Qonita Husna Zahida

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Part -19

“Ngga papa kan Han?” Chika membantunya bangkit kembali.

“Jangan ganggu orang jalan dong!” Chika menghardiknya pelan.

Amanda hanya mengangkat bahu. Tak merasa bersalah sama sekali.

“Udah ngga papa kok,” Hanna berusaha bersikap biasa saja.

Sejak dulu, Amanda memang bersikap seenaknya padanya. Selalu menganggap Hanna sebagai musuh besarnya. Padahal, semasa SMP dulu, mereka berdua adalah sahabat dekat. Hingga keduanya memutuskan bersekolah di SMA yang sama. Dan semuanya berubah seketika.

Tak ada yang tahu fakta itu, kecuali mereka berdua sendiri. Berusaha menutup-nutupi semua yang telah terjadi di masa lalu. Entahlah, Hanna pun tak tahu apa yang telah membuat perangai mantan sahabatnya berubah seketika. Ia hanya selalu berusaha bersikap baik padanya, kapan saja.

Saat jam istirahat tiba, Hanna mengajak Dhiva ke perpustakaan segera. Mengingat rencananya kemarin yang sempat tertunda.

“Permisi, ada yang bisa saya bantu?” Petugas perpustakaan itu menyambut kedatangan keduanya ramah.

“Mm, jadi gini kak. Kita berdua disuruh buat reportase tentang alumni yang berprestasi semasa bersekolah disini. Nah, kita menjadikan Aisha sebagai bahan reportase. Apakah kakak tahu alumni yang bernama Aisha?” Hanna bertanya pelan-pelan.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post