Alanis Salsa Dewi

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Pelindung Belati

Pelindung Belati

Aku hanya menunduk tak sanggup menatap dua orang didepanku. Ribuan kata bernada nasehat, rayuan, bahkan bernada ancaman keluar dari mulut mereka. Aku tatap bibir hitam mereka yang menari-nari.

“Kau mengerti anakku?” Ayah berkata sambil menepuk pundakku.

“Paman harap kamu bersedia mengemban tugas mulia ini.” suara paman mencoba meyakinkanku.

“Ayah, Paman, biarkan saya berpikir dulu.” Aku mengakhiri diamku yang hampir satu jam mendengar presentasi mereka.

“Pikirkanlah dengan baik, ini demi dirimu dan juga keluarga kita. Ayah harap kamu mengambil keputusan yang bijaksana.” itu pesan ayah sebelum motor matik hitam yang mereka naiki meninggalkan halaman kosku. Mereka, ayah dan paman datang menemuiku ke kos membawa amanat dari keluarga besar kami di kampung. Amanat itu adalah tentang harapan mereka agar aku bersedia menjadi pelindung belati pusaka peninggalan leluhur kami. Mereka bilang aku adalah orang yang terpilih menjalankan tugas itu. Jika aku menolak akan ada bencana yang menimpa keluarga kami.

Tiga hari kemudian, melalui telepon aku sampaikan pada ayah, bahwa aku tidak mau menjadi pelindung belati. Kuliahku memasuki semester akhir jadi aku fokus menyelesaikan tugas-tugas kuliah, tak ada waktu untuk hal lain. Itu alasan yang kusampaikan. Padahal alasan sebenarnya karena pikiran ilmiahku menolak mempercayai hal yang mistis seperti itu.

***

1 Pesan Diterima!

Adik

Kakak, Intan anaknya Om Koalmalu sakit keras, sekarang di rawat di rumah sakit

Mungkin ini bencana karena kakak ga mau jadi pelindung belati

Beberapa detik kutatap WA dari adikku. Apa mungkin seperti itu, ah tidak. Itu hanya kebetulan saja Intan sakit, dari kecil memang dia sering sakit. Apa mungkin hal itu benar? Malam itu aku gelisah. Sepanjang malam aku mimpi aneh. Dalam mimpiku aku didatangi seorang pria berpakaian adat Papua, tangan kanannya memegang bungkusan kain emas. Dari bentuknya benda yang dipegang lelaki itu adalah belati.

Besoknya adiku WA lagi.

1 Pesan diterima!

Adik

Baru saja Paman di Pasangkayu nelpon. Katanya anaknya diceraikan oleh suaminya tanpa alasan yang jelas. Kakak, cobalah berpikir lagi, jangan biarkan keluarga kita terus dilanda bencana.

“Ahh.. persetan, masalah orang cerai masa aku yang bersalah.”

“Tapi… iya ini salahmu, terima saja tugasmu!” begitulah perang batinku

Hari-hariku berikutnya terus dihantui belati. Tiap malam aku mimpi dikejar belati. Itu hanya mimpi, mungkin aku terlalu memikirkan belati itu, begitu pikirku. Kabar yang aku terima dari keluarga terus tentang bencana. Ternaknya mati, kebun karetnya kebakaran, toko di bobol maling dan sanak keluarga sedang sakit.

Tapi aku yakin semua takdir mereka, bukan karena aku tidak mau menjadi pelindung belati. Mana mungkin leluhur memberatkan keturunannya. Kalaupun benar begitu berarti leluhur itu tidak bijaksana, melimpahkan tugas atau kesalahan pada kami yang masih hidup. Di Benakku mulai ditumbuhi hal negatif tentang leluhurku.

Pagi itu, jam ditanganku menunjukan pukul 07.50.

Tatapanku tertuju pada spanduk yang terpasang di depan gerbang bangunan “Selamat Datang Peserta Seminar, Mengenal Lebih Dekat Belati Papua” Aku ragu melangkah, bodoh banget aku ini. Saat Ruben meminta aku menggantikannya mengikuti seminar aku langsung mengiyakan.

“Kamu gantikan aku, nanti Pace Har dan Ayu menunggu disana. Teman-teman BEM lain pada sibuk” Begitu ocehan Ruben. Sialnya aku tidak konfirmasi tentang materi seminar itu. Iya sudahlah, tak ada salahnya aku ikut saja.

Pukul 08.35

“... Belati adalah simbol laki-laki bagi orang Papua. Zaman dulu belati dapat menunjukan tinggi rendahnya status seseorang …” saat pembicara sedang membicarakan filosofi belati tiba-tiba hp ku berbunyi. Itu dari adiku.

“Ada apa? Aku sedang mengikuti seminar..”

“Aku dengan ayah lagi on the way ke kos kakak”

“Ada apa lagi?”

“Ada hal penting yang mau mereka sampaikan.”

“Ok, setengah jam lagi aku balik” kututup telepon dengan rasa gundah.

Di depan ku lihat pembicara sedang menunjukan sebilah belati, memperkenalkan bagian-bagiannya pada peserta seminar. Entah dari mana datangnya tiba-tiba aku merasa merinding dan ngeri melihat belati yang dipegang oleh Bapak itu. Akhirnya aku memutuskan untuk tidak melanjutkan mengikuti acara itu. Pada kedua temanku aku pamitan ku bilang dengan jujur bahwa orang tuaku akan datang ke kos jadi aku harus balik sekarang juga. Mereka mengerti dan mempersilahkanku untuk berangkat.

Kenapa keluargaku tiba-tiba datang mencariku? Sudah lebih tiga tahun aku kuliah tak sekalipun orang tuaku datang ke tempat kos. Yang pernah ke kosku cuma adik, itupun sudah setahun lalu. Saat itu dia mewakili sekolahnya mengikuti sebuah lomba di kota tempat kuliahku, sebelum pulang ia sempatkan mampir ke tempatku.

Tiiiiinnnnn !!!!!

Aku tersentak, sebuah benda besar tiba-tiba bergerak cepat kearahku. Pikiranku terlambat menganalisa. Saat aku sadar benda apa itu tubuhku sudah terlambat bereaksi.

***

Ku sadari diriku sedang berada di sebuah tempat yang menyerupai bioskop. Di depanku terbentang sebuah layar. Di layar itu kulihat dua orang pria gagah, mereka dikelilingi oleh banyak orang. Dua perempuan sambil mengendong anak kecil nampak sedih. Sepertinya dua orang itu adalah istri dari pria-pria itu. Orang-orang itu berteriak dengan mengangkat tangan tinggi keudara, sepertinya mereka memberi semangat pada dua pria gagah itu. Teriakan terus menggema saat kedua pria itu berjalan, keduanya melangkah menyusuri jalan setapak. Saat itulah aku sadar bahwa salah satu dari pria itu mirip dengan Ayahku atau bahkan mirip denganku.

Adegan berikutnya…

Beberapa perahu layar terlihat bergerak pelan dilautan. Kedua pria gagah terihat duduk di perahu dengan layar berwarna kotak-kotak merah, hitam, dan putih. Di depan mereka berdiri seorang pria dengan pakaian seperti seorang raja.

Pria itu berkata.

“Eteroa, aku dengar kamu memiliki pasukan berupa suanggi.” (mahluk halus).

Pria yang mirip denganku menjawab, “Ya Tuan, saat ini hamba membawa 1000 pasukan suanggi, tuan bisa rasakan gerak perahu-perahu kita. Keempat perahu ini bergerak lambat karena memuat 1000 pasukan suanggi itu.

“Bagus! Aku harap kita bisa pulang dengan kemenangan tanpa ada pasukan kita yang gugur”

Bersama malam yang mulai datang, perahu yang mengangkut pasukan itu merapat di pantai. Hujan bersama guntur dan kilat menyambut kedatangan mereka. Pria yang dipanggil sebagai Tuan terlihat berdiri dan mencabut belati di pinggangnya, di acungkannya belati itu ke angkasa. Sebuah kilat menyambar belati tersebut beberapa saat kemudian langit disekitar mereka menjadi cerah, hujan, guntur dan kilat hilang entah kemana.

“Eteroa, saatnya kamu keluarkan pasukan suanggimu!“

Eteroa begitulah orang yang mirip denganku dipanggil. Pria itu segera mengeluarkan belati kecil dari pinggang. Sementara anggota pasukan yang lain tampak duduk rapi. Salah satu diantara mereka berdiri dan mendekati Eteroa, dia terlihat memegang seekor ayam hitam.

Leher ayam itu putus di babat oleh belati di tangan Eteroa. Mulut pria itu komat-kamit membaca mantra. Tiba-tiba angin berhembus kencang, suara derap seperti ribuan kuda berlari terdengar menggema. Angin dan suara itu semakin menjauh bergerak ke arah daratan.

“TIDAK…!” Aku berteriak kaget kulihat keris di tangan Eteroa bertambah panjang dan ujungnya bergerak ke arahku, aku berlari keluar bioskop. Keris itu terus bertambah panjang dan mengejarku.

“Tidak, jangan!”

“Belati, belati, jangan!” Aku berteriak dan terus berlari, tiba-tiba aku melihat kedua orang tuaku. Sekuat tenaga aku berlari ke arah mereka.

“Dokter, dia bergerak, dia siuman!” Kudengar sayup suara.

***

Ku arahkan pandanganku, selang-selang infus menghiasi tubuhku. Kaki kanan dibalut perban. Senyum manis Rina adikku dan tatapan cemas Ayahku langsung terpampang di hadapanku.

“Aku kenapa?” hanya itu yang keluar dari mulutku.

Dari cerita Ayah dan adik aku tahu, bahwa aku mengalami kecelakaan. Bertabrakan dengan mobil saat aku kembali dari tempat seminar. Aku mengalami luka yang parah, sudah 3 hari aku koma.

Besoknya aku ceritakan mimpi kepada Ayah. Ayah bilang orang dalam mimpi adalah Eteroa leluhur kami yang memiliki belati pusaka. Memang menurut cerita dia ikut berperang dan pulang membawa kemenangan. Saat pulang itu beliau membawa beberapa belati dan benda berharga lain, itu adalah bukti kemenangan yang diraih di medan perang.

***

Didepanku tergolek 3 buah belati. Satu persatu ku pegang benda tersebut. Aku memutuskan mau menerima tugas melindungi belati peninggalan leluhur. Aku sadar belati ini memiliki nilai sejarah khususnya bagi keluargaku, jadi selayaknya aku ikut melindungi benda itu. Itu simbol prestasi yang diraih leluhurku. Mungkin zaman itu prestasi seseorang diukur dari tingginya ilmu kesaktian yang dimiliki beda dengan sekarang. Pada zaman nya leluhurku telah dipilih oleh kerajaan untuk ikut misi penting. Kalau mau jujur aku belum ada apa-apanya, aku belum punya prestasi yang membanggakan keluarga. Aku telah salah meremehkan dan memandang negatif pada leluhur.

Jadilah aku pelindung belati pusaka. Setiap 30 hari sekali belati itu mesti dibersihkan. Ya masuk akal juga, biar belati tersebut tidak berkarat. Belati itu dibuatkan tempat khusus di rumahku dan tidak perlu membawa belati itu kemanapun aku pergi. Dulu salah satu alasanku menolak adalah karena aku kira benda itu harus dibawa kemana-mana. Dan kuliahku berjalan dengan wajar tidak terganggu oleh belati. Bahkan belati menjadi inspirasiku untuk meraih prestasi.

Sepeti pamor sebilah belati, beginilah jalan hidup manusia.

Menunggu lahirnya pagi.

08 Mei 2023

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post