Part -28
“Bagaimana sekolah kalian kemarin?” Kak Lily bertanya. Berbasa-basi sejenak mungkin menyenangkan.
“Baik,” Dhiva menjawab cepat. Tak sabar segera mendengarkan apa yang menjadi tujuan awal kedatangannya kesini.
“Pagi yang cerah bukan?” Kak Lily tersenyum hangat. Menatap keduanya riang.
“Ekhm,” Hanna berdeham sedikit kencang. Sedikit tak sopan memang, namun ia berusaha mengingatkan kak Lily lewat dehamannya. Mereka berdua tak punya cukup waktu.
“Baik baik, tentunya kalian sudah tidak sabar mendengarkan cerita tentang alumni itu kan?” Kak Lily tertawa pelan. Segera sadar basa-basinya takkan berguna saat ini.
“Sebentar, kalau aku boleh menebak, reportase itu hanya karang-karangan kalian saja kan?” Ucap kak Lily penuh selidik.
“Eh...” Hanna dan Dhiva mengangguk patah-patah. Salah tingkah.
“Yeah, entah mengapa akhir-akhir ini hantu Aisha sering mendatangiku, pasti dia telah berkeliaran di asrama kalian juga, membuat kalian berdua penasaran tentang siapa dia, lalu mencarinya di hologram siswa dan hanya menemukan separuh informasi tentangnya. Tentu saja, karena data itu sudah terlanjur di hapus oleh pihak sekolah beberapa tahun lalu.” Kak Lily menebak untuk yang kedua kalinya. Tebakannya seratus persen benar.
Hanna dan Dhiva menganga lebar. Menyadari sesuatu. Sekaligus tak menyangka kak Lily mempunyai kemampuan itu seperti keduanya.
Tiba-tiba, kak Lily mengangkat sebelah tangannya. Menatap sekeliling dengan waspada.
“Ada yang memata-matai kita,” ucap kak Lily kemudian.
Kening keduanya berkerut heran. Dari mana kak Lily tahu bahwa ada seseorang selain mereka berdua disini? Bukankah pintu lebar itu hanya terbuka sekali saja, saat mereka berdua melangkah masuk tadi?
Hanna segera menyadari sesuatu. Ia merasakan aura mencekam di sekitarnya. Pasti yang dimaksud kak Lily, ‘memata-matai’ itu adalah salah satu hantu yang menyelinap masuk ke dalam perpustakaan ini. Tetapi siapa? Tak mungkin hantu Aisha. Hanna sudah hafal dengan ciri-ciri keberadaannya selama ini. Tentu saja, aura mencekam kali ini berbeda dengan aura yang hadir ketika hantu Aisha berada di sekitar mereka.
“Nguing, nguing, nguing!” Entah siapa yang telah menyalakannya, tiba-tiba, alarm kebakaran itu berbunyi keras sekali.
“Alarm kebakaran kak! Kita harus gimana nih sekarang?” Dhiva bertanya cemas. Ia benar-benar tak tahu apa yang harus di lakukannya saat ini. Kabur? Sangat tidak mungkin kabur begitu saja dari ruangan ini. Mengingat pertemuan mereka pagi ini bersifat rahasia.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar