Ini Tentang Impian Ku
Pada hari ini, Senin 14 April 2025 . Kami membahas tentang masa depan, apa yang akan kalian lakukan di masa depan nanti, kami membahas topik ini di Bab 6 buku Bahasa Indonesia
Rencana saya setelah lulus SMP yaitu masuk ke SMA yang unggul di sekitar rumah, mungkin SMA 39 atau SMA 99. Semoga salah satu dari itu, atau mungkin ke sekolah 48. Harus salah satu dari itu
Setelah lulus SMA mungkin saya akan masuk ke instansi negara. Entah itu STAN, Taruna, atau yang lain. Namun mungkin saya akan lebih berfokus ke STAN
Kalau ada rencana yang tidak tercapai, mungkin saya akan lebih mengintrospeksi diri saya, mungkin saya lebih kurang di bidang itu dan lebih cocok di bidang yang lain. Rencana pengganti nya mungkin saya akan berbisnis mengikuti jejak orang tua saya
Penulis: A. Fuadi
Sinopsis
Negeri 5 Menara adalah novel pertama dalam trilogi Negeri 5 Menara karya A. Fuadi. Buku ini mengisahkan perjalanan hidup Alif Fikri, seorang pemuda asal Maninjau, Sumatera Barat, yang memiliki mimpi besar untuk melanjutkan pendidikan ke luar negeri. Namun, keinginannya terhalang ketika ibunya memintanya belajar di Pondok Madani (PM), sebuah pesantren modern di Jawa.
Awalnya, Alif merasa terpaksa dan tidak nyaman dengan kehidupan pesantren yang disiplin. Namun, lambat laun ia menemukan makna di balik rutinitasnya, terutama setelah mendengar nasihat dari Kyai Rais, seorang guru bijak, yang berkata: "Man jadda wajada" (Siapa yang bersungguh-sungguh, pasti akan berhasil). Bersama lima sahabatnya—Raja, Baso, Dulmajid, Atang, dan Said—Alif membentuk "Negeri 5 Menara", sebuah ikatan persahabatan yang saling mendukung untuk meraih impian masing-masing.
Pesan moral
Buku ini mengajarkan bahwa kesuksesan tidak datang instan, melainkan melalui proses belajar, kesabaran, dan keyakinan. Selain itu, persahabatan dan dukungan dari orang-orang terdekat juga menjadi kunci penting dalam meraih impian.
Kesimpulan
Negeri 5 Menara adalah novel yang memotivasi pembaca untuk tidak menyerah pada mimpi, sekaligus mengingatkan pentingnya pendidikan dan spiritualitas dalam hidup. Cocok dibaca oleh remaja dan dewasa muda yang sedang mencari inspirasi
Sinopsis
Laskar Pelangi adalah novel pertama dalam tetralogi Laskar Pelangi karya Andrea Hirata. Cerita berlatar di Belitung, mengisahkan perjuangan sekelompok anak dari keluarga miskin yang bersekolah di SD Muhammadiyah, sebuah sekolah kecil yang nyaris ditutup karena kekurangan murid.
Kisah dimulai ketika 10 anak—Ikal, Lintang, Mahar, A Kiong, Sahara, Syahdan, Kucai, Borek, Trapani, dan Harun—bersatu dalam kelas yang sederhana dengan guru inspiratif, Bu Muslimah, dan Pak Harfan. Meski dengan fasilitas seadanya, mereka menunjukkan semangat belajar yang luar biasa. Nama "Laskar Pelangi" diberikan oleh Bu Mus karena keceriaan dan imajinasi mereka yang seperti pelangi.
Tokoh-tokoh seperti Lintang (jenius matematika) dan Mahar (pecinta seni) memberikan warna tersendiri dalam cerita. Novel ini menggambarkan perjuangan mereka menghadapi kemiskinan, ketidakadilan, dan tantangan hidup, sambil mempertahankan mimpi dan persahabatan.
Pesan Moral
Buku ini mengajarkan tentang pentingnya pendidikan, kegigihan, dan persahabatan. Juga menyoroti ketidakadilan sosial, terutama dalam akses pendidikan untuk anak-anak miskin.
Kesimpulan
Laskar Pelangi adalah novel Indonesia modern yang menyentuh hati, penuh inspirasi, dan menggugah kesadaran tentang realitas pendidikan di Indonesia. Cocok untuk pembaca segala usia, terutama pelajar dan penggemar kisah humanis.
Teks 1 dan Teks 2 sama-sama menceritakan tentang rencana tokoh dalam menghadapi masa depan. Namun, tidak semua yang terjadi saat ini sesuai dengan rencana atau cita-cita awal mereka.
Pada Teks 1, tokoh "aku" sebenarnya berencana untuk masuk SMA karena ingin menjadi ilmuwan seperti Pak Habibie. Namun, ayahnya sudah memiliki rencana lain. Tokoh ini terinspirasi oleh temannya dalam merencanakan masa depannya, tetapi ternyata sosok yang paling menentukan rencana hidupnya adalah ibunya. Sang ibu ingin ia masuk MAN agar kelak menjadi ahli agama.
Jika aku menjadi Alif (tokoh pada Teks 1), aku akan mencoba menjelaskan kepada orang tua bahwa menjadi ilmuwan tidak berarti mengabaikan agama. Aku akan meyakinkan mereka bahwa aku bisa mempelajari ilmu pengetahuan sekaligus tetap mendalami agama. Dengan begitu, aku bisa mewujudkan cita-citaku tanpa meninggalkan nilai-nilai yang diajarkan orang tua.
Sementara itu, Mahar (tokoh pada Teks 2) memiliki keyakinan bahwa masa depan sepenuhnya milik Tuhan. Namun, selain pasrah kepada takdir, kita juga harus berusaha sebaik mungkin dan berdoa. Setelah melakukan yang terbaik, barulah kita menyerahkan hasilnya kepada kehendak Tuhan.
Dari kedua cerita ini, kita belajar bahwa merencanakan masa depan membutuhkan keseimbangan antara usaha, komunikasi dengan keluarga, dan kepercayaan kepada Tuhan.Saya juga sudah mempunyai rencana A dan B, rencana A saya adalah masuk ke kedinasan seperti stan ataupun taruna dan rencana B saya adalah berdagang mengikuti jejak ayah saya. Dan mungkin yang akan menghalangi saya dalam menggapai cita cita saya adalah saya sendiri, yaitu rasa malas. Namun saya akan terus berusaha memperbaiki itu dan, Yang membantu saya untuk mencapai rencana tersebut adalah memperbanyak jaringan pertemanan dan rajin dalam belajar
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar