Senja Di Bangku Belakang
Pembagian Ijazah Sekolah Negri menandakan bahwa Aurora harus berpisah dengan teman temannya untuk melanjutkan pendidikan nya ke Sekolah Menengah Pertama. Namun situasi berkata lain, adanya wabah penyakit membuat pemerintah memberlakukan kebijakan untuk Stay At Home alias tidak boleh keluar rumah dan otomatis Sekolah juga hanya melalui online. Sekolah online itu berlangsung selama kurang lebih 2 tahun. Keadaan itu membuat Aurora suka akan kesendirian sekaligus membuatnya takut jika harus sekolah tatap muka kembali.
Hari terus berjalan hingga suatu siang, layar ponselnya menyala. Sebuah notifikasi dari pihak sekolah muncul:
"Senin, sekolah resmi kembali tatap muka."
Notifikasi itu muncul tepat saat Aurora duduk di bangku kelas 2 SMP. Tangannya dingin, jantungnya berdetak tak menentu. Kepalanya dipenuhi keraguan.
"Duh, ini gimana... gue takut nggak punya temen. Takut banget nggak bisa beradaptasi!" pikirnya cemas.
Dua tahun tanpa interaksi langsung membuatnya kikuk, tertekan, dan sulit bersosialisasi.
Bel sekolah berbunyi. Suaranya nyaring, menandakan hari pertama tatap muka dimulai. Aurora melangkah masuk ke gerbang sekolah dengan ragu dan takut.
"Um... boleh nggak gue duduk di sini bareng lo?" tanya Aurora pelan, suaranya nyaris tenggelam oleh keramaian kelas.
"Boleh!" jawab seorang siswi bernama Sarah dengan senyum hangat.
Aurora dan Sarah menjadi teman sebangku selama mereka dikelas 2 SMP.
Aurora duduk dibarisan ke dua dari depan dan kebetulan bangku paling depan nya itu di isi oleh temannya yang bernama Sasya dan Rara . Mereka menjadi sering bergabung dan menjadi teman dekatnya Aurora. Mereka ber empat menjadi saling bertukar cerita. Aurora tidak terlalu sering bergabung dengan teman lainnya apalagi teman laki laki.
°°°°
Tiba lah dimana Aurora dan teman temannya harus pindah kelas dan menandakan mereka sudah berada di kelas 3 SMP.
"Haii Sasya!" Teriak Aurora di gerbang depan sekolah
"Hai ra!, cape banget gue lari lari, kayaknya gue kesiangan datang kesekolahnya." Jawab Sasya dengan suara bercampur nafasnya yang cepat
Aurora dan Sasya pergi ke kelas bersama. Setibanya di kelas, ternyata hanya tersisakan bangku belakang yang kosong dan jajaran paling kiri.
"Sasya kita sebangku yu?" Tanya Aurora
"Ayo Ra!" Jawab Sasya
Aurora dan Sasya sebangku tanpa disengaja, jajaran bangku mereka dipenuhi oleh teman teman perempuan. Sementara disebelah nya alias jajaran sebelah kanan nya adalah jajaran bangku para cowo cowo. Seiring berjalannya waktu, mereka menjadi lebih sering bergabung dan bermain dikelas, bercanda bareng, mengerjakan tugas sama sama, membuat suasana dikelas menjadi semakin menyenangkan. Bangku Aurora dan Sasya adalah basecamp untuk membahas sesuatu, semua teman sekelasnya sering menggerumuni bangku deretan belakang itu. Kedekatan itu membuat teman temannya Aurora ingin mengenal lebih jauh tentang teman teman sekelasnya.
"Hei main yu dirumah Sasya!" Ucap Anesa sambil berteriak.
"Tapi gue ga ada temen ke rumah Sasya nya nih!" jawab Aurora
"Tenang gue jemputt....." Sahut Sasya
"Hei kalian cowo cowo mau ikut atau engga?" Anesa kembali bertanya dengan nadanya yang lantang
"Pasti ikut ya kan brooo...." Sahut bima sambil matanya mengarah ke arah geng nya
"PASTIIIII....!" Jawab geng nya
Di kelas Aurora tepat di pinggir bangku deretannya memang kumpulan geng cowo atau biasa disebut', 'boys Five' yang ber isikan Bima, Rahel, Hara, Gino dan Raga. Mereka adalah tipe orang yang selalu ikut jika ada semacam main atau acara acara.
Aurora orang pertama yang datang ke rumah Sasya. Tak lama teman teman yang lain datang beriringan. Mereka menghabiskan waktu main itu dengan saling bertukar cerita. Teman teman Aurora bercerita bahwa mereka sangat tertarik dengan sesama teman sekelasnya itu sampai dijadikan crush. Hati Aurora mulai tergoyahkan dengan kenyataan itu.
"Hmmm gue juga pengen deh punya crush.... Tapi.... Siapaa ya yang harus gue jadiin crush?" Sahut pikiran Aurora sambil mengernyitkan dahinya.
Seusai semester satu berakhir, semua orang tua kelas 9 dipanggil untuk mengambil rapot anak anaknya. Namun, siswa siswi nya tetap dirumah, jadi hanya orang tua yang datang ke sekolah untuk mengambil rapot.
"Ra kamu sekelas sama Rahel ya? temen Tk kamu dulu... Tadi Ibu ketemu sama Mama nya Rahel..." Tanya Ibu Aurora sepulang dari sekolah sambil menaruh Rapot dan tasnya ke atas meja.
"Hahh??? Itu Rahel temen Tk aku Bu? Masa sihh..??" Aurora bertanya balik kepada ibunya dengan wajahnya yang penuh penasaran
"Iya Rahel dulu se TK sama kamu, masa lupa? udah lama sekelas ko baru nyadar kamu?" Jawab ibu Aurora dengan tertawa kecilnya
"Sekarang beda banget bu, aku udah lama ga ketemu!" Aurora masih meyakinkan dirinya sambil membuka album foto TK nya.
"Ohhh.. yang ini... Aku benar benar lupa" Sahut Aurora.
Aurora memfoto album TK nya dan berencana untuk mengirimkan nya pada Rahel. 7 tahun tanpa bertemu dan tanpa kabar membuat Aurora hampir lupa akan sosok Rahel.
*Aurora mengirim foto
"Rahel liat ini lo kan?" Aurora mengirim foto disertai pesan.
" Males banget! " Jawab Rahel
Setelah dibagi rapot seluruh siswa libur selama 2 Minggu. Seusai libur mereka kembali ke sekolah untuk melanjutkan belajarnya di semester akhir yang hanya tinggal beberapa bulan lagi. Vibes kelasnya menjadi berbeda di semester 2 itu. Melihat teman temannya yang semakin bertingkah untuk membuktikan perasaannya kepada teman sekelasnya semakin membuat Aurora yakin untuk memilih siapa yang akan menjadi crush nya. Namun, Aurora adalah tipe orang yang tidak terlalu mementingkan penampilannya. Aurora memilih memiliki crush awalnya hanya untuk mengikuti teman temannya dan mengisi kekosongan pikiran dan hatinya sekaligus untuk bahan pembahasan saja dengan teman temannya .
" Gue jadiin Rahel crush gue ah... Crush doang kok ga bakal jadi juga, biar gue semangat aja ke sekolah..." Tanpa berfikir panjang, kalimat itu terlintas dipikiran Aurora.
Aurora memutuskan untuk memberitahu circle nya bahwa dia akhirnya mempunyai crush di kelas. Aurora memberitahu ketika sedang bermain dirumah Sasya.
"Guys kalian tau gakk???.. Gue sekarang punya crush dikelas lohhh!!.." Aurora memberitahu teman-teman nya dengan perasaan excited
"Woww siapa tuh Ra? Lo diem diem aja nihh, coba bilang siapaa??? Siapaa???...." Sasya, Anesia dan yang lainnya mulai memasang wajah penasarannya
"Tebak dulu tebak" sahut Aurora
"Siapa sihh?? Bima? Raga? Hara?" teman temannya menyebut semua teman cowo sekelasnya.
"No no no guys salah!!!!" Aurora meledek teman temannya
"Ohh.... Gue tauuu.. Rahel kan Ra? Jujur Lo!!!!" Sahut Sasya dalam suasana yang tiba tiba hening
"Ko Lo tau sih? Diem ya cukup kalian aja yang tau, gak bakal jadi juga, biar gue semangat ke sekolah aja, lagian dia juga temen TK gue ga mungkin gue sampe suka..!!!" Aurora terus meyakinkan teman temannya
Teman teman Aurora terus meledek dan berencana memberi tahu Rahel. Pengakuan Aurora membuat teman temannya selalu menjadikannya bahan guyonan jika Aurora sedang berdekatan dengan Rahel. Lama lama Aurora terbawa perasaan.
"Duhh, ko gue jadi degdegan gini ya setiap ketemu Rahel.. Duhh jangan sampee jangan sampeee......!!" fikiran Aurora terus berdialog
Setiap hari, di bangku deretan belakang Aurora sering mengarahkan lensa hitamnya ke arah bangku Rahel. Aurora mulai mencuri curi pandangannya.
"Kalo dipikir pikir dia cakep juga, udah tinggi pas banget sama badannya, apa pertemuan gue sama Rahel temen TK gue ini bukan cuma kebetulan? tapi...ini pertanda kali yaa..." Pikiran Aurora semakin tak terkontrol
Tingkah laku Aurora dan ledekan teman temannya mulai meyakinkan Rahel jika Aurora memang tertarik pada Rahel. Tugas tugas yang diberikan guru kebanyakan tugas kelompok yang membuat Aurora dan Rahel semakin sering bertemu dan lebih dekat.
Aurora dan teman temannya sering kerja kelompok di rumah Sasya. Kala itu, Aurora dan Sasya mendapat tugas pergi ke fotocopy untuk me _ngeprint_ makalahnya. Setibanya di tempat fotocopy, terlihat kumpulan awan sudah tak bisa membendung butiran butiran air lagi. Dan benar saja, Aurora dan Sasya terjebak di fotocopy. Hujan deras membuat mereka harus menunggu.
"Ra kayaknya ni ujan nya bakal lama deh, gimana kalo kita trobos aja? gue nanti tinggal ganti baju aja" Sasya mengajak pulang untuk melanjutkan kerja kelompok di rumahnya.
"Ayo boleh, pasti temen temen yang lain juga udah pada nungguin, hujan gini gak bakal bikin kuyup juga kayaknya" jawab Aurora.
Tanpa berfikir panjang Aurora dan Sasya pulang tanpa menggunakan jas hujan. Setibanya di rumah Sasya, Aurora terlihat bingung, yang difikirkan Aurora ternyata salah. Aurora kedinginan karena baju nya basah kuyup. Namun di sisi lain circle nya mempunyai misi untuk membuat Aurora dan Rahel semakin dekat.
"Sasya gue pinjem baju lu dong soalnya ini baju gue basah banget.." Aurora bertanya dengan suaranya yang gemetar kedinginan
"Ga ada Ra, gak ada yang muat deh kayaknya" Sasya menjawab sambil cengengesan
"Duh gimana ya, pasti yang lain juga ga pada bawa baju dua, masa sih di lemari Lo yang segede itu gak ada nyempil baju yang muat di gue???" Ucap Aurora yang mulai sudah tak tahan lagi menahan dinginnya angin luar
"Tuh pake Hoodie Rahel aja Ra, kayaknya ga dipake deh Hoodie nya, lagian dia udah pake kaos juga, bener gakk????..." Sasya bicara dengan nada yang keras, berharap di dengar teman temannya terutama Rahel.
" Apa sih Gak mau gue!!!!" Aurora menjawab dengan mukanya yang mulai salah tingkah
"Gapapa kali minjem sehari doang ya kan Rahel?, kasian tuh Aurora udah gak kuat kedinginan" Lensa hitam Sasya mengarah ke Arah Rahel.
"Iya boleh.." Jawab Rahel
"Gak usah percaya mereka Rahel, gue gak papa, gak usah!" Aurora mencoba menolaknya
"Gak papa pake aja Ra.." Rahel membujuk Aurora dengan sikapnya yang masih saja dingin
"Yaudah gue pinjem ya Hoodie nya, nanti gue balikin kalo udah gue cuci Hoodie nya!" Aurora menghampiri Rahel untuk mengambil Hoodie yang ada didekat Rahel.
Perasaan Aurora campur aduk dengan kejadian yang sama sekali tak pernah terbersit dalam pikiran Aurora. Sasya dan teman temannya semakin yakin jika Rahel juga mulai suka Aurora.
"Cieee ada yang udah mulai meleleh nih" Sahut
Anesia dan yang lainnya dihiasi tertawa guyonannya
Sepanjang kerja kelompok Aurora memakai Hoodie Rahel. Sepulang dari rumah Sasya, Aurora langsung masuk ke kamarnya dan berbaring membayangkan apa yang terjadi hari tadi.
"Omg mimpi apa gueeee pake Hoodienya Rahel, hmmmm....Rahel cuek banget kayak es batu bikin gue greget deh! Tapi... Cakep juga sih... dia tipe gue banget! apa gue coba ya siapa tau es batu itu bisa meleleh hahahaha... Ehhh Haduh mikir apa sih gue kelakuannya aja kaya gak suka cewe mana mau dia sama gue!!" Perasaan dan fikiran Aurora dipenuhi bayangan bayangan Rahel.
Malam itu, Aurora langsung menampakkan dirinya didepan kaca dan membidik dirinya yang sedang menggunakan Hoodie Rahel. Kejadian itu membuat Aurora semakin salah tingkah. Sikap es batu nya Rahel membuat Aurora terpana.
Hari demi hari berlalu, waktu menunjukkan Aurora dan teman teman yang lainnya harus menghadapi beberapa ujian praktek sebagai syarat kelulusan. Lagi lagi, Aurora dan circle nya se tim dengan geng cowo cowo disebelah bangkunya, termasuk Rahel. Mereka kembali mempersiapkan ujian praktek nya di rumah Sasya.
"Sorry Ra, Kayaknya gue ga bisa anter Lo pulang nanti, gimana ya?... Ohhh gue suruh Rahel aja ya buat nganterin Lo pulang, biar bareng bareng juga sama yang lain!!" Ucap Sasya
Rahel lewat tepat setelah obrolan mereka selesai
"Rahelll!!!!, Kalo Aurora pulang sama Lo boleh ga, soalnya gue gak bisa anter dia pulang hari ini, lagian rumah kalian se arah juga kan." Ucap Sasya sambil menghampiri Rahel
"Ayo, tapi lo mau Ra pulang sama gue?" Tanya Rahel sambil melirik Aurora
"Udah, gak usah ditanya dia pasti mau kok!" Ucap Sasya
Akhirnya Rahel pulang bareng Aurora. Sepanjang jalan, Aurora terus meyakinkan dirinya bahwa ini bukanlah mimpi. Namun, hingga sampai ke rumah Aurora, Meskipun berdekatan mereka tetap tak mau memulai sebuah dialog.
"Makasih ya Hel udah nganterin gue!" Ucap Aurora sebelum Rahel melanjutkan perjalanan menuju rumahnya.
"Iya sama - sama Ra!" Jawab Rahel
Tepat seminggu sebelum ujian praktek dimulai, muncul notifikasi dari handphone Aurora.
"Hai! ini aku Hiro salam kenal ya! aku dapet nomor kamu dari Linda, temen kamu yang paskibra itu!.." Pesan Hiro
"Hai! Iya ada apa Hiro?" Tanya Aurora yang mulai bingung mengapa Hiro tiba tiba mengirim pesan kepadanya
"Engga, aku mau kenal kamu aja gapapa kan? kata Linda kamu orangnya baik banget hehe, Oh iya kamu lagi apa Ra?" Rahel mencoba mencari topik pembicaraan
"Haduh Linda ini ada ada saja, jangan terlalu percaya dia kalo ngomongin kebaikan aku ya, aku biasa aja kok! Ehh... Ini Aku lagi ngerjain tugas.." Jawab Aurora
Aurora dan Hiro menjadi sering berkomunikasi lewat handphone saling bertukar cerita ataupun pengalaman. Ternyata Hiro adalah ketua Paskibra yang sedang mencari pacar. Hiro memiliki tubuh yang gagah dan suara yang lantang. Aurora seringkali membalas pesan dari Hiro singkat padat, perlakuan dingin Aurora membuat Hiro memutuskan untuk mundur lagi, karena perasaan Aurora tak bisa dibohongi, hatinya tetap untuk Rahel. Di sisi lain, Rahel juga sering menghubungi Aurora, Rahel semakin membuat Aurora tersipu dan salah tingkah.
Kedekatan Aurora dan Rahel membuat mereka menjadi saling ingin mengenal lebih jauh. Mereka menjadi sering bertukar pesan di handphone nya. Mulai membahas hal hal random yang terlewati.
Setelah berbagai ujian selesai, Aurora harus menerima kenyataan, pengumuman kelulusan menandakan perpisahan semakin dekat. Namun Rahel masih saja belum memberinya kepastian. Aurora masih berharap bisa mendapatkan Rahel. Di hari acara perpisahan, Aurora mempunyai ide untuk berfoto bersama Rahel untuk yang terakhir kalinya.
"Gue pengen foto bareng Rahel, buat kenang kenangan aja, meskipun ga dapet orang hehehe!" Sahut Aurora kepada teman temannya
"Hel, sini deh, itu Aurora pengen foto bareng Lo!" Teman Aurora mulai memanggil Rahel yang sedang berfoto bersama teman temannya
Kalimat yang dilontarkan teman teman Aurora membuat Rahel dan Aurora akhirnya bisa berfoto bareng. Foto itu membuat interaksi Aurora dan Rahel mengarahkan pembahasannya ke arah yang diinginkan Aurora.
"Ra, minta foto yang tadi dong boleh ga?" Rahel mengontek Aurora lewat nomor pribadinya
*Aurora mengirim foto
"Boleh gue post ga?" Tanya Aurora
"Boleh, nanti mention gue ya!" Jawab Rahel
"Eh gak jadi deh." Jawab Aurora
Kedekatan mereka semakin membuat teman temannya menjadikan mereka couple. Seminggu sebelum Aurora ulang tahun Rahel menyatakan perasaannya kepada Aurora lewat chat pribadinya.
"Ra, gue mau jujur." Pesan Rahel
"Apa?" Aurora menjawab penasaran tapi juga sudah ada feeling
"Gue suka sama Lo Ra, Lo mau ga jadi pacar gue?" Tanya Rahel.
Aurora sengaja membiarkan pesannya hingga malam tanpa membalasnya, karena Aurora takut pesan yang dikirimkan itu bahan bercandaan teman teman rahel. Namun, hingga malam pesan itu ada tanpa ditarik kembali. Aurora menjadi percaya bahwa yang mengirim pesan itu memang benar benar Rahel. Aurora sempat bingung dengan kenyataan itu hingga Aurora meminta saran kepada Sasya dan yang lainnya. Teman temannya nyaris shock mendengar hal itu karena Rahel adalah tipe orang yang kelihatannya tidak suka perempuan. Aurora meminta waktu 3 hari kepada Rahel untuk mempertimbangkannya.
"Hmm gue harus gimana ya? gue ga mau tapi gue mau...bingung deh gue tapi kan moment ini yang gue tungguin dari lama! apa gue coba terima aja kali ya kapan lagi coba bisa nyairin kulkas 2 pintu" berhari hari hati dan fikiran Aurora terus menggerutu.
"Ra, jadi gimana Lo mau ga? Ini udah 3 hari gue nungguin.." Tanya rahel.
"Boleh deh, gue mau jadi pacar Lo!" Jawab Aurora yang nyaris membuat jantungnya berdenyut kencang
"Bener nih, oke sekarang Lo pacar gue Ra!!" Rahel membalas pesan dari Aurora
Tanggal 8 Juli genap 1 bulan setelah kelulusan, Aurora berulang tahun. Namun, saat itu Aurora sedang pergi untuk berlibur. Sasya dan teman teman Aurora yang lain terus menghubungi Aurora dan menanyakan kapan Aurora akan pulang karena teman temannya akan mengajak Aurora untuk bermain.
Sepulang dari liburannya Aurora langsung menghubungi Sasya bahwa besok Aurora bisa ke rumah Sasya untuk bermain. Keesokan harinya Aurora dijemput Ranya untuk pergi ke Rumah Sasya. Setibanya Dirumah Sasya, Aurora langsung duduk namun Ia mendengar sesuatu tapi Ia tak terlalu memperdulikannya. Tak lama, datanglah Rahel dari arah dapur dengan membawa kue ulang tahun yang bertulisan 'Happy Birthday Cantik' dan membawa boneka Bear. Ternyata Teman teman Aurora sudah bersekongkol dengan Rahel untuk membuat surprise itu. Aurora benar benar tersipu malu dan tak menyangka Rahel memberikan surprise kepadanya karena selama ini Rahel hanya berani mengabarinya lewat chat pribadinya.
"Makasih ya, aku suka!" Aurora kembali mengabari Rahel lewat chat pribadinya. Hati Aurora berbunga bunga.
"Sama - sama Ra! " Rahel membalasnya dengan cepat
Mereka jarang bertemu, namun sering berkabar lewat chat. Tiba lah dimana Aurora harus melanjutkan pendidikannya ke Jenjang SMA. Aurora dan Rahel daftar ke sekolah yang sama dan jurusan yang sama.
"Haduh kenapa dia harus masuk IPS juga sih, gue ga mau sekelas sama dia, gue malu!!!" Sahut fikiran Aurora
Hati Aurora mulai tak karuan karena harus menerima kenyataan bahwa dirinya kembali se tim dengan Rahel pada masa Orientasi sekolah. Pembagian kelas pun tiba, nama Rahel sudah terpanggil duluan. Aurora sangat senang karena berbeda kelas dengan Rahel meskipun kelasnya masih bersebelahan. Mereka melewati masa masa putih abu bersama.
"Aku punya sesuatu nih mau gak? Tanya Rahel
"Apa???" Jawab Aurora
"Ini gelang buat kamu sini ambil ke depan kelas aku" Jawab Rahel
"Gak nyangka gue bisa lelehin si es batu itu omg" sahut hati Aurora yang semakin berbunga bunga.
*Aurora mengirim foto
"Ini aku post foto yang mana ya? aku Bingung bantu pilihin ya!" Chat Aurora
"Semua bagus, Cantik!" Jawab Rahel
"Lo udah gak gengsian lagi ternyata Hela wkwk." jawab Aurora
Nyatanya aku senang ketika banyak berbincang denganmu, siapa sangka warna warna indahku hadir bersamamu.
-Aurora
Setiap ada Event Aurora dan Rahel seringkali mengabadikan nya lewat potretan. Hal sederhana yang Rahel kasih untuk Aurora membuat rasanya menyelam lebih dalam lagi. Di sisi lain, Aurora sering menolak ajakan Rahel untuk pulang bersamanya, Aurora merasa malu jika dilihat oleh teman temannya karena teman temannya sering meledeknya. Setiap ada ujian Aurora dan Rahel selalu membandingkan nilai yang mereka dapat untuk menambah semangat belajar mereka. Dibalik itu, kalimat kalimat yang dikirimkan Rahel pada Aurora semakin menumbuhkan rasa. Aurora sangat suka jika Rahel sudah memakai kaos hitam atau putih dengan gaya rambutnya yang khas. Setiap Rahel olahraga Aurora selalu memandanginya dari jauh. Kisah putih abu mereka nyaris indah.
Namun, entah kenapa hari demi hari Rasa itu mulai memudar. Perlakuan Aurora ke Rahel semakin dingin, sikap Aurora yang berubah membuat Rahel merasa bosan. Tepat di bulan Januari, Rahel merasa hubungannya tak bisa lagi dilanjutkan, ego keduanya sudah tak terbendung.
"Kamu bosen ga sih kayak gini terus?" Tanya Aurora
"Jujur sih bosen, Ra" jawab Rahel
"Oh iya terus mau nya gimana?" Tanya balik Aurora
"Kamu mau nya gimana? Aku gamau mutusin duluan, sama kamu aja ya?" Rahel membalas chat Aurora
Aurora sempat kaget melihat balasan chat dari Rahel karena sebenarnya Aurora tak ada fikiran untuk memutuskan hubungannya namun pembahasan semakin menyudut.
"Ya kalo mau kamu aja, bilang aja, aku gak papa ko" balas Aurora
"Yaudah hubungan kita sampe disini aja ya, maafin aku kalo aku gak bisa jadi apa yang kamu inginkan!" Jawab Rahel
Malam itu, setelah membaca pesan yang dikirimkan Rahel Aurora langsung menatap kekosongannya, seketika air keluar dari ujung matanya, Aurora menangis dikamarnya. Tak pernah terbersit dalam fikiran Aurora kalimat itu akan keluar. Namun, Aurora berharap keputusan ini bisa menjadi jalan untuk merubah diri mereka menjadi lebih baik.
TAMAT
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar