Alanis Salsa Dewi

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Paper Bird

Paper Bird

Pagi mendung dengan milyaran rintik hujan yang turun dari langit. Shifra.. begitu ia dikenal, seorang gadis yang masih duduk dibangku kelas 12 SMA ini dikenal sebagai gadis periang dan sangat disukai teman-temannya karena keramahannya. Hari ini seperti biasa Shifra memulai langkahnya dengan sebuah senyuman riang yang dibawa nya dari rumah hingga sekolah. Selalu seperti ini senyum yang merekah dari bibir nya mampu membuat semua mata menjadi tertuju padanya, tidak lain dengan Dimas.. lelaki yang selama ini menemai hari-hari Shifra, ya. Dimas adalah kekasih Shifra. sudah hampir bertahun-tahun mereka menjalani kisah cinta nya di SMA. Berawal dari sebuah MPLS mereka berkenalan hingga akhirnya memutuskan untuk berpacaran.

Hari berganti hari, detak jam pun mulai berpindah tempat.. setiap hari selalu ada kisah manis di antara mereka berdua. Tak pernah sedikitpun waktu yang dilewati mereka begitu saja, pasti selalu ada yang bermakna.. mulai dari Dimas yang selalu mengucapkan “Selamat pagi, Cinta” kepada Shifra, sampai Shifra yang rutin setiap pagi nya mengantarkan sebuah nasi goreng dengan bentuk “love” sebagai sarapan Dimas. Tak pernah satu hal pun mereka lewati dengan kesedihan. Hidup mereka seakan sempurna dan berwarna.

Singkat cerita.. kelulusan sudah didepan mata, Shifra dan Dimas lulus dengan nilai yang cukup memuaskan.. Shifra melanjutkan kuliahnya di kedokteran. Namun lain halnya dengan Dimas, Dimas yang notabene hanya seorang anak tukang becak harus rela melalui hari-hari nya tanpa meneruskan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi lagi. Semua itu tidak merubah perasaan antara mereka. Tetap ada cinta di sela-sela kesibukan mereka masing-masing.. sudah lama hubungan mereka berjalan. Satu sama lain pun saling mengenali masing-masing sifat dan sikap nya. Hampir tidak ada pengecualian untuk mereka berdua..

Hingga akhirnya..

Pada suatu hari… tepat satu bulan sebelum ulang tahun Shifra, Dimas menyiapkan sebuah hadiah untuk ulang tahun kekasihnya itu.. Dimas membuat banyak burung-burung yang terbuat dari kertas origami. Hampir ratusan burung yang sudah dibuat Dimas untuk hadiah ulang tahun Shifra. Dan kebetulan pada saat yang bersamaan, Dimas juga merencanakan sebuah kejutan untuk melamar Shifra. Tanpa Shifra ketahui.. ternyata semua ini sudah dirangkai indah oleh Dimas.

07 Mei 2023, tepat ulang tahun Shifra hari ini, Dimas sudah menyiapkan kue ulang tahun beserta lilinya dan sebuah kotak yang berisikan ratusan burung-burung kertas yang disetiap burung terdapat keinginan Dimas untuk dapat hidup bersama Shifra hingga akhir hayatnya. Tak lupa sebuah cincin yang sudah disiapkan Dimas untuk melamar Shifra dihari ulang tahunnya. Dimas sangat antusias pada hari itu. Sangat bersemangat untuk menyambut ulang tahun kekasih hati nya ini.. hingga akhirnya sebuah kejadian yang tidak pernah dibayangkan oleh Dimas pun terjadi..

"Happy Birthday, Sayang!" ucap Dimas sambil memberikan kue dan lilin pada Shifra.

Shifra terdiam dan hanya tersenyum.

"Waaah.. Dim… ya ampun.. makasih bangettttt!" Balasnya sambil memeluk Dimas dan meniup kue ulang tahun.

Keadaan saat ini sangat berkesan bagi Shifra dan Dimas. Dan hingga akhirnya Dimas mengeluarkan kotak berisi burung-burung kertas dan sebuah kotak yang berisikan cincin.

"Ini buat kamu.." ucapnya sambil memberikan kotak.

"Isi nya nggak seberapa kok, cuma kertas-kertas yang aku rangkai jadi burung, tapi disetiap burung itu ada harapan-harapan untuk hubungan kita lho.. semoga kamu suka ya sayang.."

"Dim… kamu selalu penuh kejutan. Makasih bangett! Aku suka banget sama burung-burung ini, lucu.." puji Shifra seraya membuka kotak.

"Ada hadiah satu lagi buat kamu nih.." ujar Dimas berlutut dan membuka kotak cincin.

Shifra bingung.. ada kejadian aneh disini. ternyata Dimas melamar Shifra hari itu juga. Namun.. namun.. Shifra tidak dapat menerima lamaran Dimas waktu itu.

"Ini maksud nya apa?"

"Ini tanda keseriusan aku sama kamu, Shif.. aku mau kamu jadi pendampingku sampai kapanpun."

"Dim.. kamu nggak ngerti.. aku.. aku gak bisa, Dim. Aku gak bisa terima ini."

"Kenapa? Bukannya kita udah ngerencanain ini dari lama?"

"Kamu nggak tau masalahnya dan kamu nggak ngerti.. aku gak bisa! Orangtua aku nggak setuju kalau aku sama kamu."

"Lho? kenapa?"

"Karena kamu gak punya pekerjaan."

Hening…

Omongan Shifra bagai sebuah meteor yang jatuh menimpa wajah Dimas. Dimas marah besar dan mengucapkan kata-kata diluar kesadarannya.

"Cuma karena itu? Dasar cewek matre! Keluarga matre! Harusnya aku emang nggak bilang kayak gini. Anggap kita gak pernah kenal! Suatu saat aku akan jadi orang terpandang. Lihat nanti!"

Dimas pergi meninggalkan Shifra. Dan Shifra hanya bisa terdiam dan menangis.

Hampir tiga bulan Shifra tidak memberikan kabar untuk Dimas. Dimas seakan-akan sudah tidak mengenali dan mengetahui kabar tentang Shifra. Keadaan Dimas kini berubah. Ia sudah sukses.. siapa yang tak kenal Dimas? Seluruh pelosok desa pun tahu siapa “Dimas”.

Sore harinya, saat Dimas mengendarai sebuah mobil, tiba-tiba ia bertemu dengan Ibu Shifra. Niat buruk Dimas mulai keluar, ia ingin menabrak Ibu Shifra untuk balas dendam.. namun hati kecil nya menahan.. dan akhirnya Dimas pun malah mengikuti kemana Ibu Shifra pergi. Dan ternyata Ibu Shifra mendatangi sebuah makam.. di sebuah makam itu Dimas merasakan hal aneh.

"Ibu.. maaf.. Dimas lancang ngikutin Ibu sampe sini.. itu makam siapa, Bu?"

"Ya ampun Dimas. Kamu kemana aja? Ini… ini.. ini makam Shifra."

Dimas terdiam dan termenung.

"Bohong…"

"Dimas.. Ibu gak bohong. Semenjak kamu pergi ninggalin Shifra hari itu penyakit Shifra semakin parah, kanker darahnya yang selama ini disembunyikan dari orang-orang dan terutama kamu semakin memburuk. Sudah hampir dua bulan ini Shifra meninggal dunia. Ini Shifra sempet titip surat ke kamu." Jelas Ibu Shifra sambil memberikan surat pada Dimas.

Dimas kaget mendengar itu, ia tetap tidak percaya bila makam itu adalah makam Shifra. Hingga akhirnya ia membaca surat dari Shifra.

Dear Dimas..

Dimas.. mungkin saat kamu baca surat ini nanti aku udah nggak bisa ada didekat kamu lagi. Maafin aku, Dimas.. bukan karena orang tua aku gak setuju dengan hubungan kita, tapi karena aku sakit, Dim.. aku nggak mau kalau nanti akhirnya hanya jadi beban untuk kamu. Jangan pernah lupain aku ya.. aku selalu ada dan aku selalu hidup dihati kamu.

Dari aku yang mencintaimu, Shifra.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post