Pelita di tengah kegelapan
Menurutku, Ibu adalah seorang wanita terkuat yang pernah ku temu, bahkan seribu kalimat belum cukup mampu mementukan seberapa kuat dan hebatnya dia. Ibu adalah tempat pulang ternyaman ketika dunia sedang tidak bersahabat denganku. Ibu tidak pernah menyalahkan ketika aku gagal. Ibu adalah alasan terkuat mengapa aku tetap ada sampai saat ini.
Ibu tidak pandai memasak, namun entah mengapa masakan yang terlahir dari tangannya terasa begitu lezat. Tangannya memang tak sehalus kain sutra namun tangan itulah yang menopang semua doa dan harapan yang dipanjatkan di sepertiga malamnya. Wajah ibu memang tidak lagi muda, namun ia tetap terlihat cantik terutama saat ia tertawa.
Bagiku, Ibu bukan hanya seorang yang telah melahirkanku tetapi ibu juga bisa menjadi guru, teman, dan teladan yang baik. Ibu bagaikan pelita di tengah kegelapan.
Jakarta, 09 Oktober 2025.
#Tulisan ke-3.

Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar