Lengkingan takbir terdengar di mana-mana. Hari ini adalah hari raya Idulfitri. Aku dan keluargaku sibuk bersiap. Aku anak pertama dari enam bersaudara. Ayah, Mama, dan kelima adikku tinggal bersama di rumah kecil yang nyaman.

Pagi itu, kami semua bangun lebih awal dari biasanya. Setelah mandi dan memakai baju terbaik, kami bersiap-siap untuk pergi sholat Id. Mama sudah menyiapkan sarapan untuk kami sebelum berangkat ke masjid. Beliau memasak opor ayam, ketupat, rendang, dan kentang balado—makanan ini selalu ada di rumah kami setiap lebaran.

Setelah sholat Id, kami tidak langsung pulang ke rumah, melainkan pergi ke rumah kakek ayahku. Di sana, sudah banyak keluarga yang berkumpul. Kami saling bersalaman, saling meminta maaf dan mengucapkan “minal aidzin wal faidzin”.

Aku bertemu banyak om, tante, dan sepupu-sepupuku. Suasananya hangat dan ramai. Kami anak-anak bermain game bersama-sama. Acara ini juga ada kegiatan serok uang agar lebih menyenangkan. Kita yang mendapat giliran ditutup matanya lalu disuruh serokannya. Rasanya sangat menyenangkan.

Setelah itu, kami semua makan bersama. Makanan yang disiapkan sangat banyak dan enak. Lalu salah satu tanteku berkata, “Ayo semuanya, makan dulu sebelum dingin!” Kami semua menjawab dengan bahagia.

Hari itu terasa sangat hangat dan membahagiakan. Meskipun hanya bertemu keluarga besar setahun sekali, rasanya tetap dekat dan akrab. Lebaran selalu menjadi momen yang aku tunggu-tunggu karena saat itulah kami bisa berkumpul, berbagi tawa, dan tentunya dapat uang banyak dari om dan tante.

Bagiku keluarga adalah tempat terbaik untuk pulang dan berbagi kebahagiaan.