Setiap murid baru di sekolah berasrama ini, wajib mengisi data-data pribadinya di satu hologram yang memuat data seluruh penghuni arsama. Data ini, dapat diakses siapa saja. Catatan itu seringkali dibutuhkan, untuk mengetahui karakteristik seorang anak.

Sore ini seusai pelajaran, bu Vania wali kelas kami menyuruh Hanna menemani Dhiva mengisi data-datanya di hologram. Kami menuju perpustakaan yang berada di ujung wilayah asrama.

Hufft, untung saja ini bukan hari minggu. Ada petugas yang duduk manis di meja. hantu itu lebih suka muncul ketika perpustakaan ini kosong melompong tanpa ada yang menjaga.

Seperti halnya yang terjadi di perpustakaan itu seminggu lalu. Saat ia bersama Chika yang memburu alquran milik Qilla yang dirampas hantu Aisha.

Dhiva mulai mengisi data-datanya. Hanna disampingnya, menemani. Memberitahu jika Dhiva bertanya. Karena data yang harus di isi sangat banyak, dibutuhkan waktu hampir setengah jam untuk melengkapi data-datanya.

“Ship! Beres!” Dhiva tersenyum lega.

“Omong-omong, kita bisa liat data orang lain ngga disini? Penghuni lama asrama ini misalnya,” Dhiva bertanya.

“Bisa banget! Kamu ketikkan aja nama yang mau kamu cari, ntar keluar deh semua data-datanya,” ujar Hanna.

“Hm,” Dhiva mulai mengetikkan sebuah nama yang akan dicarinya.

Mata Hanna membulat kaget, tak menyangka Dhiva mengetikkan nama itu.

Aisha Dhesparova

Lahir di Megra 06 Agustus 1999. Wafat 06 Agustus 2014. Warna kesukaannya adalah warna putih. Pendiam. Rajin dan suka menulis. Salah satu anak yang berprestasi di masanya. Penyuka kebersihan. Rapi. Baik hati dan suka menolong. Korban.

“Bawahnya lagi ada ngga?” Hanna bertanya penasaran.

“Udah ngga ada nih,” jawab Dhiva.

“Kok sedikit banget ya, data-datanya,” Hanna bertopang dagu.

“Aneh,”