Hilangnya Keutuhan
Berulang kali ia memohon
Begitu lugunya gadis itu dulu
Lihat, mimik polos wajahnya
Meminta sebuah keutuhan
Ia sekali lagi mengeluarkan cairan kristal
Ibu dari gadis itu begitu keras kepala
Sedangkan ayahnya begitu kasar dalam tembok keluarga
Keluarganya hancur, mereka berantakan
Sejenak, gadis itu tersungkur
Secara paksa menelan kenyataan yang memuakkan
Tangisan itu tak kunjung berhenti
Mereka pun mulai kewalahan
Di atas keadilan ada kebenaran yang tersembunyi
Gadis itu pun tetap teguh menjalani hari
Hari-hari ia jalani dengan kepalsuan
Orang-orang mulai datang untuk menanyai
Tentang keutuhan yang pernah menjadi sumber kebahagiaan
Gadis itu hanya bisa tersenyum
Dengan iris mata yang sayu dan layu
Lalu ia pergi, dengan beribu luka yang mencambuk hati
Kemudian gadis itu dewasa
Banyak yang berkata dewasa itu menyakitkan
Ia pun mulai mengerti akan dunia
Ia faham bukan dunia yang jahat melainkan takdir yang tak pernah berpihak
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Luar biasa puisinya