Adven Fatikha Khushadila

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Bunga Terakhir (Hari ke-13 dan 14)

Aku duduk di atas bukit sambil melihat matahari terbenam, sambi kugenggam sebuah bunga mawar yang sudah layu. Aku mengenang orang yang memberiku bunga ini, dia ayahku.

~Flashback~

Saat ini aku dan ayahku menikmati senja di atas bukit sambil memakan sebuah roti pemberian ibu. Ayahku mengatakan bahwa ia akan bertugas di luar kota. Ayahku adalah seorang tentara yang harus siap mati demi ibu pertiwi.

“ Nak, ayah satu minggu lagi akan bertugas di luar kota.” kata beliau.

“ Iya yah, hati-hati ya, aku akan sangat merindukan ayah” kataku sambil kupeluk beliau.

~Satu minggu sudah berlalu~

Satu minggu terasa sangat berhaga bagiku karna itulah saat-saat terakhirku bersama beliau.

Saat beliau mau berangkat bertugas beliau berpesan kepada ibuku, aku sangat ingat sekali pesan terakhir beliau kepada ibuku

“ Jaga anak-anak dengan baik ya, jika aku tidak kembali aku sudah meninggalkan beberapa uang untuk mereka nanti di masa depan.” Beliau mengatakan itu sambil menangis seolah-olah beliau tau bahwa ia akan pergi untuk selama-lamanya.

“ Apa yang kamu katakan, kamu akan kembali dengan selamat. “ kata ibuku sambil memeluk ayah.

Pesan terakhir beliau kepadaku adalah “ Fara, jadilah anak yang rajin dan pintar ya dan jangan merepotkan ibumu.”

“ SIAP yah.” Sambil aku hormat kepadanya. “ Anak pintar “ kata beliau sambil mengusap kepalaku.

“ Dan ini untuk anakku yang cantik dan manis “lalu beliau memberikan sebuah bunga mawar kepadaku.

“Terima kasih ayah.” Kataku sambil tersenyum manis kepadanya. Tidak kusangka itu adalah pertemuan terakhirku dengan beliau.

Lalu beberapa bulan kemudian keluargaku mendapat kabar bahwa ayahku sudah meninggal dunia. Ibuku sudah tidak karuan setelah mendengar kabar itu, “ Bibi kenapa ibu menangis ? “ tanyaku,tetapi malah aku disuruh masuk ke kamar oleh bibiku,aku belum mengerti apa yang terjadi tetapi setelah peti jenazah ayahku sampai di rumahku akupun mengerti apa yang terjadi, aku menangis sekencang-kencangnya karena belum menerima kepergian ayahku.

~Flashback off~

Itulah sedikit ceritaku bersama ayahku yang paling aku kenang sepanjang hidupku, dan tidak akan pernah aku lupakan.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post