Aisyah Tri Rahmawati

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Diskusi Yang Telah Berakhir

Diskusi Yang Telah Berakhir

Halo guys ini adalah cerita diskusi Aku yang terakhir.

Disimak ya guyss

Pergaulan Bebas disebabkan Oleh Faktor Lingkungan Keluarga

Masa remaja adalah masa di mana pencarian jati diri baru dimulai. Pergaulan bebas adalah salah satu bentuk salah satu bentuk perilku menyimpang yang mana “Bebas” yang dimaksud adalah melewati batas batas norma ketimuran yang ada.

Di masa-masa ini para remaja, khususnya remaja SMP, tentunya perlu mendapatkan bimbingan dan arahan agar proses pencarian jati diri mereka tidak melenceng ke arah yang negatif. Sebagai remaja, tentunya kalian akan menemukan berbagai pergaulan. Namun, kalian harus menyadari bahwa tidak semua pergaulan itu baik, entah di lingkungan sekolah maupun lingkungan masyarakat. Oleh karena itu, pintar-pintarlah dalam memilih pergaulan.

Salah satu yang menjadi permasalahan di kalangan remaja dalam proses pencarian jati diri adalah bahaya pergaulan bebas. Pergaulan bebas adalah salah satu bentuk perilaku menyimpang. Istilah “bebas” yang dimaksud adalah melewati batas-batas norma yang ada. Masalah pergaulan bebas ini sering muncul baik di lingkungan maupun di media massa. Pada saat ini kebebasan bergaul sudah sampai pada tingkat yang mengkhawatirkan.

Seringkali remaja SMP terjerumus ke dalam pergaulan bebas. Berbagai faktor seperti kondisi lingkungan keluarga hingga penyalahgunaan internet dapat menyebabkan remaja jatuh ke dalam pergaulan bebas. Dampak yang ditimbulkan dari pergaulan bebas juga tak sembarangan. Mulai dari risiko gangguan kesehatan karena mengonsumsi obat-obatan atau minum-minuman beralkohol hingga pendidikan yang terhambat akibat tidak konsentrasi dalam belajar.

Penyebab pergaulan bebas

1. Tingkat pendidikan keluarga yang minim

2. Broken home

3. Ekonomi keluarga

4. Kurang kasih sayang

5. Kurangnya pengendalian diri

Cara mencegah pergaulan bebas , yaitu

1. Menjalin Komunikasi yang baik antara anak dan orang tua

2. Orang tua harus awasi pergaulan anak dalam sehari-hari

3. Edukasi seks sejak dini

4. Mendorong anak mengembangkan minat & bakat

5. Orang tua membuat aturan di rumah

6. Selektif dalam memilih teman (pilih yang baik untuk kita)

Oleh karena itu, perlu kiranya remaja melibatkan diri dalam kegiatan-kegiatan yang positif baik di sekolah maupun di lingkungannya yang tentunya harus mendapatkan dukungan dan restu dari orang tua. Kemudian dalam menghadapi permasalahan harus mengontrol diri dan jangan mudah terpengaruh oleh orang lain.

STOP PERGAULAN BEBAS

• Tata Tertib di Sekolah

Dalam kehidupan bermasyarakat, setiap individu pasti mempunyai kepentingan yang berbeda. Hal ini mengakibatkan banyak kepentingan individu yang satu sama lainnya saling bertentangan, yang apabila tidak diatur maka akan menimbulkan suatu kekacauan. Untuk itulah maka perlu diciptakan suatu aturan atau norma. Peraturan atau norma ini berlaku pada suatu masyarakat dan suatu waktu. Norma sendiri ada yang disebut dengan norma agama, norma hukum, norma kesusilaan, dan norma kesopanan.

Sekolah sebagai lembaga pendidikan yang memiliki tujuan membentuk manusia yang berkualitas, tentunya sangat diperlukan suatu aturan guna mewujudkan tujuan tersebut. Lingkungan sekolah khususnya tingkat SMA yang beranggotakan remaja-remaja yang sedang dalam masa transisi, sangat rentan sekali terhadap perilaku yang menyimpang. Oleh karena itu diperlukan suatu hukum atau aturan yang harus diterapkan di sekolah yang bertujuan untuk membatasi setiap perilaku siswa. Di lingkungan sekolah yang menjadi hukumnya adalah tata tertib sekolah. Tujuan tata tertib adalah untuk menciptakan suatu kondisi yang menunjang terhadap kelancaran, ketertiban dan suasana yang damai dalam pembelajaran.

Tata tertib sekolah mempunyai dua fungsi yang sangat penting yaitu

1. Peraturan mempunyai nilai pendidikan, sebab peraturan memperkenalkan pada anak perilaku yang disetujui oleh anggota kelompok tersebut. Misalnya anak belajar dari peraturan tentang memberi dan mendapat bantuan dalam tugas sekolahnya, bahwa menyerahkan tugasnya sendiri merupakan satu-satunya cara yang dapat diterima di sekolah untuk menilai prestasinya.

2. Peraturan membantu mengekang perilaku yang tidak diinginkan. Agar tata tertib dapat memenuhi kedua fungsi di atas, maka peraturan atau tata tertib itu harus dimengerti, diingat, dan diterima oleh individu atau siswa. Bila tata tertib diberikan dalam kata-kata yang tidak dapat dimengerti, maka tata tertib tidak berharga sebagai suatu pedoman perilaku.

Oleh karena itu dapat dikemukakan bahwa tata tertib berfungsi mendidik dan membina perilaku siswa di sekolah, karena tata tertib berisikan keharusan yang harus dilaksanakan oleh siswa. Selain itu tata tertib juga berfungsi sebagai ’pengendali’ bagi perilaku siswa, karena tata tertib sekolah berisi larangan terhadap siswa tentang suatu perbuatan dan juga mengandung sanksi bagi siswa yang melanggarnya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post