nazwa yuanita hutomo

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

MENANG ATAS DIRI SENDIRI AWAL DARI SEGALA PRESTASI

Kata "prestasi" berasal dari bahasa Belanda prestatie, yang berarti hasil dari usaha. Dalam kehidupan sehari-hari, prestasi dipahami sebagai bentuk nyata dari keberhasilan seseorang setelah melalui proses panjang yang tidak mudah. Prestasi tidak muncul secara tiba-tiba, melainkan buah dari kerja keras, komitmen dan tanggung jawab yang dijalankan dengan konsisten. Dalam hal ini, setiap individu sebenarnya memiliki peluang sama untuk meraih prestasi. Hanya saja yang membedakan adalah sejauh mana seseorang memiliki niat kuat serta kesungguhan dalam berusaha.

Pengertian prestasi sendiri sangat beragam karena dipengaruhi oleh sudut pandang dari masing-masing ahli. Zaenal Arifin (2012:3) menjelaskan bahwa prestasi adalah hasil dari kemampuan, keterampilan dan sikap seseorang dalam menyelesaikan suatu hal. Ini menandakan bahwa prestasi tidak hanya dinilai dari hasil akhirnya saja, tetapi juga dari proses dan usaha yang menyertainya. Prestasi mencerminkan bagaimana seseorang memanfaatkan potensi dan kemampuannya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Sementara itu, Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:895) mendefinisikan prestasi sebagai hasil yang telah dicapai dari sesuatu yang dilakukan, dikerjakan dan sebagainya. Pengertian ini memperkuat pandangan bahwa prestasi tidak selalu harus berbentuk penghargaan besar atau pengakuan formal, melainkan bisa hadir dalam bentuk apa pun selama itu merupakan pencapaian dari suatu proses kerja atau usaha. Sebagai kata lainnya, prestasi bersifat kontekstual dan dapat berbeda-beda wujudnya tergantung dari ruang lingkup kegiatan dan individu yang menjalaninya.

Pendapat lain datang dari Sutratinah Tirtonagoro (2001:43) yang menekankan bahwa prestasi belajar merupakan penilaian terhadap hasil usaha dalam kegiatan belajar mengajar. Penilaian ini diwujudkan dalam bentuk simbol, angka, huruf atau kalimat yang mencerminkan capaian anak dalam periode tertentu. Artinya, prestasi juga bisa dilihat secara konkret melalui hasil evaluasi akademik. Namun lebih dari itu, prestasi juga mencerminkan proses kedisiplinan, konsistensi dan tanggung jawab yang dilakukan oleh pelajar selama proses pembelajaran berlangsung.

Salah satu hal yang dapat ditarik dari berbagai pendapat ahli di atas adalah bahwa prestasi tidak hanya dipandang dari hasil akhir semata, tetapi juga dari proses yang menyertainya. Untuk itu, penting memahami faktor-faktor yang memengaruhi seseorang dalam mencapai prestasi. Prestasi dapat diraih melalui sinergi antara kemampuan intelektual, pengendalian emosi, kedalaman spiritual, serta daya tahan dalam menghadapi tekanan hidup. Penelitian dalam bidang psikologi pendidikan menunjukkan bahwa individu yang mampu mengelola ketiga aspek tersebut cenderung memiliki tingkat pencapaian yang lebih tinggi. Ini menegaskan bahwa prestasi bukan hanya soal kepandaian, tetapi juga soal karakter dan ketahanan diri. Fakta ini memperkuat pandangan bahwa prestasi adalah buah dari proses yang terukur, bukan hasil instan.

Proses panjang dan usaha yang terukur sering kali justru melahirkan bentuk prestasi yang tidak selalu tampak mencolok. Inilah yang menjadi dasar bahwa makna prestasi jauh lebih luas dari sekadar gelar atau penghargaan. Prestasi tidak selalu berarti jadi juara, tidak harus angkat piala atau dipuji-puji seperti orang di luar sana. Prestasi itu hasil dari usaha yang sungguh-sungguh. Maka, jika kalian sudah berada di titik kerja keras sebagai pelajar yakni rajin mengerjakan tugas, bertanggung jawab dan bersungguh-sungguh dalam setiap hal itu sudah termasuk prestasi kecil. Lebih baik lagi jika kalian meraih juara, tapi jangan lupakan bahwa terlibat atau andil dalam kegiatan sekolah maupun ekstrakurikuler juga merupakan prestasi tambahan yang berharga. Jadi, apa lagi yang membuat kita merasa tidak punya prestasi? Selama kita berusaha, sudah cukup untuk menganggap diri kita layak tumbuh.

Kita bisa, kita mampu, tapi pertanyaannya: apa kita mau?

Semua tidak ada kata mustahil apabila kita mau berusaha. Mengelola diri sendiri sering kali jadi tugas paling menantang dalam proses berkembang. Mengendalikan emosi, menata niat, menjaga konsistensi, semuanya membutuhkan usaha yang tidak sedikit. Kita bisa semangat hari ini, lalu kehilangan arah esok hari. Kadang ingin maju, tapi juga merasa cukup hanya diam. Pergulatan ini datang dari dalam, tak selalu terlihat, tapi sangat berpengaruh. Inilah sebabnya mengatur diri jauh lebih sulit dibanding mengatur hal lain. Setiap rasa malas yang dibiarkan, setiap penundaan yang dianggap wajar, perlahan menarik kita mundur. Jika diri sendiri saja belum bisa dikendalikan, langkah menuju lebih baik akan terus tertunda. Dikatakan "Langkah menuju lebih baik" karena kita tidak usah berfikir jauh-jauh, bahkan menjadi seorang pelajar yang lebih mempertahankan itu lebih sulit dibanding melangkah ke lebih baik lagi di hari esok nya. Apalagi yang kita fikirkan jika tidak seperti itu. Ingin raih prestasi? boleh saja, akan tetapi kita saja untuk belajar dan terus belajar mencari langkah lebih baik lagi dari hari kemarin sudah dibilang cukup susah. Namun, bukan berarti tidak bisa.

Kesadaran akan pentingnya mengelola diri membawa kita pada satu kenyataan yang tak bisa diabaikan. Hambatan terbesar dalam proses berkembang sering kali bukan berasal dari tugas yang berat atau sistem yang ketat, melainkan dari rasa malas, keraguan serta kebiasaan menunda. Ya, ini akan membawa dampak besar. Ketiganya mampu menghambat langkah bahkan sebelum proses dimulai. Oleh karena itu, diperlukan sikap disiplin sebagai upaya konkret untuk melawan hambatan tersebut. Salah satu bentuk disiplin yang paling krusial adalah kemampuan mengatur waktu. Manajemen waktu bukan sekadar keterampilan, melainkan kebiasaan yang harus ditanamkan sejak dini. Bagi seorang siswa-siswi, kebiasaan ini menjadi bekal utama agar aktivitas belajar, tugas dan kegiatan lainnya bisa dijalankan secara teratur. Semakin baik seseorang mengelola waktunya, semakin besar pula peluangnya untuk membangun prestasi secara konsisten.

Semangat juga tidak bisa diabaikan. Saat semangat sudah tertanam sejak awal, tugas sebanyak apa pun akan tetap bisa kita hadapi. Meski lelah, kita tetap bisa jalan kalau tahu tujuan kita jelas. Biasanya, sesuatu yang awalnya terasa berat akan terasa ringan kalau kita menjalaninya dengan hati. Semua itu kembali ke kunci dasar, bahwa disiplin dan kemampuan mengatur waktu harus terus kita latih agar bisa bertahan di tengah riuh nya tugas yang berdatangan dan kesibukan lainnya.

Memiliki dua kunci saja belum cukup. Setelah semangat terbentuk dan disiplin dijaga, langkah selanjutnya adalah mengetahui cara paling efektif untuk belajar. Setiap orang punya caranya sendiri-sendiri. Tidak harus sama, yang penting cocok dengan diri kita. Prestasi tidak ditentukan oleh siapa yang paling pintar, tapi oleh siapa yang paling konsisten dan tahu bagaimana caranya berkembang. Maka dari itu, teruslah belajar, teruslah mencoba. Karena prestasi bukan tentang seberapa cepat kita sampai, tapi tentang seberapa kuat kita bertahan dan tetap berjalan.

Keduanya baru menjadi pijakan jika dilanjutkan dengan langkah yang terarah. Setelah semangat terbentuk dan disiplin dijaga, langkah berikutnya adalah memahami cara paling efektif untuk belajar dan berkembang. Sebenarnya, tidak ada rumus tunggal tuk raih keberhasilan. Setiap individu memiliki metode berbeda dan itulah yang membuat proses belajar menjadi personal. Cara paling efektif terletak pada diri masing-masing. Namun satu hal yang pasti, bawa semangat, kerja keras dan konsistensi tetap kunci yang akan mengantar kita menuju pencapaian yang bermakna, karena prestasi bukan soal terlihat hebat, tapi soal bertumbuh secara sehat.

Pada akhirnya, prestasi membuktikan bahwa kita memilih untuk bergerak saat yang lain diam, memilih untuk mencoba saat yang lain ragu. Prinsip ini harus menjadi pegangan, bukan hanya disuarakan tapi diterapkan dalam tindakan nyata. Ia perlu tumbuh dalam karakter, dibentuk lewat kebiasaan dan dijaga dengan pendirian yang kuat. Itulah prinsip yang harus ditanamkan oleh generasi kita serta generasi penerus bangsa selanjutnya. Dan itu dimulai sekarang!

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post