Pembakaran hutan adalah kegiatan membakar hutan dengan sengaja, biasanya untuk membuka lahan pertanian atau perkebunan. Tujuan utamanya agar lahan cepat bersih dan siap ditanami. Namun, tindakan ini menimbulkan banyak dampak negatif.

Dampak utamanya bagi lingkungan adalah rusaknya ekosistem, meningkatnya polusi udara, dan berkurangnya kesuburan tanah. Asap tebal dari kebakaran hutan juga membahayakan kesehatan manusia, menyebabkan gangguan pernapasan, iritasi mata, dan penyakit lainnya.

Pembakaran hutan sering terjadi di Indonesia karena faktor ekonomi, lemahnya penegakan hukum, dan kebiasaan membuka lahan dengan cara cepat dan murah. Hal ini berhubungan dengan perubahan iklim global, karena asapnya melepaskan gas rumah kaca yang memperparah pemanasan bumi.

Untuk mencegahnya, pemerintah perlu memperketat pengawasan, memberi sanksi tegas, serta mengedukasi masyarakat tentang cara membuka lahan tanpa membakar. Masyarakat juga berperan penting dengan menjaga hutan, melapor bila ada kebakaran, dan ikut kegiatan pelestarian alam.

Jika hutan terus dibakar, keanekaragaman hayati akan hilang karena banyak hewan dan tumbuhan mati. Asapnya bisa menyeberang ke negara lain dan menyebabkan kabut asap lintas batas. Kebakaran hutan juga merugikan ekonomi karena mengganggu aktivitas masyarakat dan pariwisata.

Pelajar dapat berperan dalam kampanye penyelamatan hutan dengan menyebarkan informasi, ikut kegiatan penghijauan, dan menanamkan kesadaran lingkungan. Selain itu, pembakaran hutan menyebabkan krisis air bersih karena hutan yang rusak tidak lagi mampu menyimpan dan menyaring air.