Bab 2 : Murid Baru
Aku belum bertemu dengannya lagi sejak saat itu, mana aku lupa minta nomornya. Aku melintasi lorong sekolah bersama Arif, Sultan, dan William. Kata mereka hari ini bakal ada murid baru di kelas kita. Rumornya si laki-laki. Soalnya ada anak kelas yang dengar dari ruang kepala sekolah kalau namanya Naki.
Bel masuk bunyi, seluruh siswa-siswi masuk kelas. Pelajaran pertama sudah dimulai dan anehnya siswa itu belum datang. Sampai jam istirahat dia juga belum datang. Hoax?
“Theo, mikirin apa sih” Tanya Arif
“Itu siswa baru belom dateng-dateng juga” Jawabku
“Lu ngapain mikirin? Emang kenal?” Tanya Sultan
Arif memukul kepala Sultan “Kan dia ketua kelas”
“Oh iya, mohon maaf pak ketua” Ucap Sultan
“Dimaafkan” Ucapku
“Biarin aja palingan kalo ga istirahat kedua, besok” Jelas William
Arif dan Sultan mengangguk setuju. Aku pun mulai merasa tenang dan lanjut menyeruput mie ayam. Gila enak banget, the best mie ayam. Mie ayam udah abis. Tinggal nungguin Arif yang makannya seabad. “Makan itu sebaiknya pelan-pelan agar bisa menikmati setiap rasanya” itu prinsip dia walaupun cuma alasan.
Akhirnya setelah menunggu dengan penuh kesebaran Arif selesai makan. Aku, Sultan, dan William langsung berdiri dengan semangat. Karena jam istirahat masih panjang kita muter-muter sekolah dulu. Kita sudah berjalan sampai di area parkiran sekolah. Aku melihat muka yang familiar disitu. Muka yang sangat tidak ingin aku temui. “Alina Slavina” dia adalah salah satu siswi di kelasku. Entah kenapa dia sangat membenciku.
Biasanya saat aku lewat di depannya dia langsung pergi menghindar. Tapi, kali ini tidak dia hanya duduk di kursi bawah pohon dengan tenang. Setelah melewati Vina kita langsung berhadapan satu sama lain. Karena tidak hanya aku yang sadar kalau Vina membenciku tapi mereka juga. Jadi, sedikit berbeda saja.
Bel berbunyi dan kita pun masuk kelas. Ternyata di depan kelas sudah berdiri seorang perempuan yang telah aku tunggu kehadirannya di depan mata. Aku duduk dibangku ku merasa senang. Tapi, katanya laki-laki namanya Naki. Aku berpikir lama mengenai hal itu, sekalinya aku menemui jawabannya aku sangat ingin tertawa.
“Selamat pagi semua” Ucap Alana
“Pagi” Balas siswa-siswi
“Nama saya Alana Keela Azralea, bisa dipanggil Alana” Ucap Alana
“Alana, silahkan kamu duduk di bangku yang kosong” Perintah pak guru
Alana celingak-celinguk mencari bangku kosong “Iya pak”
Kebetulan bangku yang kosong adalah bangku di sampingku. Aku mencoba menghalangi muka untuk mengkagetkannya. Saat Alana menuju bangku sampingku. Dia cegukan sampai terdengar seluruh ruangan. Semua tertawa mendengar cegukan Alana.
“Ada kodok ya ditenggorokannya” Tanya pak guru
Alana duduk disampingku terkekeh akan ditertawakan. Yang tadinya mau ngagetin malah ga jadi. Kasian dia udah diketawain sekelas. Pelajaran dimulai sepertinya alana masi belum menyadariku. Aku sedikit kesal karena Alana ga lihat aku. Tapi, tiba-tiba Alana menyenggol sikutku dan memberiku sebuah kertas. Aku membuka kertasnya dan isinya
“Aksa, minta nomor hp dong 62856XXXXXXXX”
Lucu banget, kaya anak sd kirim-kiriman surat. Aku membalas suratnya dengan tulisan “Nanti dimisscall”. Kita lanjut memperhatikan papan tulis dan mencatat sampai bel istirahat berbunyi.
“Bel sudah bunyi, silahkan istirahat” Ucap pak guru
“Baik pak” Balas siswa-siswi
“Buat Theo bapak minta tolong ya anterin Alana liat-liat sekolah” Pinta pak guru
“Baik pak” Jawabku
Aku mengajak Alana untuk keliling sekolah. Dia mengikutiku di samping sambal mendengarkan penjelasan dariku. Lama-kelamaan aku tidak bisa menahan ketawa yang akhirnya aku lepaskan.
“Tuh kan lo juga ketawa. Ah, males” Ucap Alana
“Bukan, bukan karena cegukan” Ucapku tertawa
“Terus apa?” Tanya Alana
“Tadi tuh ya, ada rumor kalo murid barunya itu cowo namanya Naki. Habis dipikir-pikir nama lo kan Alana Keela darisitu kali Nakinya” Jelasku
“Kenapa si lo receh banget?” Tanya Alana
“Ga tau tapi ga kuat” Jawabku
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar