rarazahra

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Menggapai impian saat dilanda COVID-19

Menggapai Impian Saat Dilanda COVID-19

Dulu saya pada saat SD kelas 1-4 tergolong orang yang malas untuk sekolah, pasti dong peringkat saya itu tidak sampai masuk 5 besar, saya bahkan pernah peringkat 11 dari 27 siswa sejak saya memasuki kelas 5 SD , saya bertemu dengan guru yang menurut saya enak, asik, dan kalau menjelaskan itu mudah dipahami. Beberapa bulan saya diajar oleh beliau , saya mengalami banyak perubahan, yang tadinya saya tidak suka belajar, saya menjadi suka.

Ternyata tidak terasa saya sudah waktunya kelas 6 SD, pada saat kelas 5 SD saya tidak juga mendapatkan peringkat 5 besar. Tapi saya tidak pantang menyerah pada saat kelas 6 SD saya lebih tekun untuk belajar. Saya juga lebih menekuni sholat 5 waktu , dan juga sholat sunnah tahajjud. Akhir semester pun akan selesai saya tidak lupa bahwa artinya akan ada penerimaan raport akhir semester. Saya pada saat itu tidak henti-hentinya untuk memohon kepada Allah semoga saya mendapatkan peringkat 5 besar disepertiga malam saya.Dan juga saya berusaha lebih tekun untuk belajar. Dan yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba. Pada saat penerimaan raport,ternyata yang mengambil raportnya saya sendiri. Saya saat itu sangat gelisah, apakah saya mendapatkan peringkat tidak ya? Dan ternyata. Alhamdulillah nya saya masuk 3 besar, dari situ saya juga sangat bersyukur kepada Allah, dan ternyata benar jika kita mendekati sang Pencipta, pasti akan berhasil jika diridhoi dan itu ternyata terjadi kepada saya. Saya semenjak itu berusaha menjaga sholat 5 waktu, dan tahajjud saya.

Pertengahan kelas 6 SD, penduduk Indonesia ternyata dilanda dengan COVID-19 . Jadi semua siswa yang sekolah, diliburkan dengan pemerintah. Dari situ belajar saya sudah mulai tidak semangat lagi, karena pembelajaran semuanya dilaksanakan dengan online. Tidak terasa saya sudah lulus SD, dengan nilai raport yang biasa saja yaa tengah-tengah gitu. Bagus tidak yaa jelek juga tidak. Saat pendaftaran sekolah lanjutan, saya dipaksa oleh orang tua untuk masuk MTsN 2 Jember atau memasuki pondok pesantren. Dan akhirnya saya memilih untuk memasuki sekolah MTsN 2 Jember dari pada memasuki pondok pesantren. Padahal semua teman saya sekolahnya rata-rata di SMP bukan Madrasah. Ternyata COVID-19 juga belum berakhir saya juga masih tetap menjalani kelas 7 dengan pembelajaran daring. Dan itu juga rasanya bosen sekali. Akhirnya saya mencoba untuk mengikuti lomba lomba secara online, dengan beberapa lomba yang saya ikuti, alhamdulillah saya menang di beberapa lomba yang saya ikuti. Sudah hampir 1 tahun tapi masih saja tetap COVID-19 belum berakhir. Setelah melewati semuanya akhirnya saya sudah kenaikan kelas. Saya ternyata masuk di kelas 8H. Yang awalnya saya tidak suka sekolah offline, karena sudah kelamaan sekolah online. Saya tetap harus masuk sekolah, dengan sangat terpaksa. Awalnya juga saya takut tidak memiliki teman, ternyata saya memiliki teman yang banyak, yaa walaupun tidak ada yang dekat sekali tapi setidaknya saya memiliki teman. Dikelas 8 ini saya memiliki banyak pesaing, tetapi alhamdulillah nya saya mendapatkan nilai raport yang selalu memuaskan.

Ini saja kisah saya yang dapat diceritakan semoga Allah mengabulkan cita-cita saya.Semoga cerita saya dapat menginspirasi kalian yang telah membacanya.Di dunia ini tidak ada yang tak mungkin terjadi selagi kita selalu berdoa dan berusaha.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post