1. Judul : Negri 5 menara

2. Pengarang: Ahmad Fuadi (novel yang menjadi dasar film)

3. Penulis Naskah: Salman Aristo

4. Editor: Cesa David Luckmansyah

5. Ilustrasi Musik: Thoersi Argeswara

6. Sutradara: Affandi Abdul Rachman

7. Tema: Perjuangan meraih mimpi melalui pendidikan, persahabatan, dan semangat pantang menyerah.

8. Tokoh dan Perwatakan:

alif : Tokoh utama, cerdas, penuh semangat, dan gigih mengejar impiannya.

Raja Lubis: Anak Medan, tegas dan penuh percaya diri.

Said Jufri: Berasal dari Surabaya, ceria dan ramah.

Dulmajid: Dari Sumenep, religius dan tenang.

Atang: Anak Bandung, disiplin dan loyal.

Baso Salahuddin: Dari Gowa, pendiam tapi sangat tekun belajar.

9. Alur: Campuran (maju-mundur), dimulai dari masa kini lalu kilas balik ke masa Alif belajar di Pondok Madani.

10. Latar:

- Tempat: Pondok Madani (Ponorogo), kampung halaman Alif di Maninjau, beberapa lokasi internasional (dalam mimpi dan masa depan).

- Waktu: Sekitar tahun 1990-an hingga masa kini.

11. Amanat: Jangan pernah meremehkan mimpi. Dengan tekad dan usaha, tidak ada yang mustahil. Man jadda wa jada — siapa yang bersungguh-sungguh, akan berhasil.

12. Sinopsis:

Film ini menceritakan perjalanan Alif Fikri, remaja Minang yang awalnya ingin masuk ITB namun akhirnya masuk pesantren Pondok Madani atas permintaan ibunya. Di sana, ia bertemu lima sahabat dari berbagai daerah di Indonesia. Mereka menyebut diri mereka "Sahabat Menara" dan berjanji akan menggapai cita-cita tinggi di masa depan. Dengan semboyan “Man Jadda Wajada”, mereka menjalani kehidupan pesantren yang penuh tantangan dan makna.

13. Kelebihan:

- Menggugah semangat dan motivasi.

- Mengangkat kehidupan pesantren yang jarang terekspos dalam film nasional.

- Visual sinematografi yang indah.

- Nilai-nilai moral dan religius yang kuat.

14. Kekurangan:

- Beberapa bagian cerita terasa berjalan lambat.

- Penggambaran konflik kurang mendalam.

- Tidak semua tokoh sahabat menara tergali secara merata.