Muthiah Muthmainnah Shalihah

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Exchange Souls (Bab 3)

Exchange Souls (Bab 3)

Betukar jiwa

“Gyaaaaaaa!!!!!” teriakku, aku terbangun dari tidurku. Nafasku terengah-engah. Lalu seorang wanita cantik berlari masuk kedalam kamar “ada apa?? Kenapa??” tanya wanita cantik itu. “nggak, Cuma mimpi buruk,” “ fyuh.. jangan ngagetin gitu dong.. pagi-pagi bikin orang jantungan! Sudah, cepat siap-siap” wanita cantik itu lalu pergi.

Saat itu aku baru sadar kalau aku tidak bangun di kamarku. “Ini dimana? Apa aku diculik? Wanita tadi itu siapa?” monologku dalam hati. Tiba-tiba aku teringat akan mimpiku. Aku langsung berlari menuju cermin. aku pun tercengung di depan cermin. Aku benar-benar berada di tubuh Ellrae. “Apa jangan-jangan aku masih bermimpi? Iya ini pasti mimpi, mana ada orang bertukar jiwa..” Tiba-tiba sebuah barang jatuh mengenaiku. “Aduh..! sakit.... berarti bukan mimpi” aku memasang wajah cemberut. “Masih belum siap-siap?” wanita cantik itu kembali datang “ibu ada urusan penting, cepat siap-siap lalu kita berangkat” lanjut wanita itu. “Ternyata wanita itu adalah ibunya Ellrae, ibunya cantik sekali, nurun ke anaknya nih” pikirku.

Aku lalu bersiap untuk ke sekolah. Aku diantar ke sekolah dengan menaiki mobil milik ibunya Ellrae, “keluarga Ellrae orang kaya” pikirku. Sampai di sekolah aku masuk ke kelas dan duduk di bangku. “ Ellrae kamu ngapain? Itu kan tempat duduknya Olive” ucap Melly, “ah iya, salah, haha..” aku benar- benar lupa kalau aku sedang berada di tubuh Ellrae. Aku lalu pindah ke kursi Ellrae. Tak lama kemudian aku melihat tubuhku sendiri masuk ke dalam kelas. Ia kemudian duduk disebelahku. “Ini aku Ellrae” bisiknya. Tiba- tiba bel berbunyi, kami pun memulai pelajaran. Saat istirahat tiba, aku dan Ellrae bertemu di belakang sekolah, kami tidak bertemu di atap karena teman-temanku pasti berada di sana.

“Hei, apa kamu tahu mengapa kita bisa bertukar jiwa?” tanyaku.

“Aku tidak tahu, saat bangun tidur aku sudah berada di kamarmu” jawabnya.

“Haah..” kami menghela napas bersamaan.

“Kruyuuk” terdengar suara perut berbunyi. Ternyata suara itu berasal dariku, atau bisa dibilang dari tubuh Ellrae. “Kau lapar?” tanya Ellrae, “hehe.. iya, biasanya aku bawa bekal,” “oh iya bekal!” Ellrae lalu pergi meninggalkanku. Beberapa saat kemudian ia kembali sambil membawa kotak makan. “Ibumu yang membuatkan bekal ini” kata Ellrae “waah” ujarku. “Ayo makan bersama” ajak Ellrae, aku pun menyetujuinya dan kami makan bersama.

Satelah selesai makan kami kembali ke kelas. Kami sedikit membicarakan tentang apa yang akan kami lakukan sepulang sekolah. Kami sepakat akan bertemu di rumahku (rumah yang sekarang ditinggali Ellrae). Saat pulang sekolah aku tidak diantar menggunakan mobil milik ibunya Ellrae seperti saat berangkat, jadi aku pulang bersama Ellrae. Sampai di rumah Ellrae aku segera bersiap pergi ke rumahku. Aku sempat meminta izin pada ibunya Ellrae. Saat aku melihat wajah ibunya Ellrae, wajahnya seperti sedang kesal. “Mungkin ada masalah” pikirku.

Saat sampai dirumahku, aku melihat ibuku yang sedang berjualan. “Oh, temannya Olive ya? Masuk saja” “iya t-tante” rasanya aneh memanggil ibu sendiri dengan sebutan tante. Aku lalu masuk ke dalam rumah, di dalam sudah ada Olive yang menungguku. Kami kemudian masuk ke kamarku.

“Aah, kangen! Padahal baru sehari” ujarku.

“Haha, aku tidak terlalu kangen rumahku…”

“Oh ya? Kenapa” tanyaku peasaran.

“Tidak, tidak apa-apa” jawab Ellrae.

“Oh…”

“Hei! Saat kamu sampai rumah tidak terjadi apa-apa kan?” tanya Ellrae.

“Ti-tidak kok”

“Syukurlah”

“Memang kenapa?”

“Tidak apa-apa”

“Tidak apa-apa melulu” pikirku. “Olive, bantu ibu bentar!” terdengar ibu memanggil. Aku dan Ellrae lalu keluar menghampiri ibuku. “Aduh maaf ya, Olivenya pinjem dulu” kata ibu, “oh iya gak apa-apa” jawabku. Ellrae kemudian membantu ibu berjulan. Aku saat itu hanya melihat, rasanya ingin sekali membantu. “Boleh aku ikut membantu?” tanyaku “aduh masa tamu malah kerja” jawab ibu “tapi aku ingin sekali membantu, tolong biarkan aku membantu, tante” “kalo kamu maksasih gak apa-apa, toh tante terbantu juga, hoho.” Kemudian kami sama-sama berjualan. Sangat menyenangkan berjualan bersama, sampai tak terasa sudah jam 17:30. Karna sudah hampir malam, aku pun pulang.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post