Azarine Keira Divi

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Chapter 1 Nostalgia.

Chapter 1 Nostalgia.

“ Lihatlah, sebentar lagi aku akan bertemu dengan ayah dan ibu “ Itulah kata terakhir yang di ucapkan Rakha sebelum menghembuskan nafas terakhir.

Railey kembali kehilangan orang yang ia cintai setelah kepergian sang ibu, ia merasa sangat kesepian, keluarganya kini semakin berantakan, Althea selaku kakak tertua entah pergi kemana, Ezra sebagai anak kedua sedang berada di dalam masalah akibat kasus narkoba, ditambah dengan kematian saudara kembarnya Rakha, yang meninggal karena virus yang sedang merajalela di dunia.

Semuanya begitu berantakan, ia bertanya-tanya kemana perginya keluarga yang harmonis itu? Semua berawal sejak kematian sang ayah, tragedi itu membuat luka yang mendalam karena mereka kehilangan sosok yang berperan penting dalam keluarga mereka, untuk bertahan hidup sang ibu harus bekerja dari pagi hingga larut malam demi menafkahi keempat anaknya. Namun karena situasi tesebut keluarga ini semakin lama semakin terasa asing, suasana yang sebelumnya penuh dengan tawa kini berubah menjadi sunyi. Mereka sibuk dengan dunianya masing-masing, berbicara pun jika ada hal yang penting.

Waktu terus berputar hingga mereka menjadi dewasa dan memutuskan keluar dari rumah, meninggalkan sang ibu sendirian, mereka hanya akan pulang kerumah seperlunya. Tahun terus berganti, keluarga ini menjalankan hari-harinya dengan normal terkecuali sang ibu Miriam, yang terus-terusan mengirim pesan ke anak-anaknya bahwa ia merindukan mereka, sayangnya karena pekerjaan mereka saat ini, membuat mereka selalu menunda kunjungan mereka karena sibuk.

Pada 2 November 2019, Railey menyempatkan untuk berkunjung ke rumah sang ibu, semuanya berjalan lancar dengan tawa dan canda yang menghiasi rumah tersebut.” Ibu bangga sama kalian, sudah menjadi orang yang berhasil dan mandiri, meskipun jauh dari ibu tapi ibu ridho dan ikhlas, semoga keberhasilanmu tidak membuat dirimu cepat berpuas diri “ Ujar ibu Miriam seraya tersenyum lembut kepada anak gadisnya.

5 November 2019, hal tak terduga terjadi, Railey mendapati sang ibu sudah terbaring di ranjang dengan tubuh yang sudah tidak bernyawa, sontak ia menangis sejadi-jadinya. Ia terkejut atas kepergian ibunya yang mendadak, ia pun menghubungi saudara-saudaranya tentang berita ini.

Ibu Miriam di makamkan tepat di sebelah sang suami, Arya.Kini kedua pasangan suami-istri tersebut resmi bersatu kembali dan meninggalkan anak-anak mereka untuk berjuang melawan pahitnya dunia.

2 tahun berlalu, ikatan keempat bersaudara tersebut menjadi tambah renggang. Mereka semua sudah putus komunikasi setelah kematian sang ibu,hanya Railey dan Rakha yang masih setia bertukar kabar, mereka masih memiliki harapan untuk memperbaiki hubungan mereka dengan Althea dan Ezra.

Setelah Railey tahu bahwa Ezra, kakak keduanya terjerat kasus narkoba ia berusaha membantunya. Ia juga tahu bahwa Althea yang sudah menikah ini kabur dari rumahnya karena kasus KDRT,Railey terus mencari keberadaan Althea dan membantunya. Tak berselang lama Riley mendapatkan kabar bahwa Rakha terkena virus covid-19. Railey mulai melemas, ia menjadi khawatir namun ia menepis pikiran negatifnya dan percaya bahwa Rakha dapat melewati masa ini.

Hingga pada titik dimana semuanya menjadi sia-sia, 27 Juli 2021 Rakha dinyatakan meninggal akibat virus covid. Railey juga tidak berhasil membantu sang kakak. Ia bingung, kenapa semuanya jadi seperti ini?seharusnya mereka bisa kembali bersama lagi kan?

Railey menjadi satu-satunya anak yang menjalankan hidupnya dengan normal, terlepas dari kondisi hidupnya, secara mental Railey sangatlah lemah ia menjadi menyalahkan dirinya tentang permasalahan keluarganya. Ia mulai putus asa, berbagai kisah menyedihkan kerap terjadi di dalam hidupnya. Ia mulai kehilangan arah, berpikir bahwa dunianya sudah berakhir.

“ Ayah ibu, jika berada di situasi seperti ini, apa yang kalian akan lakukan? “kata yang terus berputar di benak Railey, Ia menjadi ragu akan pilihannya. Setiap pusing dengan masalahnya ia berkujung ke makam kedua orang tuanya untuk mencari pencerahan. Hal ini sangat efektif baginya karena ia dapat meluapkan stressnya. Walaupun tidak akan ada yang menjawab, ia tetap menikmatinya berpikir bercerita tidak harus menjawab melainkan mendengar dengan seksama, dan hal itu lah yang membuat Railey berpikir bahwa ayah dan ibunya sedang mendengar keluh kesahnya.“ Apakah kalian kecewa padaku karena tidak bisa membantu mereka?” ujar Railey,air mata berlinang di wajah manisnya.

Railey mengurung diri di kamar selama berminggu-minggu, orang terdekatnya khawatir akan kondisi Railey namun ia selalu menepisnya dan berkata “ Aku sedang healing, jadi tidak ada yang perlu di khawatirkan”.

Sampai suatu hari Railey keluar dari kamarnya, ia hendak pergi ke suatu tempat dimana terakhir kali ia bertemu dengan sang ibu, tempat itu tidak lain adalah rumahnya, tempat yang biasa ia tinggali bersama keluarganya dahulu.

Karena sudah tertinggal sejak sang ibu meninggal, tempat ini menjadi tidak terawat, interior rumah pun masih lengkap, Berbagai macam foto juga masih terpajang di dinding rumah.

Melihat rumah lamanya membuat Railey kembali mengenang masa kecilnya. Terdapat banyak kenangan di setiap sudut rumahnya. Ia akui bahwa ia benar-benar merindukan suasanya keluarganya yang penuh dengan canda dan tawa, tempat ini juga menjadi titik awal perjuangan mereka. Berbagai macam kisah terjadi disini, namun sangat disayangkan rumah ini sudah tidak ada penghuninya mengingat saudara-saudaranya sudah memiliki rumahnya masing-masing begitu pula dengan dirinya.

Railey terpaku pada satu foto keluarganya, di foto tersebut memperlihatkan keempat anak dan kedua orang tuanya yang sedang berlibur ke pantai. Keluarga itu tampak sangat bahagia, senyumannya yang lebar membuat hati Railey seakan-akan teriris karena ia tahu senyuman tersebut tidak akan berlangsung selamanya.

“ Kenapa kalian meninggalkanku? Bukankah kita keluarga? Lalu mengapa kalian pergi begitu cepat? semuanya terasa begitu cepat sampai-sampai membuatku berpikir bahwa ini adalah mimpi…” ujar Railey meluapkan kesedihannya di depan foto keluarganya.

“ terus terang saja aku capek, aku sendiri tidak tahu apa yang aku lakukan ini benar atau tidak, semuanya penuh dengan tanda tanya. Aku selalu berpikir apa yang terjadi jika kita sekeluarga tetap utuh, mungkinkah kak Ezra tidak akan masuk penjara? Mungkinkah kak Althea tidak akan berakhir dengan suaminya sekarang? Dan apakah kita bisa mencegah kematian Rakha? Oh! Sepertinya aku ngelantur hal omong kosong lagi, maafkan aku.” Tutur Railey lalu hendak pergi keluar dari rumah itu sebelum semuanya menjadi kacau. Sebelum ia benar-benar menginjakkan kakinya keluar dari rumah samar-samar ia mendengar suara lembut yang sangat ia kenali.

“ Kau sudah melakukan yang terbaik, ibu bangga padamu sayang “ kata yang keluar dari ibu tercinta, Miriam.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post