Azie_ryuuchan

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Horror #9 Papa

Horror #9 Papa

Horror #9 Papa

Azizah ( azie )

Enjoy awas banyak typo

***

Setelah kejadian semalam, Aminah , Fathir , dan Yasmine trus saja terdiam. Hingga siang ini, belum ada satu orang pun dari mereka yang menemukan topik pembicaraan. Hingga terdengar helaan napas panjang dari kak Yasmine " haaaaah" Fathir menatap Kak Mine lalu mengikuti apa yang di lakukan kakak nya. "Hahaaaaaaaaaah " " haaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaah" Aminah menutup ( menggampar ) mulut kakak nya yang terbuka lebar. " Aduuuh apa sih min?!" " Nanti nyamuk nya masuk " jawab Aminah sambil tertawa kecil. Begitu juga dengan Mine.

"Kak mine dulu, papa kerjanya apa sih? " Tanya Aminah sambil memainkan jari telunjuk nya. "Mmm, aku ngga tau, dari dulu setiap tanya sama mama pasti ngga di jawab. Emang kerjaan papa apa ya?" Tanya balik Mine. " Ih ditanya in ko malah balik nanya? Gimana sih Mine?" Fathir malah ikut ikutan biar lah, ia juga kepo soal yang ini. " Yee kan aku ngga tau? Emang kamu tau?" "Ya tentu aja enggak lah! Aku tanya papa ngga dijawab" lalu mereka menatap Aminah " kamu tau min?" Tanya mereka bersamaan.

"Ih enggak la! Kan aku tanya kakak malah balik nanya" jawab aminah kesal. " Iya ya. Kalo tanya kakek kiranya di jawab ngga ya?" Tanya fathir " mungkin sih.. ok yuk tanya!" Ajak Yasmine semangat. Mereka pun bangkit, berjalan menemui kakek nya.

°°°°°°°°°°°°°°°°

Dan bertemulah mereka, dengan ayah dari ayah mereka yang disayangi mereka yang itu menjadi alasan mengapa mereka ada dan hidup bernapas di dunia ini / apa sih azizah gaje// ok mereka menemukan kakek nya sedang berkebun, di halaman belakang / rumah besar ini. "Mine, tanyak!" Seru fathir setengah berbisik.

" Kamu dong"balas Yasmine berbisik. "Ayo ah kak mine!" " Aminah aja kalik " " ii kok akuu" " tenang aja ngga bakal di gigit kok," " klo gitu kak fathir aja" "la mlah aku" " kan kak Fathir cowoo" " shhh dimana mana itu lady is first tau" " yaudah yang hafalan nya paling banyak!" " Kan salah server!" "Udah udah aku aja" akhir nya muncul suara anak pemberani/ padahal cuma tanyak aja lo/ ok seorang gadis berjalan mendekati seorang kakek nya sendiri bagai berjalan mendekati ujung jurang.

"Keek" panggil Aminah pelan. Kakek pun menoleh, memperhatikan gerak gerik cucu bungsu nya yang tidak jelas." Kenapa si?" Tanya kakeknya di iringi tawa kecil. " Ituu Aminah mau tanya.. dulu itu..mmm" "jangan berenti berenti napa sih?" Pikir fathir sambil terus menatap pergerakan aminah. " Salah siapa ngga maju" fathir terkejut, menemukan suara Kak Mine di pikirannya. Ia sedikit mendelik kearah sorot mata Mine lalu kembali menatap Aminah kembali. ' habis bertemu bocah aneh itu, keluarga ku sekarang udah ngga ada yang jelas' batinnya binggung.

" Kenapa?" Tanya ulang sang kakek mulai aneh. " Anu itulo.. dulu papa kerjanya apa sih kek?" Tanya Aminah. " Kok tiba tiba tanyak gitu?" Sang kakek sedikit terkejut. " Yaa aminah pen tau ajaa dari dulu kalau tanya mama sama papa ngga di jawab" lanjut aminah sedikit merengek. " Ooh gitu..yaudah sini duduk" ucap kakek menepuk nepuk tempat di sampingnya. Kening fathir berkerut. Itu kan tanah? Kakek nyuruh Aminah duduk ditanah gitu? Trus aminah mau? Lah gimana tu? Heh emang udah ga beres.

"Mine itu aminah beneran duduk? Mataku ngga minus kan?" " Iya udah biarin aja ngga papa,ingat anak rinso berani kotor" jawab Yasmine. 'ok ok emang dari dulu keluargaku ngga ada yang bener padahal kan kita kalo cuci baju pake molto?' batin fathir.

Sang kakek menghela napas. " Jadi dulu papa kamu tu kerja sebagai..." " Jengjengjengjeng" batin fathir. "Seorang dokter" mereka bertiga terkejut. Dokter? Bentar.. ayah mereka seorang dokter? Trus kenapa ngga bilang dari dulu?! "Oo..oh dokter. Oo.k kek makasih" imbuh Aminah setelah mendengar pernyataan yang awalnya hampir menghentikan detak jantung nya.

Aminah berlari ketempat 2 manusia yang hanya bisa mengintip saja sedari tadi. "Udah kan?! Papa itu dokter!" "Iya sih, tapi kenapa ngga bilang dari dulu?!" " Mungkin gegara fathir?" Tebak Yasmine. " Ha? Suudzon banget sih?!" Bela fathir." Ya kan dulu kamu takut dokter?!" " Ha? Kak fathir?" Aminah menatap kakak tengahnya menahan tawa. " Y..ya itu kan duluuu!" Aminah tertawa berderai " tapi jadi ini ngga ada hubungannya sama annisah?" Tanya nya refleks. Fathir menghela napas nya. " Ya.. engga tau" aminah bimbang. Sebenarnya ia ingin segera mengetahui siapa Annisah ini.

Tiba tiba Aminah melihat seorang dengan dress putih ada di depan pintu ruang kerja ayah yang dulu. " ANNISAH!" Seru nya terkejut. Yasmine dan Fathir serentak menoleh bersamaan. Benar, seorang gadis berdress putih pucat sedang menyolok nyolok tenggorokannya sendiri, tak peduli seberapa panjang kuku jarinya, dan aliran darah yang trus mengalir. "Ayo!" Ajak Yasmine segera menarik Aminah. "Ha?! Beneran mau kesana?!" Tanya Fathir tak kalah kerasnya. "Iyalah cepet!"

Mereka hampir mendekati tempat itu, hingga gadis yang memanggil mereka hilang dalam sekejap layak menyatu bersama angin yang berhembus. "Hilang.." lirih Aminah sambil terengah engah. Yasmune menatap wajah kecewa adik nya. "Ngga apa, mungkin dia ada janji" sahut Fathir tak berlogika."Fathir!" Yang di teriaki hanya terkikik. Ia menepuk bahu Aminah, adik kesayangannya.

" Mungkin, dia ajak kita kesini" lanjutnya tersenyum lembut sambil menunjuk ruang kerja almarhum ayah nya. " Masuk kesini? Tapi kita ngga pernah boleh masuk sama papa" Tanya Aminah ulang." Iya, mungkin ada semacam petunjuk?" Hibur Yasmine. Aminah tersenyum "ook" ucap Aminah pelan. Mungkin, mungkin saja memang ada petunjuk untuk mereka. Semoga saja, setidak nya mereka sudah mencoba. Dan akhir nya dibuka lah pintu itu, berharap mereka menemukan sesuatu.

To be continued

Haii sore semua.. maap bab yang ini pendek hehe.. aku lagi agak mager tapi pen nulis ceritaa. Ok malah curhat kan. kalau gitu makasih buat kalian yang nungguin cerita ini udah kulanjut ni.. nah ok sekian terimakacii

(づ。◕‿‿◕。)づfollow

(づ。◕‿‿◕。)づcomment

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post