Bab 2 : persahabatan yang dimulai saat saling kenal di sekolah.
Sore ini aku dan Vanya sedang mengerjakan tugas kelompok, saat di sekolah tadi.....sang guru menerangkan tugas dan memberikan pr untuk dikerjakan, kata guru“pr hari ini dikerjakan perklompok ya anak - anak absen 1 sama absen 2, dan seterusnya”lalu karna aku absen 22 dan Vanya absen 21 maka kami mengerjakan tugas klompok itu bersama - sama. Akhirnya tugas kelompok hari ini sudah selesai dan Vanya akan menginap dirumahku 1minggu dengan alasan bahwa rumah Vanya akan pindah disebelah kiri rumahku, kini aku sedang binggung apa yang akan dilakukan Ryan dan Raka! tidak banyak yang tau jika mereka itu tidak pandai matematika dan tidak mengerti sama sekali. Biasanya ia menjawab soal itu dengan permainan *cap cip cup kembang kuncup,,pilih mana yang mau di kuncup* dia sering melakukan itu karna tidak mau mencontek, yaa...walaupun beberapa jawaban benar sihh tapi sebenarnya ya salah!? seharusnya mereka menghitung dan belajar perkalian. Karna aku sangat binggung dengan perlakuan Ryan yang tak bisa menjawab pr, maka aku dan Vanya pergi ke rumah Ryan, "Lev, Levanya?" kataku memanggil Vanya. "Ya?ada apa?" tanyanya. "Ayo kita ke rumah Ryan?semalam aku membuat rangkaian penjelasan matematika yang akan kuberikan kepadanya agar mudah difahami" ujarku. "Apa kau tidak berbohong?mana mungkin Ryan mengerti, perkalian saja tidak paham?!" jawabnya penuh emosi.
"Begini,,kalau kita mengajarinya baik - baik maka ia akan mengerti Vanyaa" ucapku.
"Kau ini ck, ya sudah jika itu mau mu tapi jangan buat aku emosi loh, aku dan Ryan kan sering berkelahi" jawabnya. "Ahhh~ tenang saja" ucapku dengan tenang. Ryan dan Vanya memang musuh bebuyutan yang turun temurun dari buyut mereka, dulu buyut mereka sering berkelahi hingga saat detik - detik mau meninggal pun sempat - sempat nya berkelahi. Jadi itu turun - temurun hingga Vanya pun begitu, akhirnya tak lama kemudian kita sampai dirumah Ryan. Tok... Tok... Tok... "Ryann apakah kau dirumah?ini aku Naraa" teriakku memanggil Ryan. "Yaa sebentar kubuka pintunya" Ryan membuka pintu rumahnya. "Haii Ryan" sapa ku.
"Hy too Naraa senang bertemu denganmu, wahh kamu makin nambah umur makin cantik ya. Terakhir kita sekelas pas 1sd sekarang dikelas 5 kita sekelas lagi" ucapnya memujiku.
"Ahh kamu bisa aja, nih aku kasih rangkaian" jawabku sambil memberikan rangkaian itu. "Rangkaian apa nih?rangkaian cintamu?ya sudah masuklah tadi Raka sudah pulang katanya mau buat gelang" ujarnya. "Kamu ini tetep aja dari dulu suka gombal sana sini, ya udah aku masuk dulu ya" jawabku. "Duhh sore - sore kog panas begini, ini siang atau sore kog tiba - tiba panas ya" ucap Vanya yang tak tahan melihatku dan Ryan. "Ekmmm ciee kepanasan, yang digombalin aja bukan kamu kog. Cari perhatian yaa?" ledek Ryan pada Vanya.
"Anda jangan buat saya emosi loh atau saya tendang kakimu" jawab Vanya penuh emosi. *Vanya kalo marah serem juga ya* bisik Ryan kepadaku. "Sudah - sudah ayo kita masuk" seruku. "Gakk..gakk aku mau kerumahmu saja, tadi siang aku belum selesai nge kill" jawabnya sambil berjalan kerumahku.
Yaa begitulah Vanya memang gamers dia sering sekali loh double kill. Lalu aku masuk ke rumah Ryan dan....kata Ryan lebih baik ngobrol dikamarnya, tak lama kemudian aku dan Ryan sampai dikamarnya, "Naraa nih aku kasih gelang pertemanan buat kamu" kata Ryan sambil memberikanku gelang. "Makasih, wihh bagus bangett, ini kamu yang buat gelangnya?ada nama aku juga" jawabku sambil memakai gelang itu. "Iya aku yang buat, nih aku juga pake" ujarnya.
"Nahh sekarang kita bahas tugas kelompok, tapi jangan terlalu sore ya, soalnya kawasan sini kalo malem gelap dan aku ga berani" tambahku. "Gapapa nanti aku anterin kamu pulang" jawab Ryan sambil tertawa. "Awas aja kamu kalo ninggalin aku lagi kaya dulu" ujarku. "Engga kok, yaudah yuk kita bahas tugas kelompok" jawabnya.
Kini aku dan Ryan sedang membahas tugas dan materi dirumahnya. Vanya sedang main game dirumahku. Raka sedang membuat gelang untukku dan Vanya, walupun aku sudah mendapat gelang persahabatan dari Ryan aku hanya bisa menyimpan gelang buatan Raka dilaci kamarku. Sore ini Raka membuat 3 gelang tanpa ada nama kami disitu, "yes berhasil, aku harus cepat kerumah Naraa untuk memberikan gelang ini".
Raka bergegas menuju rumahku, Tok..Tok.. "holaa, ada orang?" Raka mengetuk pintu. "Iya Raka bentar" Vanya membuka pintu. "Nih aku tadi buat gelang buat kamu sama Naraa, ohya Naraa mana?kalo gaada nanti bilangin ke Naraa suruh pake ya" Raka memberikan gelang itu kepada Vanya. "Wihh bagus dan lucu banget aku pake yaa, wahh cocok bangett" jawabnya sambil memakai gelang itu. "Yaudah aku pulang dulu yaa" Raka melambaikan tangan dan pulang kerumah. Lalu Vanya pun melambaikan tangan kearah Raka dan menutup pintunya dan seterusnya ia memainkan game itu lagi. Semakin lama hari mulai gelap dan ini sudah jam 17.30, "Ryan aku pulang dulu ya, anterin aku lohh". "Sini - sini makan malam dulu" Ryan mengajakku ke meja makan.
Lalu kami pun makan malam bersama selamat makan~ ucapku pada keluarga Ryan, tak lama kemudian kami pun selesai makan dan akupun akan pulang kerumah. "Ryan aku pulang dulu ya, makasih makan malamnya" ucapku sambil membuka pintu. "Biar aku antarkan pulang saja" kata Ryan. "Tak perlu repot - repot, aku gak takut kok" tambahku. "Aku antarkan pulang saja" ujar Ryan sambil menggandeng tanganku. Beberapa memit berlalu aku sudah sampai dirumah, "aku masuk dulu ya Ryan" kataku sambil mengetuk pintu. "Okee, aku pulang dulu" jawab Ryan padaku. Tok.. Tok.. Tok.. aku mengetuk pintu rumahku, lalu Vanya pun membukakan pintu dan membantuku ganti baju. "Raa tadi Raka datang kerumah sambil membawakan gelang ini, gelangmu aku taruh dilaci ya, eh itu ditanganmu gelang apa?dari Ryan ya?!" Tanya Vanya.
"Oh iya ini gelang dari Ryan, pemberian gelang dari Raka kusimpan saja dilaci agar tidak hilang" tambahku. Vanya dan aku pun menghabiskan waktu untuk belajar pelajaran besok disekolah dan menata tempat tidur agar saat tidur tak perlu membereskannya lagi. Hari semakin pagi dan alarmku pun berbunyi kring..... Kring..... lalu aku pun mematikan alarmku dan membangunkan Vanya, setelah kami bangun tidur lalu kami pun bergegas mandi dan sarapan, tak lama kemudian kami cepat - cepat pergi kesekolah dikarenakan hampir terlambat. Akupun langsung saja masuk kelas dan mengumpulkan pr, "hai Ryan, pagi" sapaku padanya. "Pagi juga Naraa, tadi kenapa buru - buru?kesiangan ya?Vanya mah bangun siang mulu" kekeh nya meledek Vanya. "Hehh...apa yang kau bicarakan?!mau ku ikat ditiang sekolah atau naik atap hah?!" Emosi Vanya mulai menjadi. "Ehehehe, canda jangan ngamuk gitu, jadi jelek tapi dari dulu juga jelek sih" tingkah Ryan mulai menjadi. "Anda pikir anda tampan?tidak samsul!!anda juga sama - sama jelek" Vanya memulai pertengkaran. "Ishh udah deh jangan bertengkar lagi, sekarang kita kembali ke tempat duduk, ayo Ryan kita duduk dulu" ajakku. "Ayoo" balasnya. Dan pelajaran pun sudah dimulai..
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar