Muharom munjidah

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Merindukan suasana yang seperti ini

Merindukan suasana yang seperti ini

PENGALAMAN BELAJAR DARING

LOMBA MENULIS CERPEN PERIODE MARET 2021

BAYANGAN RINDU

Oleh Muharom Munjidah

Angin berhembus lembut menerpa wajahku. Aku duduk termenung. Itu yang hanya bisa kulakukan malam itu. Kepalaku serasa pecah memikirkan tugas yang tiada ujung di satu sisi uang yang terbatas tuk membeli kuota internet . Selain sulitnya materi yang di berikan karena tiada penjelasan secara detail. Entahlah pelajaran jarak jauh ini banyak masalah terutama kuota internet , membuatku teringat masa-masa sekolah yang normal tanpa menggunakan komputer , gawai, dan sejenisnya.

Bayangan rindu mulai muncul dalam kalbu dan pikiranku. Mulai dari upacara bendera setiap hari Senin yang selalu kurindu. Aku mengingatnya karena hari itu kebetulan bersamaan dengan hari piketku sehingga membuat aku harus bangun lebih pagi dari hari-hari lainnya. Masih segar dalam ingatanku. Setiap kali hari Senin aku selalu bangun pukul 03.40 WIB. Kemudian aku mandi , salat Subuh , dan banyak hal yang harus aku lakukan secara rutin setiap pagi

Aku sangat rindu akan masa-masa belajar kelompok di sekolah. Suasana yang sangat menyenangkan. Suasana saat kami bercengkrama mengerjakan tugas sembari bergurau riang dengan teman-teman. Kondisi seperti itu menjadikan perasaan mengerjakan tugas cepat selesai. Saat itu kami tak pernah berpikir dampak tentang berkerumun dan berdekatan karena belum ada virus corona yang menghalangi.

Masih segar dalam ingatanku, setelah belajar kelompok di jam istirahat aku dan teman-teman di ruang kelas 8-E , menikmati makan bersama dengan saling mencicipin bekal yang kami bawa di kelas. Sungguh indah momen. Tanpa terasa juga hal itu sudah satu tahun aku tak melakukannya. Kini kami sudah di kelas sembilan dan sebentar lagi juga akan berpisah. Aku merasa sedih.

Aku masih merasakan kenyamanan dalam belajar di sekolah sebelum pandemi. Apalagi ketika pembelajaran bahasa Indonesia di perpustakaan. Sungguh suasana yang menyenangkan. Hal itu yang paling aku rindukan. Selain suasana ruang yang sejuk karena ber-AC. Aku dan teman-teman bisa duduk melingkar di lantai dengan meja persegi yang berada tetap di tengah. Kami belajar sambil selonjoran. Terkadang sambil tidur-tiduran dan lebih enaknya lagi guru kami, Bu Anik Zuroidah, selaku guru mata pelajaran bahasa Indonesia tidak mempermasalahkan hal itu. Menurut beliau selagi nyaman, menyenangkan, dan sopan, pembelajaran tetap bisa dilakukan dengan baik.

Aku juga masih teringat pada masa jam pelajaran olah raga di lapangan sekolah. Durasi 2 jam kuhabiskan dengan bermain bola voli bersama teman-teman ketika guru kita lagi berhalangan untuk mengajar. Selain bermain bola voli , kami juga bermain pasir-pasiran sambil berbagi cerita. Hal itu sungguh indahdan menyenangkan juga. Kebersamaan yang kulakukan bersama teman-teman tak ada bosannya. Terkadang saat jam pelajaran olah raga kami tidak ke luar kelas. Waktu tersebut kami gunakan untuk mengerjakan tugas kelompok supaya tidak terlalu banyak sehingga lapangan pun sepi tiada aktivitas.

Saya juga masih teringat sekali saat mengikuti Olimpiade MIPA di MAI ( Madrasah Aliyah Istimewa) Pacet bersama teman, ku Miyah dan Gadis. Saat iku kami mendapatkan bimbingan dari Pak Zainal dan Bu April. Saat dei Pacet aku mendapatkan banyak teman baru. Saat kegiatan, kami berada di kelas terpisah. Kami mengerjakan dalam waktu 2 jam.

Tak terasa waktu berlau dengan cepat , data informasi urutan peringkat sudah ditempel di Mading. Seketika itu semua orang mengerumuninya. Aku dan Miyah menunggu waktu yang tepat tuk melihat Mading. Setelah sepi, barulah aku mendekatinya, Terpampang dengan jelas, Gadis masuk urutan ke 11 dari 500 siswa. Aku berada di urutan ke 35. Aku hampir saja masuk final tapi sayangnya nilaiku dan beberapa siswa lain kebetulan sama jadi panitia hanya mengambil 22 siswa yang mengikuti final.

Aku sampai di rumah setelah magrib. Meski tak masuk final, aku senang bisa jalan- jalan dan mendapatkan uang saku dari sekolah. Aku bersyukur karena mempunyai pengalaman mengikuti Olimpiade.

Andaikan waktu dapat berputar kembali , akan kuputar waktu-waktu kebersamaan dengan teman-temanku. Sekarang aku sadar bahwa kesepian membuatku hampir kehilangan semangat sedangkan kebersamaan membuat hidupku menjadi bahagia. Tak terasa air mata membasahi wajah. Malam sudah mulai larut , waktu menunjukkan pukul 20.15 malam. Mataku mulai lelah. Semoga pandemi segera berakhir agar aku bisa bersua dan belajar bersama di sekolah tercinta.

Biodata penulis

Nama lengkap penulis cerpen di atas ialah Muharom Munjidah. Dia adalah siswi MTsN 5 Jombang. Dia lahir di Jombang Jawa Timur pada tanggal 18 Februari 2006. Emailnya ialah **(censored)**

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post