Di Antara Menara dan Kubah
Di Antara Menara dan Kubah
Di jantung kota yang bising dan letih,
berdiri dua rumah suci—
Istiqlal dan Katedral,
berseberangan, saling menatap
namun tak bersentuhan.
Mereka tak bersaing,
tapi juga tak menyatu.
Bagai dua doa dalam bahasa berbeda,
menuju langit yang sama,
dengan cara yang masing-masing sakral.
Di tengah keduanya, Monas menjulang,
bukan sekadar tugu,
tapi cahaya yang diam-diam berkata:
“Perbedaan tak harus dilebur,
cukup dihormati agar tak retak.”
Tak ada jalan menuju padu,
tapi ada lorong sunyi menuju pengertian.
Dan di sanalah Indonesia belajar diam,
belajar mendengar
antara lantunan adzan
dan denting lonceng yang lirih.
Mereka berdampingan,
bukan untuk melebur jadi satu,
melainkan untuk berdiri—
kokoh dalam perbedaan,
dan teduh dalam penghormatan.

30 April 2025
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar