Mutiara Faiza Lukman

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Smart Girl in Smart School

Smart Girl in Smart School

Pukul 5 pagi Rara terbangun, Rara mendengar suara berisik di dapur. Dengan malas Rara melangkahkan kaki menuju dapur dan melhiat bunda sedang sibuk memasak untuk bekal dan sarapan.

“Hai sayang… Anak sholehah bunda sudah bangun” bunda menyapa Rara. “Ayo mandi dan terus shalat, Rara ga lupakan? ini hari pertama Rara masuk sekolah? “Kata bunda sambil tersenyum.

Rara tersenyum dan berjalan menuju meja makan “Bunda ngantar Rara kan bu?” tanya Rara sambil berharap. “Tentu saja sayang” jawab bunda penuh semangat. “Makanya ayo buruan, biar kita ga telat” kata bunda sambil terus memasak.

Hari ini adalah hari pertamana Rara masuk SD. Sekolah yang menjadi pilihannya sejak TK yaitu Smart School. Beberapa sekolah sudah Rara, ayah dan bunda survey, tapi begitu melihat smart school, hatinya langsung merasa nyaman, adem, pokoknya langsung klop.

“Sayang ayo cepat, nanti telat.” Kata bunda sambil memasukkan bekal ke dalam tas Rara.

“iya bun sebentar, Rara lagi pakai sepatu” Jawab Rara sambil buru-buru memasang sepatu satunya lagi.

Tak lama setelah itu Rara dan bunda masuk ke mobil dan berangkat menuju sekolah yang bernama Smart School.

“Rara udah siap? Hari ini semoga lancar ya sayang” Bunda melihat kearah Rara sambil tersenyum.

“Insyallah siap banget bunda, Rara gak sabar ketemu teman-teman baru.” Jawab Rara sambil melihat ke luar jendala mobil. Rara memandangi pohon yang berjejer rapi, rumput hijau dan asri di sepanjang jalan, indah banget pemandangan sepanjang jalan menuju sekolah Rara.

Sampai di parkiran sekolah Rara turun dan langsung mengambil tas di jok mobil. Rara memang bukan anak yang cengeng, setiap hari dirumah dia selalu mandiri, sudah biasa menyiapkan barang-barang bawaan sekolahya sendiri, sejak dari TK Rara jarang banget di tungguin bunda, Rara di antar dan di tinggal disekolah, tidak di tungguin, nanti bunda akan menjemput pas usai sekolah. Bunda dan ayahpun sepakat tidak memakai jasa pembantu dirumah, kalau bunda lagi repot, paling nyetrika aja yang diantar ke laundry, Rara, bunda dan ayah selalu bekerjasama mengerjakan pekerjaan rumah.

Sampai di loby, Rara dan bunda disambut ramah oleh ustadzah dan ustadz. Siswa girl disambut langsung oleh ustadzah, dan siswa boy langsung di sambut ustadz. Ustadzah membawa Rara ke ruang kelas, bunda langsung menuju ke kantor untuk urusan administrasi. Rara dan teman-teman di temani ustadzah berkeliling keseluruh penjuru sekolah, ke taman, perpusatakaan, ruang olahraga, ruang seni, laboratorium komputer, ruang tahfidz, ruang UKS, kantin sekolah, dan ruang lainnya. Rara sangat senang disekolah baru. Ketika bunda melihat Rara, ternyata sudah asik ngobrol dan main sama temannya. Rara memang anak yag ramah dan sangat mudah beradaptasi, dimanapun dia berada, biasanya dengan mudah mendapatkan teman ngobrol yang cocok.

Tidak terasa sudah 8 bulan Rara di smart School, Rara sudah memiliki banyak teman, bukan hanya bermain disekolah mereka juga sering jalan bareng ketika weekend, misalnya ke mall atau nonton bareng, tentu saja dengan ditemani orang tua. Teman Akrab Rara ada Mila, Cika, Aileen. Rara dan teman-temannya sangat aktif di sekolah, di semester satu Rara memperoleh nilai tertinggi dikelasnya. Disekolah Rara memang tidak ada yang namanya juara kelas. Semua anak adalah bintang, selain memperoleh penghargaan nialai akademik tertinggi, Rara juga memperoleh penghargaan sebagai anak yang supel dan suka membantu.

Rara, Mila dan Cika memilik hobi yang sama yaitu biola, kalau Aileen tidak suka biola, Aileen lebih memilih ekstrakurikuler robotik. Setiap hari jumat sore, Rara dan teman-teman latihan biola.

“Mila, Cika ayo.” Kata Rara sambil menaruh biola di atas meja yang ada di kelas latihan biola.

“iya bentar, ini lagi siapin biola untuk latihan nanti.” Jawab Mila sambil menyiapkan biolanya.

Cika teman Rarayang pendiam, dia tidak terlalu suka berbicara, dia lebih sering diam dan mendengarkan. Tapi dia kalau udah ngobrol seru banget. Kadang sampai panjang banget dan lama, ga berasa, tiba-tiiba udah sejam aja ngobrol… hehhee… dan Cika tu salah satu murid pintar matematika, kalau udah berhubungan dengan matematika, Cika jagonya.

“Ayo kita latihan.” Kata Cika. “Kita akan tampil satu bulan lagi, jadi kita harus latihan sungguh-sungguh” Cika memberi semangat.

“Bu Dina datang.” Ucap Mila sambil berlari mengambil biolanya. Bu Mila adalah guru biola kami.

“Rara ayo cepat.” ucap Mila sambil menarik tangan Rara” Ambil biolamu manis” katanya sambil setelah ngeledek.

“iya bentar ganteng, aku lagi nugguin Cika.” Ucap Rara ga kalah bercanda.

Mereka bertigapun langsung menuju lapangan untuk latihan biola, kali ini latihannya di lapangan, biasanya mereka latihan di gedung musik, tapi saat ini sedang dipakai oleh anak tari untuk latihan. Sekolah Rara sedang sibuk bersiap-siap megadakan acraa Smart School Big Assembly. Rara dan teman-teman akan tampil memainkan dua lagu dengan biola, selain tampil dengan biola, Rara juga kebagian peran drama. Drama seru berjudul Laskar Pelangi.

Hari ini pulang sekolah seperti biasa, Rara langsung salaman dan menyapa bunda, hari ini agak beda, karena ayah sudah duluan dirumah dibandingkan Rara. Bunda dan ayah sedang duduk di ruang tamu. Mereka sepertinya sedang berdiskusi.

“Assalamuaikum bunda, ayah, koq ayah dah pulang?” Rara menyapa dan mencium tangan ayah. Biasanya ayah Rara selalu pulang pukul 6 sore. Hari ini pukul 4.30 ayah sudah ada di rumah.

“Ayah ga kerja?” Rara penasaran. “Iya sayang, hari ini ayah kerja setengah hari, karena ada urusan yang harus ayah kerjakan” Ayah menarik tangan Rara dan meminta Rara duduk disebelahnya. “Ayo duduk disini” kata ayah sambil tersenyum.

“Gimana disekolah hari ini?” Tanya ayah.

“Hari ini latihan biola dan juga drama yah, seru banget, Nanti di drama, Rara akan pakai kostum, kebetulan Rara dapat kostum sapi…. Hehehe”

“Waaaah, seru banget kayanya, memang ceritanya tentang apa? Koq Rara bisa jadi sapi?” Tanya ayah penasaran.

“Yaaah, ini rahasia, nanti ga surprise lagi dong kalau Rara ceritakan” Jawab Rara sambil bersandar manja di samping ayah.

“Rara, ayah dan bunda mau bilang sama Rara, kalau ayah alhamdulillah dapat promosi, ayah akan jadi kepala bagian” Kata ayah sambil tersenyum, mengelus kepala Rara.

“Wah, Alhamdulillah ayah hebat” Rara melonjak kegirangan sambil langsung memeluk ayah.

“Kita rayakan donk yah, kita makan diluar ya yah” Rengek Rara.

“Inysallah, cuman untuk menjadi kepala bagian, ayah akan dikirim ke kantor cabang di kota lain”. Ayah melanjutkan penjelasannya.

“Maksudnya gimana tu yah?” Tanya Rara penasaran.

“Maksudnya, ayah tidak akan bekerja lagi di kantor ayah yang sekarang, ayah akan kerja di kantor cabang Riau” Jawab ayah. “Jadi kemungkinan kita semua akan pindah ke Riau, Rara ga apa apakan?” Tanya ayah pelan. Ayah khawatir membuat Rara kaget dan sedih.

Ternyata kekhawatiran ayah benar, wajah Rara langsung berubah, melongo dan tercenung. “Maksud ayah, apa Rara harus pindah sekolah? Dan Rara harus meinggalkan teman-teman dan ustadzah Rara?” Rara bertanya sedih.

Bunda langsung memeluk Rara. “Insyallah nanti disana Rara akan dapat teman yang baru, ustadzah baru yang pastinya baik-baik dan sayang sama Rara seperti ustadzah yang sekarag” Rara merasa sangat sedih, ga terasa air matanya mengalir deras, Rara langsung berlari ke kamarnya dan langsung mengunci pintu. Bunda dan ayah hanya bisa berpandangan sedih.

Sejak mendengar berita bahwa dirinya akan pindah, Rara menjadi sedikit pendiam disekolah, tidak semangat latihan untuk persembahan, teman-teman merasa heran, kenapa Rara yang dulunya super berisik tiba-tiba menjadi lebih pendiam.

Ayah Rara akan berangkat minggu depan ke Riau, ayah Rara berangkat dulu untuk memastikan lokasi dan kondisi disana, juga meyiapkan rumah dan keperluan lainnya untuk mereka nanti. Sementara Rara dan Bunda akan menyusul setelah Rara selesai pertunjukan big Asembly di sekolahnya.

Akhirnya hari yang paling ditakuti Rara tiba, hari keberangkatannya menuju Riau. Rara, ayah dan bunda hari ini berangkat menuju Riau menggunakan pesawat udara. Barang-barang dan semua mainan Rara sudah dikirim via expedisi khusus dan sudah duluan meluncur menuju Riau. Mereka benar-benar akan tinggal disana, Rara seakan masih tidak percaya, akalu dia harus meninggalkan sekolah yang sangat disayangi, teman-teman dan semua guru. Sementara di Riau ayah Rara sudah mencarikan tempat tinggal dan juga sekolah yang baru untuk Rara, sekolah yang tidak kalah bagusnya dengan Smart School, sekolah yang nyaman dan dengan fasilitas dan sistem pendidikan yang mirip dengan smart school. Rara sangat sedih karena harus berpisah dengan teman-temannya. Di hari Big Assmebly kemaren yang sekaligus merupakan hari perpisahan Rara dengan teman-teman dan ustadzah, Rara tidak kuat menaha kesedihannya, teman-teman Rara terkejut dan menangis begitu tau Rara akan pindah, termasuk juga ustadzah.

“Bintang kelas kita akan meninggalkan kita menuju kota impian” begitu ucapan perpisahan dari ustadzah ketika itu.

Rara tidak bisa berkata-kata, air matanya terus belinang, ucapan perpisahan dan kado kenangan dari teman-teman sampai hari keberangkatan Rara terus berdatangan. HP Rara dimatikan, Rara tidak sanggup membuka WA nya, karena tidak sanggup menahan sedihnya. Ibu dan ayah memaklumi dan berdoa “Semoga ditempat yang baru, Rara segera mendapat teman-teman yang baru, yang baik, yang membuatnya kembali bersemangat dan ceria seperti dulu”.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post