mu. Apa ia baik baik saja setelah kehilanggan satu putrinya? Bagaimana menurut mu?"

Haqi menahan teriakannya. ia mundur secara perlahan. " Bagus, mundurlah, perlahan, panggil bunda mu tercinta ok? Bagaimana? Superhiro kecil?" Haqi kesal. Nada bicara Royan membuatnya ingin melenyapkan manusia ini dari bumi ini.

"Haqi, kena...?!" Sang Bunda keluar kamar. "Royan?! Dimana?!" Bunda menutup mulut nya menatap genangan darah di atas lantai. Mata nya terbakar, tetapi ia tak memiliki waktu untuk menangis.

" Sekali mendayung Ia segara menggambil gunting kecil di dalam laci dua pulau terlampaui. Halo Lisya, apa kabar, bagaimana keadaan putri kecil mu?"Haqi melihat bunda memasang wajah penuh amarah.

"Oh, kau melihatnya ya? Aku minta maaf soal dia. Aku tak sengaja menggacungkan pisau saat ia membuka pintu. Sebenarnya aku ingin membunuh kalian sekaligus, di bawah rumah indah kalian ini.dan lihat bagaimana ia menerimanya."

"Apa yang kamu mau?!" Tanya Laisya, bunda Haqi tanpa basa basi. "Galak sekali ya? Mari kita lihat bagaimana caramu membentak kami setelah kubunuh kau di bawah runtuhan rumah kesayangan mu ini. Dengan seluruh putra putri tercinta mu ini. Bagaimana menurutmu? Apakah rencanaku sudah cukup bagus?"

"Apa masalahmu?! Kenapa kau melemparkan semua nya kepada kami?! Untuk apa kau lakukan ini?!! Dasar tak memiliki hati!" Tangis Laisya histeris. Tangan kanannya melambai ke belakang.

Haqi meringis, ia tak pernah melihat bunda nya sesedih ini, setidak nya setelah 3 tahun yang lalu.Laisya menangkap 1 gunting dari lemari kecil di samping tubuhnya. Dengan sesegera mungkin dia berlari dan hampir saja menabrak Royan sambil menodongkan Gunting.

Royan menghindar, menjauh dari Laisya. Mereka saling menggoreskan 2 benda tajam ke kulit masing masing, terus dan terus. Sedang Haqi hanya menutup mata dan mulutnya rapat. Ibunya adalah orang yang baik. Sangat baik. Tapi hari ini, ia melihat bahwa bunda nya yang bagai malaikat hampir membunuh seseorang.

Tapi, apa itu tak boleh? Haqi baru saja melihat saat Ayah nya kehilangan nyawa. Bukan kah nyawa di balas nyawa? Lalu kenapa Laisya tak boleh membunuh orang ini? Ia sudah kehilangan 2 nyawa karena orang jahat ini. Karena nya putri pertama nya mati, dan sekarang dia kembali membunuh suaminya. 2 nyawa berharga di hidup Laisya.

"Haqi!" Haqi terbangun dari lamunannya. "Lari! Bawa Laila dan jangan kembali!!" Perintah Laisya berteriak dengan beberapa jari yang terpotong. "tapi bunda?!" Seru Haqi menolak. "Bunda ngga apa sekarang Haqi" seruan Laisya terpotong saat merasa leher nya terbelah 2.

"Bundaaa!!" Seru Haqi histeris. Ia menurup mulut nya rapat rapat. "Yaah, jadi kamu mengerti kan? Jangan macam macam, atau bisa begini akibat nya" ujar Royan tertawa bengis sambil menendang dan menginjak injak kepala Laisya.

Nafas Haqi tercekat. Otak nya terasa meledak, hati nya tercabik beribu belati tak kasat mata. Tubuh nya berapi api, ia tak memiliki waktu untuk mengidahkan air matanya. Di ambilnya Gunting dari tangan Laisya, berdiri dengan sempoyongan.

"He? Masih mau melawan?" Laki laki di samping Royan terkekeh meremehkan. Tubuh Haqi bergerak secara cepat, berlari sambil mengacungkan pisau dengan bebercak darah bunda nya tercinta.

Dalam hitungan detik, gunting itu sudah tertancap tepat di dada kiri lelaki itu. Tubuh kekar itu terjatuh, dengan Haqi di atas nya. Haqi mencabut gunting itu, dan terus berteriak.

"Dasar pembunuh! Kau telah membunuh adik dan orang tua ku! Cepat lah mati! Mati lah dan merangkak ke Neraka!!" Seru nya terus terisak.Tubuh Royan membeku, menatap Haqi yang mengulang mencabut dan menusuk mayat teman, Yang ia sewa sebagai bodyguard nya saat membunuh mantan teman lamanya ini.

Tangan Haqi berhenti bergerak, ia mengangkat kepala nya dan menatap bengis ke arah Royan. Tatapan tajam menusuk, yang bahkan ditunjukkan oleh seorang anak berusia 5 tahun.

Haqi berjalan perlahan, meninggalkan mayat seorang lelaki kekar di belakangnya. Langkah nya bagai seorang yang mabuk, kehilangan keseimbangan. Gunting di kepalannya seakan hampir remuk, sama sekali tak ia gubris.

Sedang disana Royan hanya terdiam di tempat. Memandang kosong Haqi yang semakin dekat. "Aaaaaaaaa!!!!" Haqi melompat, menggerak kan tangan kanannya untuk menusuk lelaki dihadapannya.

Royan berusaha menangkis serangan Haqi, hingga tangannya tersobek karena serangan serangan Haqi kecil. Nafas Royan tak terkontrol, jantung nya seakan berlari kencang. Royan tau,ia sudah terpojok.

Bahkan mati pun bagi nya sudah seakan lebih baik, mengacuhkan telah merampas kedua orang tua anak berusia 5 tahun di atas nya.Tapi sungguh, melihat wajah Haqi yang terbakar amarah disertai isakan kuat juga mencabik cabik isi kepalanya. Tidak ia sangka, ia bahkan merasa bahwa tak bisa lagi membunuh lelaki kecil ini.

Hingga tetiba, terdengar isakan lembut, dari seorang bayi dengan hati yang masih tulus. Tangan Haqi berhenti di udara. Tangan nya bergetar begitu kuat. Air mata masih berebut mengucur dari kedua kelopak matanya.

"Om... Royan?" Haqi menatap gunting yang di kepalan tangannya. Menatap sekitarnya yang penuh dengan bercak darah. "Aku..aku" ia bangkit secara perlahan.

Seseorang masuk dari pintu depan, dengan sebuah pistol di tangannya. "Mundur! Dasar bocah pembunuh!" Hati kecil Haqi bagai teriris. Hingga ia terkejut, saat sebuah peluru melewati nya dengan begitu saja.

Terdengar isakan Laila, adik kecil nya yang semakin kuat. Haqi tampak semakin frustasi, binggung dengan keadaan yang terjadi. "Akan kubunuh kau dan adik mu sekali!" Lelaki dengan pistol itu semakin mendekat, membuat Haqi sedikit mundur. "Laila!"

Haqi berlari, meninggal kan dua manusia di Sana, dengan 3 mayat hasil pertumpahan darah. Lelaki berpistol itu masih mengejar nya, berusaha menembakkan beberapa peluru.

Haqi berbalik, menabrak dengan sengaja lelaki itu. Mereka di selimuti perkelahian kecil, hingga Haqi berhasil merebut pistol lelaki itu. "Mundur!" Seru haqi mengacungkan senjata api tersebut. Perlahan ia memasuki kamar orang tua nya, dan segera menggambil Laila kecil yang terus menangis.

Tubuh nya bergetar, seakan tersengat listrik sedemikian kali. "Cup cup, adik cantik ngga boleh nangis, nanti cantik nya hilang lo" hibur Haqi menenangkan adik kecil nya sambil terisak. Ia menatap kebelakang sejenak, dan segera berlari keluar melewati jendela.

Ia berlari tak tentu arah, di tengah hujan yang deras. Seakan langit mendengar isakan dua malaikat titipan tuhan, dan tersentuh dengan suara tulus mereka. Haqi mengacuhkan segala nya, entah ceceran darah dari kakinya yang lecet lecet, atau suara guntur yang terus menyambar.

Kakinya bergetar, hingga ia terjatuh dengan tubuh bergesekan langsung dengan aspal jalanan. Isakan nya kian menguat, histeris akan dunia nya yang begitu kejam. Kubangan air disekitarnya berubah menjadi warna merah kental, bercampur dengan darah lelaki kecil yang masih terisak isak.

••••••••••••••

To be Continued

Haiii,,aloo,, assalamualaikum, moshi moshii ! Dijawab doong

Maap up nya lama, karena aku lagi Us.dan sedang beribut dengan buku. Takut banget sama us. Padahal setiap habis us merasa bebas dan gabut.

Ok segitu aja, plus kalian yang rajin ya belajarnya, jan kayak akuu gini gini aku juga aga anti ma yang namanya belajar. Wkwkwkwk ok.ok udah ya dah malem, dan dadaaah

Wassalamu'alaikum!

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Lanjut!,Maaf kak baru baca soalnya aku udah nggak online

28 Apr
Balas

Hallo kak [Menyapa]

28 Apr

Haiii

28 Apr

Maap baru jawab habis US

28 Apr

Ndak papa kak,Pasti Sibuk,Kalo ndak dijawab juga ndak papa

28 Apr

Wkwkwkwk makasih ya❤️

28 Apr

Sama sama!,Maaf baru buka TwT

28 Apr

Ngga apa

28 Apr



search

New Post