SINDIRAN KERAS BERBUAH KREATIVITAS

Oleh: Nabilah Annisa Maydina

Perkembangan zaman telah mengubah gaya hidup serta gaya berkomunikasi remaja zaman sekarang. Kebanyakan dari mereka menghabiskan waktu luangnya dengan bermedia sosial, sehingga kegiatan AKSARA mulai musnah dikalangan para remaja. Tidak seperti remaja lain yang memilih menghabiskan waktu luangnya dengan bermain gadget, aku memilih membaca serta menulis untuk mengisi waktu luang yang kumiliki. Saat tidak ada aktivitas yang dikerjakan, membaca sebuah buku atau menulis apa yang sedang kupikirkan lebih membuat diriku senang serta rasa keingintahuan akan dunia luar yang kian menggebu-gebu semakin membuatku yakin bahwa membaca dan menulis merupakan kegiatan yang tepat. Aku pikir semuanya akan berjalan dengan lancar dan baik-baik saja. Namun aku salah, ada saja komentar serta sindiran yang orang lain berikan.

Membaca dan menulis membutuhkan banyak ketenangan serta konsentrasi penuh sehingga aku harus menyendiri untuk dapat menuangkan sebuah ide dalam tulisan. Ada yang berkomentar baik terhadap apa yang aku kerjakan. Namun, tidak sedikit yang memandang dengan sebelah mata serta menganggap apa yang kulakukan tidak ada gunanya, dan hanya membuang-buang waktu saja. Tidak salah mereka mengatakan demikian, sebab mereka tidak pernah mengalaminya. Semakin lama kubiarkan sindiran demi sindiran keluar dari mulut mereka, malah semakin tajam sindiran yang mereka berikan. Membanding-bandingkan karyaku dengan karya orang lain yang lebih menarik untuk dibaca, menghina hasil tulisanku karena terkesan membosankan, dan masih banyak lagi sindiran keras yang mereka berikan.

Semua itu, semua sindiran yang mereka berikan akan ku ubah menjadi motivasi agar terus bangkit. Aku tidak peduli seberapa sering mereka merendahkanku, aku tetap akan menulis lebih banyak karya lagi, membuat mereka terkesan atas karya yang ku tulis. Tidak peduli berapa banyak rintangan yang akan kuhadapi kedepannya, aku akan terus melangkah maju.

Dari semua sindiran itu pula aku dapat memperbaiki dan menciptakan sebuah karya. Dimulai dengan mengikuti berbagai event lomba literasi seperti membuat cerpen, menulis puisi, hingga menulis artikel pun telah aku ikuti. Memang, tidak semuanya berhasil, namun aku selalu yakin bahwa kegagalan adalah awal dari keberhasilan yang sesungguhnya, karena tidak penting seberapa sering kita gagal, akan tetapi seberapa banyak usaha kita untuk bangkit kembali.

Semua usaha itu ternyata tidak sia-sia, dalam ajang lomba menulis sebuah artikel yang diadakan oleh MediaGuru dengan mengangkat tema “Kisah Inspiratifku Membaca Buku”, aku tuangkan seluruh ide serta pengalaman menarik yang kumiliki. Belajar dari pengalaman sebelumnya, serta dengan keinginan untuk membuktikan bahwa apa yang mereka semua ucapkan itu adalah sebuah kesalahn. Aku berhasil membuktikannya dengan menorehkan prestasi sebagai salah satu penulis terbaik dalam ajang lomba tersebut.

Dari sini dapat kita simpulkan bahwa tidak semua yang dikatakan orang lain terhadap kita itu benar adanya. Kita dapat mengubah apa yang orang lain katakana dengan berusaha semaksimal mungkin untuk meraih kesuksesan. Kegagalan yang pertama tidak akan kita sambut dengan kegagalan berikutnya. Kegagalan dan keberhasilan adalah bagian dari proses, dan bukan merupkan sebuah ujung. Kegagalan harus kita perbaiki, sedangkan keberhasilan harus kita kembangkan dan kita pertahankan.

BIODATA PENULIS

Nama : Nabilah Annisa Maydina

Tempat,Tgl Lahir : Jember, 13 Mei 2007

Sekolah : MTs Negeri 1 Jember

Alamat e-mail : **(censored)**

WA : **(censored)**