Jejak Sahabat di Jalan Waktu
Jejak Sahabat di Jalan Waktu
Kau datang bukan saat langit cerah,
Tapi ketika awan menggulung gelisah.
Tak membawa pelangi di tangan,
Hanya senyum tulus, dan pelukan yang menenangkan.
Kita duduk di bangku waktu,
Mengukir cerita tanpa tahu ujungnya di mana.
Kadang tawa kita meledak begitu saja,
Kadang diam pun terasa hangat adanya.
Ingatkah kau saat kita bertengkar,
Karena hal kecil yang kini terasa lucu?
Kau bilang aku keras kepala,
Aku balas, kau terlalu banyak bicara.
Tapi toh, esok harinya kita tertawa bersama,
Seolah amarah itu cuma uap yang terbawa angin senja.
Kau tahu semua kisah yang kusimpan,
Rahasia gelap yang tak sanggup kukatakan pada dunia.
Telingamu jadi tempat paling sunyi yang pernah kutemui,
Dan hatimu, rumah yang tak pernah menagih sewa.
Sahabat,
Kau bukan sekadar teman duduk di kantin sekolah,
Bukan cuma rekan bermain saat senja menjemput.
Kau adalah cermin saat aku lupa siapa diriku,
Dan lentera saat langkahku nyaris hilang arah.
Kita telah tumbuh, berganti musim dan waktu,
Rambut lebih panjang, atau lebih pendek,
Langkah makin cepat, tapi hati tetap saling menoleh.
Meski hidup membawa kita ke jalan berbeda,
Aku tahu, kau selalu di sana,
Mendoakan diam-diam, di antara deru harapan.
Andai suatu hari dunia terlalu bising,
Dan aku nyaris lupa suara tawa kita dulu,
Ingatkan aku,
Bahwa pernah ada sebuah masa—
Di mana segalan
ya sederhana,
Karena ada kamu, sahabatku.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar