aqilah~ajalah

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
penyesalan diakhir

penyesalan diakhir

“Tak disangka! Aku pu nya adik bun..! “ kata Halima dengan riang, “Iya sayang..alhamdulillahhh… adek nya disayang sayang yaa nakk…. ” sambung bunda. 3 hari setelah kelahiran dedek bayi mereka pulang kerumah , sesampainya dirumah halima bertanya “bun nama dedek nya siapa? , kalo gak ada nama nya nanti ditanya orang nama nya siapa kita jawab apa? ‘’ “bunda juga belum tau sayang, malah bunda dari tadi mikirin Halima mau dipanggil apa? “ Tanya bunda berbalik “aku mau dipanggil ‘kakak’ aja bun” jawab Halima semangat “kalo menurut ayah huruf depan belakang namanya harus sama biar bagus” sambng ayah yang tadi sedang bebenah, “bagaimana jika nama nya harika? “ jawab bunda memberi usulan “nggak ah bun, aneh gitu ,gak cocok,kalo akum au nya nama dia hafsa bun”sambung Halima dengan memberi usulan selanjutnya “oh ya,, namanya hafsa aja biar cucok” sambung ayah semangat “okee deh kalau begitu namanya hafsa saja yaa..” jawab bunda setuju.

Sabtu pun tiba anak-anak berbondong bonding berlarian keluar rumah dan bermain, tapi tidak dengan Halima, Halima sedang menggambar, hobinya saat ini ialah menggambar. “bundaa..ayahh..lihat dehh bagus kan gambaran ku, ini hafsa, ini ayah, ini bunda dan ini….” Kata Halima ingin memamerkan hasil karya nya “iya iya bagus “ putus bunda “tapi bunda belum liat ,ih bunda liat duluu, apa susah nya sihhh!! “ kata Halima kesal “bagus kok “ kata ayah meredakan “auah bunda mah” ucap Halima masih kesal, Halima pergi kekamar dan dia mengacak ngacak kamar nya, dia benar benar kesal, dia merasa semenjak dia punya saudari di tak lagi diperhatikan “males ah aku disini kalo aku diperhatiin emg enakan disini, aku ora di perhatiin lebih baik aku kerumah nenek! “ kata Halima bicara pada meghly [bacanya megli ] boneka kesayangan halima , Halima menyiap kan barang-barang penting, dia berangkat lewat jendela. “halimaa!! Ayo makan nak! “ teriak bunda dari ruang dapur, tapi taka da jawaban, ayah dan bunda merasa khawatir, “sudah berkali kali aku teriak, tapi kenapa dia tak menjawab? “ bunda dan ayah meninggalkan makanan dimeja dan pergi kekamar Halima, jendela terbuka, angina kencang menghampiri tanda bahwa aka nada hujan lebat nanti , seketika bunda menetes kan air mata , “apa ini?! Ada surat!” ayah memberikan tanda, ayah dan bunda membuka surat nya dan membaca nya, isi surat :

“bunda.. ayah.. maaf kan aku izin setelah melakukan, aku tak kuat menahan rasa sakit kehilangan perhatian, aku pergi kerumah nenek hayma aku mengambil uang di celengan ku yang tadi nya kan ku pakai untuk beli sekuter , bunda.. ayah.. jangan cari aku! “

Bunda betul betul sedih bunda takut kehilangan seorang anak yang paling berhaga milik nya, bunda tak mudah putus asa dia tetap ikhtiar dan menerima keadilan Allah. Halima pergi sambil menahan rasa sakit yang mendalam. Focus Halima takterkendali, dia menyebrang jalan tak melihat kanan kiri, sebuah bus malam tiba dari arah kanan, orang orang berteiak memanggil manggil “dek..! dekk..! awass! itu ada bus!” kata orang orang, tapi Halima tak mendengar karna ia tak fokus, akhir nya…… BRRAAAKK! Semua orang berkerumun, membawa Halima ke rumah sakit.

Setelah dokkter memeriksa, dokter meminta suster untuk memeriksa tas Halima untuk mencari identitas, “dok.. disini hanya ada sebuah HP, uang,dan boneka dok” ucap suster “buka HP nya cari kontak yang namnya jelas orang yang mengenal nya seperti ayah nya, ibu nta dan lain sebagai nya” ucap dokter memberi perintah “ ketemu dok, disini tertulis ‘bunda ku’ “ ucap suster “baik langsung ditelfon, jika sudah dijawab berikan pada ku” ucap dokter memberi perintah lagi

Tut…tut…. HP bunda bergetar , bunda mengangkat dan mengira bahwa yang menelfon Halima

Bunda : “halo? Sayang? Kamu dimana nakk.. ayok pulang jangan kabur lagi, bunda khawatir tau gak?!”

Seketika dokter menetes kan air mata ,dokter sangat sedih harus mengatakan apa yang terjadi pada anak nya kepada bunda nya..

Dokter : “maaf ibu.. saya dokter dari…”

Bunda : “apa?! Dokter?! Apa yang terjadi disana?! “ putus bunda

Dokter :”saya dokter selcan hatun dari rumah sakit hagibida, para warga membawa anak ibu ke rumah sakit hagibida karna dia mengalami kecelakaan yang cukup parah, menurut pemeriksaan saya, anak ibu mengalami cidera yang sangat parah, kaki nya betul-betul terlindas bus, dan harus diamputasi agar sakit nya tak mendalam”

Bunda : “astaghfrullah….. baik dok apa saya bias segera kesana?! “

Dokter : “ bias bu..alamat nya ,bla… bla… bla… bla… dan bla… bla…. Bla….. yaa…”

Bunda mematika telfon dan menyuruh ayah menegluarkan mobil . sesampainya dirumah sakit bunda langsung menemui dokter dan dating ke kamar Halima, Halima masih tak sadar kan diri, bunda bertemu dengan dokter dan berkonsultasi, “pilihan saya hanya 2 ibu, jika tak diamputasi dia akan merasakan pahit nya dunia [sakit luar biasa] ,tapi jika diamputasi dia akan merasakan penyesalan yang hebat dan tobat, walau harus merasakan kehilangan 1 kaki nya” ucap dokter, bunda memmilih diamputasi walau anakya harus melewati banyak ujian. Selama oprasi dilakukan bunda tak bias tenang, “bunda.. ayo dudu, nih minum, dari tadi bunda gak bias diem” kata ayah membujuk “gimana aku bisa tenang coba?! Sementara anak ku ada didalam ruang oprasi!” kata bunda resah . oprasi selesai,tapi Halima masih belum sadar karna efek bius nya masih ada, bunda, ayah, hafsa masuk ke kamar perawatan, “bund…bundd” Halima terbangun , “iya sayang, bunda disini nak..” kata bunda khawatir “2sakit gak sayang?” kata ayah ikut khawatir “nggak yah,tapi kok..aku ngerasa ada yang gak ada ya?” seketika semua menangsi mendengar ucapan Halima , Halima membuka selimut karna merasa engap “bundaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa…………. Apaan iniiii!! Mana kaki kuuuu,, tolong bilang kalo ini mimpiiiiiiiii!” kejut Halima, “sa..sa..yangg…nggak..nak..eng..enggak.. nak.. ini bukan mimpi..” jawab bunda dengan tangisan , “bundaa aku janji gak ulangi lagii, aku menyesalll, tolong bunda kembalikan kaki ku!...” sesal Halima terhadap orang tua nya “ sayangg…sabar ya nak..ini memamang ujian, Allah tidak akan memberikan ujian diluar kemampuan hambanya insya Allah” kata bunda menenangkan. Mereka pulang kerumah tanpa kaki kiri Halima [ TwT ] .

Dua hari setelah nya … Halima sedang berincang santai dengan bunda nya, tiba-tiba “bunda..maafin Halima..halima janji gak akan mengulangi nya, Halima tau mungkin jika Halima mengulangi nya lagi, tangan atau kaki kanan Halima bias hilang” kata halime sambil memegang tangan bunda “iya sayang, anta ma’aman ah babta sesungguh nyakamu bersama orang orang yang kamu cintai”nasehat bunda untuk Halima.

Mereka hidup dengan apa yang diberikan oleh Allah,,mereka hidup bahagia tanpa ada masalah lagi

TAMAT

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Syedihh ~_~

24 Feb
Balas

makasihh..

24 Feb

Masama

24 Feb

Bagus banget Aqilahh. Maaf aku baru bisa komen sekarang karena kemarin gak bisa komen.

25 Feb
Balas

iya gpp

26 Feb

Lanjuttt kaaak

24 Feb
Balas

maap ini umi ku

24 Feb

Iya Aqilah. gpp

25 Feb

Sediiihh.. :(

26 Feb
Balas

kok syedih :(

25 Feb
Balas

massa sih?

25 Feb



search

New Post