Menurut masyarakat,go green merupakan upaya yang dilakukan manusia dalam mengatasi masalah yang terkait dengan alam sekitar. Dan kita sebagai masyarakat harus memperjuangkan keadaan alam kita termasuk menghadapi global warming. Menurut saya,go green adalah suatu perilaku yang memanfaatkan segala sumber daya yang ada tanpa harus merusaknya.Dari situlah saya berfikir, sebagai manusia yang bijaksana saya harus berperilaku tidak jauh dari prinsip itu. Saya juga senang ketika isu go green ini sudah banyak disukai oleh kalangan masyarakat dari yang kecil hingga dewasa.

Berdasarkan bentuk pelaksanaannya, ada banyak macam seperti: green piece, green school, green kampus, dsb. Namun, sedikit mengganjal dari berbagai bentuk pelaksanaan dari green yaitu bebas rokok. Yah, banyak di instansi-instansi bahkan di lingkungan masyarakat yang mengkampanyekan go green yang bebas rokok.Padahal, disadari atau tidak, tidak ada hubungan yang faktual antara hidup ala green dengan bebas rokok.

Dalam mengatasi masalah lingkungan, kita harus menentukan dulu mana yang lebih banyak pengaruhnya dan bukan sekedar menentang kemajuan atau pembaruan saja. Kampanye bebas rokok bisa dibilang merupakan aksi penentang kemajuan belaka yang berusaha menghubung-hubungkan bebas rokok dengan usaha go green tadi. Berbicara tentang penyelamatan lingkungan, mau tidak mau kita harus membahas masalah budaya di sekitar kita. Semangat go green seperti melakukan segala sesuatu yang tidak merusak lingkungan kita dan merokok merupakan aktivitas konsumsi atas dasar kepuasan.

Dilihat dari hubungannya, terlalu jauh ketika kita menghubung-hubungkan go green dengan bebas rokok. Padahal dampak dari adanya bebas rokok adalah meningkatnya pengangguran, menurunnya apbn dari pajak, dan penguasaan pabrik-pabrik rokok lokal oleh pengusaha asing. Dalam masalah lingkungan, saya membagi masalah yang lebih faktual menjadi 3 seperti: pemakaian kendaraan, pengelolaan sampah, dan penanaman pohon / tanaman hijau di sekitar.

Bisa dibilang banyaknya kendaraan, merupakan penyumbang kerusakan alam yang tertinggi. Dalam satu jam, berapa gas yang mereka keluarkan dan mencemari udara kita. Selain itu juga gas yang kendaraan keluarkan, juga dapat merusak lapisan atmosfir bumi.Pengelolaan sampah juga merupakan masalah yang harus kita perhatikan, setiap kita berjalan 5 meter, pasti terdapat satu sampah. Padahal sampah dapat menyebabkan kualitas udara yang menurun dan merusak tatanan keindahan alam tersebut. Ditambah lagi dengan sampah non organik yang menghambat proses kesuburan tanah dan menyebabkan bencana-bencana alam.

Penanaman pohon merupakan tindakan terahir jika benar-benar ingin mengembalikan alam menjadi seperti semula. Namun, di banyak instansi yang mengkampanyekan go green, berapa pohon yang ada disana? dibandingkan dengan beton-beton yang mereka bangun. Sangat disayangkan, mereka lebih memilih bebas rokok ketimbang meminimalkan 3 masalah tadi.Dan sampai saat ini belum ada bukti terselesaikannya hal tersebut.Pembatasan kendaraan bermotor atau mobil, pembuatan sistem yang membudayakan kita agar membuang sampah pada tempatnya, dan satu ruangan banding satu pohonlah yang seharusnya di kampanyekan oleh semua orang yang terlibat pada usaha go green itu.

Biodata penulis:

Andi Naila Luthfiah Djalawali

Lahir di Makassar, 19 Agustus 2005. Penulis bersekolah di SMAS Semen Tonasa. Penulis dapat dihubungi lewat email [email protected] atau melalui nomor WA 085240825950.

Terima kasih.