“Harusnya catatan itu masih ada lanjutannya. Tentang kejadian-kejadian penting misalnya,” jelas Hanna.

“Mungkin saja ada yang menghapusnya?” Dhiva menyebut salah satu kemungkinan.

“Bisa jadi, tapi ngga semabrang orang bisa ngapus data-datanya. Cuma orang-orang tertentu aja yang punya wewenang. Dan untuk apa dihapus? Biasanya, data yang dihapus oleh pihak asrama adalah mereka yang memiliki riwayat hidup menyedihkan. Memiliki masalah besar di asrama ini semasa bersekolah disini. Data-data itu dihapus separuhnya agar tidak menimbulkan citra buruk sekolah dimata para siswanya,” jelas Hanna panjang lebar.

“Kenapa tempat wafatnya ngga disebutin? Dhiva bertanya heran.

“Iya juga ya? Disitu juga tertulis kata korban,” Hanna tak kalah bingung.

Wuzz

Tiba-tiba, hantu Aisha muncul begitu saja dihadapan mereka.

Kenapa kamu disini?

Aku mau menuntut pembalasan. Mereka jahat! Tak mau mengakui kesalahannya! Biarkan aku membalas seluruh perbuatan mereka!

Hantu Aisha menggeram marah. Mereka berdua tahu, hantu ini sebenarnya tak jahat, hanya saja, mungkin seseorang atau suatu kejadian, telah mengubah sifat baik yang dimiliknya dahulu.

Apakah tidak ada kata maaf dalam dirimu?

Sampah! Tak dapat dimaafkan!

Lebih baik memaafkan! Percuma, yang menang akan menjadi arang, yang kalah pun menjadi abu! Tak semua perbuatan buruk, harus di balas dengan perbuatan buruk juga!

Dhiva membujuknya sekali lagi. Sayangnya, hantu Aisha masih saja keras kepala. Tak mau dinasihati.

Aku tak peduli! Mereka harus diberi pelajaran!