Nestapa (5)
Seharian kuhabiskan waktu untuk membaca buku. Sesekali, tanpa sadar aku membuka pintu kamar oma. Berteriak mengajak bercengkrama. Ah, namun aku segera terhempas oleh pahitnya kenyataan. Tertatih menyadari kekeliruan. Kembali ke kamar dengan segenggam kesedihan.
Apa yang terjadi kemudian, benar-benar menikam perasaan. Sore itu aku kembali mengunjungi konter hp. Sudah pulih sedia kala.
“Loh, memorinya mana mas?” Aku bertanya panik.
“Eh, tadi ngga sengaja ketelisut mbak, itu udah diganti memori baru kok.” Jelasnya ringan tanpa beban.
“Loh, kok ga dicari sih?” Ucapku kesal.
Pertanyaanku hanya dianggap angin lalu. Karyawan itu hanya tersenyum simpul. Benar-benar tak berperasaan! Aku pulang dengan hati memendam amarah.
Tak masalah seluruh fotoku hilang. Asalkan bukan foto itu. Kenangan itu. Kenanganku bersama oma. Harus raib seketika. Bersama dengan hilangnya memori hp ku.
“Arghhhh!” Kuhempaskan tubuhku keras di atas kasur.
Tiba-tiba, mataku menangkap sesuatu yang kulupakan sejak mimpi burukku pagi tadi. Ah, ya! Kotak itu! Kotak yang sama persis muncul dalam mimpiku.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
lanjut
Okke :D
:) harus nunggu tiap hari, ya? mwuehehe
Upss, nggaa ko. kuselesaikan hari ini ajaa :D hehe
ohh. hehe. lagi2 kita ngomong bertiga
Iya nih:D