Qonita Husna Zahida

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Part -3

Tak terasa, mereka berdua telah tiba di ujung ruangan asrama itu. Kamar Qilla, sekaligus kamar Hanna berada. Qilla masih duduk disana, diatas kasurnya sambil sesekali mengelap ingusnya dengan tisu yang dipegangnya.

Wajahnya menampakkan raut senang, melihat Hanna membawa alquran kesayangannya yang dibawa kabur hantu beberapa saat lalu.

“Nih, Qil, jaga baik-baik ya alqurannya, awas diambil lagi lho,” Hanna menyerahkannya dengan intonasi bercanda. Qilla nyengir lebar.

“Eh, bukannya kamu takut sama mereka ya? Kok berani kejar-kejaran sih?” Celetuk Chika tiba-tiba.

“Sebenernya sih takut, tapi ini tuh udah yang keberapa kalinya dia ngerampas barang-barang aku. Aku ngga mau kehilangan benda-benda lagi gara-gara hantu itu. Nyebelin banget, sumpah! Jadi terpaksa aku kejar deh, hantunya.” Cerosos Qilla sebal.

“Udah ngambil barang apa aja dia?” Hanna beranjak duduk di pinggir ranjang Qilla. Bertanya penasaran.

“Banyak, kemaren buku. Kemarennya lagi, bros. Trus jepit rambut, gelang, sekarang alquran,” bibirnya mengerucut sebal.

“Dan itu ngga pernah kembali?” Tanya Hanna lagi.

“Kembali sih, itu pun dalam keadaan bukunya udah ada coretan dibelakangnya. Biasanya, barang-barang itu dikembaliin besoknya, tiba-tiba ketemu di tas, di meja, di kasur,” jelasnya lagi.

“Mungkin, dia ngefans sama barang-barangmu yang unik,” ucap Chika mengira-ngira.

“Bukan karena itu. Kalo menurut aku sih, dia itu selalu ngincer barang-barangku yang berwarna putih, untungnya pas barangnya dikembaliin ngga ada ceceran darah sedikitpun disana,” Qilla mengatakan argumennya.

“Trus, trus di bukumu ada coretan apa?” Hanna bertanya kemudian.

“Nih, liat aja sendiri,” katanya seraya menyodorkan sebuah buku tebal bersampul putih tulang. Tulisan itu sedikit berantakan. Namun, masih dapat terbaca dengan jelas oleh mereka berdua.

Mari kita berteman –Aisha

“Haah?” Qilla membelalakkan matanya kaget. Tulisan itu muncul lagi disana. Di alquran yang kini berada di genggamannya.

Jam 23.00, di Ka –Aisha

“Fix, dia ngajak ketemuan sama kamu Qil,” ucapan Hanna membuat bulu romanya meremang seketika.

“Ketemuan sama hantu? Yang bener aja?” Qilla dan Chika melongo tak percaya.

“Ini hantu spesial. Beda sama hantu-hantu lainnya,” Hanna mengangkat bahu.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

mantap, kak!

07 Aug
Balas

hihii, makasii :D

07 Aug



search

New Post