Kokohkan imanmu. Mendekatlah kepada Allah. Perbanyak ibadah. Hanya orang yang memiliki iman yang kuatlah yang dapat membuat gangguannya tak mempan. Sedikit pun.

Ngga salah sih. Dia muncul di asrama ini sejak kapan?

Baru tadi pagi.

Dan langsung menggangguku saat itu juga?

Begitulah

Hmpff, kuno banget sih. Bisanya ngirimin hantu doang! Saling memaafkan aja napa sih?

Eh, bukannya kalo hantu kiriman itu masuk ke dalam tubuhku ya?

Hantu itu tak mampu masuk ke dalam tubuhmu. Saat ini, ia hanya bisa menganggumu saja. Dengan segala macam bentuk gangguannya yang tak terduga. Sekarang, kamu hati-hati saja. jangan lupa ikuti saranku tadi.

Hm, oke okee. Makasih yaa

Sama-sama. Kami pergi dulu. Qilla dan kawan-kawan sedang menuju ke sini.

Hanna buru-buru menghapus senyumnya ketika teman-temannya datang menghampiri.

“Hannaaa! Udah enakan?” Qilla bertanya riang.

“Alhamdulillah udah kok,” ujar Hanna sembari tersenyum lebar.

“Kamu kanapa sih?” Chika bertanya.

“Kecapekan ajaa,” jawab Hanna singkat.

“Tau ga sihh? Akhirnya tim kita menag Hann! Juara tetap tiga bulan terakhir ini!” Qilla bersorak riang.

“Yeah,” Chika mendengus kesal. Melirik sebal Qilla. Huh, jelas-jelas timnya tadi sudah hampir menang! Kalimat Qilla barusan jelas menyinggung perasaannya.

“Kalah menang, bukan urusan kita mah. Kita cuma bisa usaha dan doa. Allah yang nentuin,” Dhiva menyahut.

Teman-temannya serempak mengiyakan.

Sejak hari itu, tanpa disadari hantu Aisha telah berteman baik dengan mereka. Apalagi, sejak kedatangan hantu Dhive baru-baru ini. Ia senang mendapat teman dengan status yang sama. Setelah sekian lama merasa kesepian.