AGINTA PURNAMA

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Musik Rindu tak Bernyanyi
Sumber: https://mohammadihsan.id/article/2021/03/lomba-menulis-siswa-mediaguru-maret-2021-264120

Musik Rindu tak Bernyanyi

Pandemi melanda kita, seakan tak mau memberikan sedikit ruang untuk kita bernapas. Pandemi corona menghentikan bumi berputar untuk sementara waktu. Akan tetapi, entah sampai kapan bumi harus berhenti untuk menghormati corona yang datang. Corona seakan musuh yang tak terlihat, tapi menyerang perlahan dan membuat kematian di mana-mana.

Bumi berhenti sementara. Ribuan anak bangsa harus berhenti bertatap muka. Mereka menikmati beribu kata yang terus menari di atas buku yang tersimpan di ruang pustaka yang tak berpenghuni. Ribuan ilmu yang ingin disampaikan oleh guru untuk anak bangsa, seakan dibatasi oleh tembok corona yang menyerang hingga ke ulu hati.

Pengalaman berbeda dirasakan oleh banyak jiwa. Sepertinya, rutinitas setiap hari hanya menghabiskan sisa waktu untuk bahagia. Begitu juga yang dirasakan pada saat kita menerima beribu ilmu. Hal itu terus menari seakan ingin mengikuti irama musik yang tak bisa dihentikan, walaupun corona menyerang tak kenal lelah. Ilmu yang selalu menari yang biasa dilihat dengan mata telanjang, kini hanya bisa dilihat dari kacamata digital.

Melalui kacamata digital, kadang ilmu menari mengikuti irama musik yang tak akan berhenti. Tapi terkadang ilmu tak bisa menari mengikuti irama musik. Sebab, kaca untuk melihat kacamata digital hilang dibawa angin lalu.Ilmu yang menari tadi pun hanya menjadi imajinasi dan ilusi. Hal ini tak bisa menjadi bunga yang mekar dalam lingkaran bintang otak yang sangat indah.

Corona membuat kereta tak mau bergerak. Bahkan, kereta itu hanya mau berhenti dan menikmati matahari yang selalu terbit dan terbenam. Kereta itu juga menikmati secangkir teh hingga lupa waktu yang terus berlalu meninggalkan segalanya.

Bunga ingin bertemu dengan bunga yang lainnya. Akan tetapi, dibatasi oleh kaca yang tak bisa ditembus oleh bunga. Padahal, bunga ingin bermain dan menari mengikuti irama musik yang selalu ada di atas kertas. Hal ini tersusun rapi sehingga tak ada yang bisa merubah warna tinta itu.

Rindu selalu menyelimuti hati yang tak bisa bertemu. Rindu juga selalu ada saat sesuatu tak bisa dijangkau dengan tangan. Tetapi, rindu akan selalu dirasakan oleh samudera hati yang sangat luas.

Kita duduk menatap kacamata digital untuk menikmati ribuan ilmu yang terbang seperti kupu-kupu yang indah. Tetapi sayang, hanya sedikit yang bisa ditangkap oleh tangan terbuka. Kita dituntun untuk menangkap semua kupu-kupu tersebut. Namun, semua itu tak bisa dilakukan oleh bunga yang berada dalam lingkaran bintang otak yang sangat indah. Padahal, kita selalu ingin menangkap semua kupu-kupu agar ia bisa menari diatas bunga yang berada dalam lingkaran bintang itu. Tetapi, semua itu dibatasi oleh kaca yang tak kasat mata.

Kita marah pada taman bunga karena ia tak bisa memikat kupu-kupu untuk datang padanya. Tetapi itu semua hanya sia-sia belaka karena taman bunga tak bisa dipaksa terlalu keras untuk memikat kupu-kupu ilmu yang sangat indah. Ini semua terjadi karena taman bunga akan rusak jika dipaksa untuk memikat semua kupu-kupu ilmu yang indah tersebut. Sebab, taman bunga memiliki kapasitas waktu untuk melakukan proses memikat kupu-kupu ilmu yang selalu menari di sekitar bintang otak.

Sebenarnya, kupu-kupu ilmu akan mudah dipikat jika ia tak ada yang membatasi taman bunga tersebut. Namun, saat bumi ini berhenti untuk sementara waktu, taman bunga sekan berada dalam plastik yang sangat rapat. Bahkan, plastik itu tak ada celah untuk udara masuk sehingga kupu-kupu ilmu tak bisa mencium wanginya taman bunga. Sementara waktu, taman bunga harus bisa menunggu sampai bumi bisa berjalan dengan normal lagi.

Rindu itulah yang dirasakan taman bunga kepada kupu-kupu yang sangat indah. Rindu itu hanya bisa menari di keliling taman bunga. Taman bunga harus bersabar sampai bumi kembali berputar dengan normalnya. Saat itulah, kupu-kupu bisa bermain kembali dengan bebas di taman bunga.

Aginta Purnama, lahir di Sumpur Kudus, 28 Agustus 2001. Sekarang sedang menempuh pendidikan di Universitas Andalas, jurusan Agroteknologi. Teman-teman bisa menghubungi melalui email: [email protected], nomor WA: 082133540845

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post