Muka Kentang (2)
“Pokoknya mau pake cadar!” Ia berteriak kencang seraya menangis terisak.
“Loh, loh? Kenapa sayang?” Tanya bunda menghampiri.
“Ini bunda, masa Zyra mau pake cadar. Dia kan masi kecil, aneh-aneh aja.” Sahutku menjelaskan.
“Zyra kenapa? Kok pengin pake cadar?” tanya bunda lembut.
“Gak mau tau, pokoknya besok aku berangkat sekolah harus pake cadar!” teriaknya tak peduli.
“Yang sopan kali dek jawabnya kalo ditanyain bunda,” kataku sambil melipat tangan di dada.
Perdebatan masih saja berlangsung sengit. Permintaan anehnya hari ini, membuat kami semua heran. Biasanya permintaannya tak jauh-jauh dari hal-hal yang berbau Skincare. Dasar anak remaja jaman sekarang. Nggak afdhol rasanya kalo gak pake satu hari aja. Begitu selalu dia berkilah jika diingatkan.
Libur sekolah masih tersisa dua hari lagi. Sebelum itu, aku harus segera mencari tahu sebab permintaan adikku kali ini. Untuk menghiburnya sekaligus menenangkan perasaannya, sore ini aku mengajak Zyra ke toko buku Serdali.
Jalanan sore ini tampak ramai. Mobil-mobil, sepeda motor, dan pejalan kaki tampak memenuhi jalanan. Rupanya, saat ini adalah waktu para pekerja pulang dari kantor. Jalanan yang padat, sedikit menghambat kami segera sampai di tujuan.
Perjalanan yang harusnya hanya berdurasi 15 menit, harus berlipat menjadi 30 menit untuk menuju toko buku Serdali. Selanjutnya, aku dan Zyra berpisah menuju rak-rak buku yang berbeda. Tentunya, sebelum itu aku harus mengingatkan berapa jatah buku yang dibelinya hari ini.
Satu jam berlalu tanpa terasa. Beberapa buku yang akan dibeli masing-masing telah berada dalam genggaman. Sebelum membayar pada kasir, aku mengecek buku yang akan dibeli Zyra terlebih dahulu.
“Ini beneran dibeli semua?” ucapku memastikan. Zyra mengangguk mantap.
“Hufft, demam cadar!” Komentarku saat melihat semua judul buku yang dipilihnya. Dari 5 judul buku yang mengupas habis soal cadar yang dipilih Zya, hanya ada satu novel yang lagi-lagi masih membahas tentang cadar. Sedangkan 4 buku lainnya berupa buku non-fiksi.
Kasir yang melayani sedikit menatap sangsi aku dan Zya. Ah, mungkin ia mengira kami pemuda hijrah yang berencana menggunakan cadar. Selepas membayar di kasir, kami berdua segera pulang sebelum maghrib tiba. Tak terasa, 20 menit kami lalui sambil sesekali dipenuhi canda tawa. Sejauh ini, aku masih belum menemukan titik terang alasan permintaan Zya pagi tadi.
Dari kejauhan, terdengar adzan berkumandang syahdu begitu kami tiba di rumah. Sehabis mencuci tangan dan berganti baju, kami bersiap untuk melaksanakan shalat maghrib berjamaah. Seperti biasa, selepas shalat maghrib berjamaah, selang waktu antara maghrib dan isya kami habiskan untuk memurajaah hafalan dan mengaji.
“Ping!” Kutengok direct massangerku sejenak.
Zahrana.aa : Zi, adekmu napa?
Zidyaad : Gak papa kok, emangnya kenapa?
Zahrana.aa : Loh? Kamu gak tau? Udah liat SG dia belum?
Zidyaad : Eh, belum :)
Setelah menemukan apa yang kucari, segera ku tengok Story Instagram Zyra hari ini. Hm, tak ada yang berbeda. Hanya sekadar quote puitis ala-ala Zyra.
Zidyaad : Ga ada apa-apa Zah, cuma quote doang:v
Zahrana.aa : Eh, ada kok. SG Teman dekat Zi.
Zidyaad : Bukan teman dekat say-_-. SS-in gih.
Zahrana.aa : Okke
Tak lama, Zahrana mengirimkan hasil Screenshot- nya.
“Duhhh, ternyata gegara ini,” ucapku seraya menepuk dahi pelan.
Kini aku faham alasan utama Zyra berkehendak kuat ingin memakai cadar. Rupanya, ia merasa kurang percaya diri saat tampil dihadapan umum. Dari Screenshot yang dikirimkan Zahrana, tampak jelas foto narsis Zyra dengan tambahan cuption ‘hari terakhir boleh nampakin muka, buat si muka kentang:v’
“Eh, muka kentang?” alis bunda sedikit terangkat setelah kusodorkan foto Zyra.
“Iya bun, jadi tuh, sekarang lagi rame-ramenya istilah ‘muka kentang’ buat para orang yang ga punya muka mulus, alias glowing. Entah itu banyak komedo, jerawat, ataupun ada sedikit cacat di wajah.” Terangku pada bunda. Mendengar penjelasanku, bunda geleng-geleng kepala, seraya beranjak segera menuju kamar Zyra. Diikuti aku dan Rima dibelakangnya.
Pintu kamar Zyra terbuka lebar. Kami masuk tanpa harus merasa mengetuk pintu. Disana, nampak sedang sibuk mematut diri memandang penampilan barunya memakai cadar. Wah, kapan beli cadarnya?
“Loh, Zyra udah punya cadar?” pertanyaan bunda mewakili rasa penasaranku.
Zyra tak menyadari kehadiran kami. Wajahnya menampakkan raut kaget bercampur malu.
Segera saja, kami membahas permintaannya pagi tadi. Termasuk dengan embel-embel muka kentang yang mempengaruhi dirinya untuk memakai cadar.
“Cantik begitu kok disebut kentang?” tanya bunda lembut.
Zyra menunduk malu.
“Padahal belum tentu lho, kentang mau dijadiin sebutan buat kamu,” seloroh Rima. Sontak, ucapan Rima mengundang derai tawa kami semua.
“Zyra, cadar itu gak melulu soal menutup wajah aja. Apalagi niat Zya untuk bercadar bukan untuk mencari keridhoan Allah SWT, tapi cuma sekadar menutupi ketidaksempurnaan wajah.” Nasihat bunda.
“Masa pake cadar cuma gegara nutupin kekurangan wajah dek? Wajahmu kan ciptaan Allah juga. Bersyukur dong, adek canteqku.” Tambahku mengundang enyuman manis Zyra.
“Pstt, mau kakak kasih tau nggak, tips cantik nggak pake mahal?” Bisik Rima.
“Apaan tuh kak?” tanya Zyra penasaran
“Perbaiki akhlakmu, taat beribadah kepada Allah SWT, dan yang terakhir jangan lupa untuk selalu berbuat baik pada sesama,”
“Yuk, cantikkan dirimu dengan akhlaq mulia!”
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
3 halaman itu sudah panjang lho..-_-
Hehhee... Pendapat orang berbeda-beda kan:)
Wusshhh panjang kali aku baca setengah doank
itu cuma 3 hal kali-_-