Resensi Negeri 5 Menara
Judul:
Negeri 5 Menara
Pengarang:
Film ini diadaptasi dari novel Negeri 5 Menara karya Ahmad Fuadi. Filmnya disutradarai oleh Affandi Abdul Rachman.
Tema Film:
Perjuangan meraih mimpi melalui pendidikan, persahabatan, dan kekuatan doa.
Tokoh 2 Pemain (Sifat):
1. Alif Fikri (diperankan oleh Gazza Zubizareta)
Sifat: Cerdas, pekerja keras, penuh semangat, dan tekun dalam mengejar cita-cita.
2. Baso Salahuddin (diperankan oleh Billy Sandjaya)
Sifat: Pendiam, religius, setia kawan, dan memiliki tekad kuat untuk menggapai impian.
Alur:
Alur film ini menggunakan alur campuran (maju dan mundur), dimulai dari masa kini lalu mundur ke masa ketika Alif muda bersekolah di Pondok Madani. Cerita berkembang secara kronologis seiring perjuangan mereka.
Latar/Setting:
Pondok Madani, sebuah pesantren fiktif di Madani, Indonesia.
Danau Maninjau, Sumatera Barat (kampung halaman Alif).
Beberapa negara impian para tokoh, seperti Amerika, Mesir, dan Inggris (ditampilkan dalam impian mereka).
Amanat:
Kekuatan doa, usaha keras, disiplin, dan rasa percaya diri sangat penting untuk meraih cita-cita. Selain itu, persahabatan yang tulus bisa menjadi kekuatan dalam menghadapi segala tantangan hidup.
Sinopsis:
Alif Fikri, seorang remaja dari Maninjau, bercita-cita ingin kuliah di Bandung, namun karena keinginan ibunya, ia harus masuk pesantren Pondok Madani. Di sana, Alif bertemu sahabat-sahabat barunya: Baso, Said, Dulmajid, Raja, dan Atang. Mereka membentuk kelompok "Sahabat 5 Menara" karena sering berkumpul di bawah menara masjid pondok sambil memandang langit dan berdoa untuk mimpi masing-masing. Moto mereka, "Man Jadda Wajada" (Siapa yang bersungguh-sungguh akan berhasil), menjadi prinsip hidup. Cerita mengisahkan perjuangan mereka dalam menimba ilmu, membentuk karakter, hingga akhirnya masing-masing mulai meraih cita-cita mereka di berbagai penjuru dunia.
Kekurangan:
Beberapa bagian cerita terasa agak terburu-buru dan kurang digali mendalam dibandingkan novelnya.
Karakterisasi beberapa sahabat kurang terbangun kuat, sehingga fokus hanya pada beberapa tokoh utama saja.
Kelebihan:
Visualisasi latar sangat kuat, terutama setting Pondok Madani yang terasa hidup dan inspiratif.
Pesan moral dan nilai-nilai pendidikan agama disampaikan dengan cara yang menyentuh dan tidak menggurui.
Akting para pemain muda terasa natural, membuat cerita terasa lebih dekat dengan penonton remaja.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar