Sejuta cakupan pemahaman tentang peran buku dan perpustakaan. Peran yang begitu spesial dalam kehidupan, tidak akan ada habisnya artinya bukan sejuta lagi melainkan setertakhingga cakupan tersebut. Karena buku adalah jendela dunia berupa ilmu dan perpustakaan adalah medianya.

Makanya mayoritas bangsa perlu komplementasi atau perenungan diri agar sadar dan mampu membawa masa depan yang gemilang, untuk kita, untuk bangsa. Langkah awal adalah niat, selanjutnya pihak yang mau atau tidak bersangkutan. Di mana memang suatu kewajiban untuk siapa saja dalam mengggapai misi ini. Selain itu, kita juga memerlukan sarana dan prasarana yang memadai. Maka tak heran jika banyak perubahan baik yang terjadi hanya karena sarana dan prasarana yang memadai dan mendukung.

Pertama arti sebuah buku adalah kumpulan kertas atau bahan lainnya yang dijilid menjadi satu dan berisikan tulisan, gambar, maupun tempelan. Dari kumpulan tersebut ada ilmu di dalam kandungannya. Setiap sisi dari sebuah lembaran yang disebut sebagai halaman adalah ilmu dari kata demi kata. Hal ini menekankan makna bahwa buku itu penting dengan membaca. Membaca pada hakikatnya merupakan kegiatan memperoleh informasi melalui halaman tersebut. Namun mayoritas bangsa merasa bahwa membaca adalah kegiatan yang membosankan dan tidak membawa manfaat.

“Kegiatan yang menyita waktu, tenaga, bahkan pikiran” begitu kata mayoritas bangsa. Padahal dari membaca kita memperoleh pemahaman kepribadian, edukasi dan intelektualitas. Pemahaman ini bernilai “mahal” dan “penting”. Kembali pada asumsi dasar yaitu membaca, yang belum mampu dilaksanakan oleh mayoritas bangsa. Maka dari itu, perlu adanya usaha sosialisasi dalam bangsa yang harus diperhatikan dan diterapkan bersama. Dari sini timbul pertanyaan bagaimana dan apa, bukan. Sebagai jawabannya adalah menyadarkan dan memberikan gambaran, menumbuhkan minat, membudayakan, dan atau mengajak.

Terlepas dari seputar buku, apa pula arti dan peranan perpustakaan. Seperti sebelumnya, perpustakaan lahir sebagai medianya. Perpustakaan mampu meningkatkan minat baca dan menompakkan pemenuhan rasa penasaran atau rasa ingin tahu. Makanya sarana dan prasarana (fasilitas) perpustakaan sangat wajib diperhatikan. Diperlukan fasilitas yang memadai. Maka tak heran jika banyak perubahan baik yang terjadi hanya karena fasilitas yang memadai dan mendukung.

Mulai penataan ruang, kebersihan dan kerapihan, kelengkapan sarana, hingga penambahan variasi koleksi pustaka. Namun dari sekian banyaknya upaya, apa sebenarnya yang melatarbelakangi atau apa yang menjadi penyebab kebosanan sehingga rendahnya minat baca oleh mayoritas bangsa?

Hal itu dikarenakan oleh banyak faktor seperti kurangnya kesadaran diri, keluarga, bangsa, sampai lembaga pendidikan. Atau juga karena perpustakaan sekolah yang menyediakan buku yang kurang menarik bagi pembaca, dan kurangnya kepedulian untuk mendirikan taman bacaan di lingkup sekitar.

Makanya diperlukan fasilitas dan suasana yang mendukung untuk menumbuhkan minat baca. Coba kita renung dan bayangkan keuntungan dari tingginya minat baca oleh bangsa kita. Tentunya menampakkan cahaya. Cahaya atas alangkah gemilangnya masa depan bangsa kita jika hal tersebut diterapkan bersama.

…

Saya Andini Pratiwi dan lahir di Makassar tanggal 20 Agustus 2004. Sekarang usia 17 tahun, duduk di bangku SMA Kelas 12 di SMAS SEMEN TONASA. Jurusan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA). Alamat e-mail yaitu [email protected] dan nomor WA aktif +62 82293165215.