Aprilia Isma

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Menyelamatkan Pendidikan dengan Kompas Etika

Nelson Mandela tidak salah mengatakan: pengetahuan adalah senjata paling ampuh untuk mengubah dunia. Bayangkan saja jika ada seorang ilmuwan jenius yang menciptakan senjata pemusnah massal atau hal sederhana seperti seorang siswa berprestasi yang memilih untuk korupsi. Mereka adalah produk nyata dari pengetahuan yang mengorbankan etika demi kompetensi.

Ki Hajar Dewantara pernah mengatakan bahwa: karakter adalah tujuan utama pendidikan. Nyatanya dunia pendidikan kini menjelma menjadi pabrik yang mencetak “robot” berpredikat pintar, tapi kosong empati. Dunia pendidikan mulai lupa tentang pentingnya makna dibalik proses belajar. Mengandalkan mentalitas “yang penting lulus” dengan menghalalkan segala cara, membocorkan soal ujian demi mengejar target kelulusan. Hal tersebut menjadi bukti bahwa dunia pendidikan kini mengalami degradasi nilai moral.

Dalam hal inilah kompas etika menjadi sangat penting dalam dunia pendidikan, karena dengan adanya kompas etika akan membawa kita pada tujuan dunia pendidikan yang sesungguhnya. Maka dari itu pendidikan haruslah seimbang antara kompetensi dan etika, jika hanya menekankan pada salah satunya maka kita tidak akan pernah mencapai tujuan sebenarnya dari pendidikan.

Integrasi etika dapat dimulai dengan menyisipkan sosial dan filsafat di pelajaran, lalu ajaklah mereka untuk terjun secara langsung dalam masyarakat agar mereka dididik oleh guru terbaik, yaitu realitas. Tentunya hal ini juga harus didukung dengan peran guru sebagai role model yang patut dicontoh oleh siswa, tidak hanya dari teori namun juga pada praktiknya.

Pendidikan tanpa kompas etika ibarat kapal yang terombang-ambing tanpa tujuan. Mandela mengingatkan kita bahwa pengetahuan bisa mengubah dunia, tetapi etikalah yang menentukan ke arah mana perubahan bergulir. Sebagaimana Ki Hajar Dewantara yang menegaskan bahwa karakter adalah jiwa, bukan hanya dari nalar tapi juga dari budi luhur. Sudah saatnya dunia pendidikan menciptakan generasi pintar yang tidak buta hati, dan menumbuhkan generasi yang berani memilih yang benar. Sehingga dunia pendidikan tidak hanya menciptakan pemenang medali tapi juga generasi yang memilih untuk tidak korupsi walaupun mereka bisa.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post