Perjuangan Seorang Ibu

Oleh: Ash-syifa Muharramah

Ibu itu adalah ibu yang kuat dan tak pernah lelah, sejak dari mengandung kita, melahirkan kita, mengasuh kita dari kecil sampai kita menginjak dewasa.

Pengorbanan seorang ibu itu sangatlah banyak sejak hamil dan melahirkan.Dari emosi yang naik turun, mudah menangis hingga mual maupun muntah.Belum lagi ketika melahirkan kita, ibu harus kuat secara mental maupun fisik agar anaknya lahir dengan selamat.

Perjuangan ibu tidak hanya sampai di situ.Setelah ibu mengandung dan melahirkan anaknya, ibu juga harus merawat anaknya dan membimbing anaknya di jalan yang benar, ibu juga mengajarkan anaknya berjalan dan berbicara, bahkan ibu tidak akan pernah rela anaknya merasakan apa yang pernah ia rasakan.

Kebahagiaan anak paling penting buat ibu.Di setiap doa ibu pasti ada doa buat anaknya.Ibu berjuang demi memberikan yang terbaik untuk anak-anaknya. Sehingga ibu mati matian siang dan malam mencari sesuap nasi agar anaknya tumbuh dengan sehat dan dapat menempuh pendidikan setinggi tingginya.

Tetapi secara tidak sadar kita melukai perasaannya, sehingga perasaannya sedih, namun ibu tidak pernah menunjukkan itu semua kepada anak-anaknya.

Seperti sekarang ini ibu saya berjualan soto, mie ayam, dan jus. Ibu berjualan seperti itu demi membantu ayah bekerja buat uang sekolah kami.

Tetapi semenjak hari itu ibu saya mengalami sakit tangan sampai tangannya bengkak dan tidak bisa digerakan, pada saat itulah saya membantu membereskan pekerjaan rumah, membantu masak, dan merawat ibu saya.

Dua hari kemudian nenek saya pun datang dari kampung untuk membawakan obat untuk mama saya agar tangannya cepat pulih.

Semenjak nenek saya datang dari kampung membawakan obat, tangan ibu saya mulai sembuh dan perlahan lahan bisa digerakkan. Obat yang dibawa nenek saya itu obat yang alami dari daun daun, tetapi perkembangannya sangat cepat, sehingga tangan mama saya pulih.

Sebelum nenek saya sampai, sempat tangan ibu saya di periksa ke dokter, tetapi kata dokter tangan ini ada gejala struk. Maka dari situlah mama langsung menelfon nenek saya untuk membawakan obatnya.

Saya kasihan dengan ibu saya, tetapi saya tidak bisa apa apa, saya bisanya berdoa dan berharap tangan ibu saya cepat pulih.

Setelah pulih ibu pun bisa berjualan lagi untuk membantu ayah membayar uang sekolah kami. Ibu pun pernah bilang kepada kami, “Ibu mau anak-anak Ibu menjadi orang yang sukses, jangan sampai anak-anak Ibu seperti Ibu pula.”

Tetapi kedua orangtua saya sudah dapat meluluskan kakak saya dari lancang kuning dan mendapatkan gelar S.KOM.

Maka dari itu belajarlah kita dengan sungguh sungguh agar kita bisa mendapatkan gelar serjana, supaya hati ibu kita pun senang melihat kita udah mendapatkan gelar serjana itu.

Ibu kita itu adalah ibu yang becahaya dalam hidup kita.

Terimakasih ibu atas segala nasehat ibu dan kasih sayang ibu untuk kami dari mengandung kami, melahirkan kami, merawat kami, dan mendidik kami di jalan yang benar, sampai kami menjadi orang yang sukses.

Aku berjanji kepada ibu aku akan belajar dengan sungguh sungguh sampai mendapat kan gelar serjana dan membuat ibu bangga kepadaku .

Terimakasih sekali lagi ya bu atas pengorbanan ibu buat kami.

Profil Penulis:

Ash-Syifa Muharramah namanya. Lahir di Pekanbaru, 19 Januari 2009. Merupakan anak dari pasangan Ibu Ratna dan Ayah Doni Chandra. Saat ini bersekolah di MTs Al-Ittihadiyah Pekanbaru, dan merupakan alumni SDN 119 Pekanbaru.

Ini adalah karya perdananya, setelah mendapat dorongan dan dukungan dari salah satu teman sekolahnya.

Prestasi yang pernah ia raih salah satunya masuk 10 besar dari kelas 1-6 ketika SD.

Jika ingin berkenalan lebih lanjut, silahkan hubungi 085274327678 (WA) dan [email protected] (email).